Kekayaan bukan jaminan kemuliaan di sisi Allah. Banyak orang terlena ketika Allah memberinya harta, lalu merasa lebih tinggi dari orang lain. Padahal, harta hanyalah titipan dan ujian. Dalam ceramahnya, Ustadz Muhammad Nurul Dzikri mengingatkan dengan tegas agar kita tidak sombong karena kekayaan, karena kesombongan akan mendatangkan kemurkaan Allah.
Harta: Ujian, Bukan Keutamaan
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu).”
(QS. At-Taghabun: 15)
Ayat ini menjelaskan bahwa harta bukanlah kemuliaan mutlak, melainkan cobaan. Allah ingin melihat, apakah hamba-Nya bersyukur atau malah berbangga diri dan sombong.
Dalam video ceramahnya, Ustadz Nurul Dzikri menekankan bahwa banyak orang yang menganggap hartanya adalah hasil jerih payah sendiri, lalu lupa bahwa semua itu berasal dari Allah.
Kisah Qarun: Contoh Orang yang Sombong karena Harta
Ustadz Nurul Dzikri membawakan kisah Qarun, salah satu orang kaya dari kaum Nabi Musa ‘alaihissalam. Allah SWT berfirman:
“Qarun berkata: ‘Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku.’…”
(QS. Al-Qashash: 78)
Karena kesombongannya, Allah membenamkan Qarun bersama seluruh hartanya ke dalam bumi. Ini menjadi pelajaran bahwa kesombongan atas kekayaan bisa menghancurkan pemiliknya, baik di dunia maupun di akhirat.
Isi Ceramah Ustadz Muhammad Nurul Dzikri: Waspada terhadap Kesombongan Terselubung
Dalam ceramahnya, beliau menjelaskan bentuk-bentuk kesombongan karena harta yang sering tidak disadari:
- Merasa lebih mulia dari orang lain yang miskin.
- Menunjukkan gaya hidup mewah untuk mendapatkan pujian.
- Tidak mau membantu atau memberi kepada yang membutuhkan.
- Menganggap kekayaan adalah bukti bahwa dirinya lebih disayang Allah.
Padahal, Nabi ﷺ bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.”
(HR. Muslim)
Hadis ini mengajarkan bahwa kesombongan sekecil apapun bisa menghalangi masuk surga. Maka, penting bagi setiap Muslim untuk menjaga hatinya dari merasa lebih baik hanya karena memiliki lebih banyak harta.
Sombong Menghapus Pahala
Ustadz Nurul Dzikri menjelaskan bahwa amal kebaikan bisa sia-sia jika dibarengi dengan kesombongan. Misalnya, seseorang yang bersedekah tapi selalu menyebut-nyebut sedekahnya atau merasa lebih baik dari yang dibantu, maka amal itu bisa terhapus.
Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)…”
(QS. Al-Baqarah: 264)
Hal ini menunjukkan bahwa niat yang sombong dan tidak ikhlas bisa merusak ibadah yang sejatinya baik.
Cara Menghindari Sifat Sombong karena Harta
Berikut beberapa kiat dari ceramah Ustadz Nurul Dzikri:
- Ingat bahwa harta adalah amanah. Kita tidak benar-benar memilikinya, melainkan hanya dititipi.
- Bersyukur dan tidak membandingkan. Lihat orang yang kurang mampu agar tidak mudah merasa hebat.
- Perbanyak sedekah secara diam-diam. Ini melatih keikhlasan dan menahan diri dari riya’ serta sombong.
- Rendahkan hati dalam setiap interaksi. Jangan merasa lebih baik dari orang lain hanya karena status ekonomi.
- Sibukkan diri dengan amal akhirat. Karena harta yang sebenarnya adalah yang kita infakkan di jalan Allah.
Harta Tidak Menjamin Derajat di Sisi Allah
Allah tidak melihat siapa yang paling kaya, tetapi siapa yang paling bertakwa. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa kalian dan harta kalian, tapi Dia melihat hati dan amal kalian.”
(HR. Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa kekayaan tidak otomatis membuat seseorang mulia. Justru banyak orang miskin yang derajatnya tinggi di sisi Allah karena ketakwaannya.
Penutup: Jadilah Hamba yang Bersyukur, Bukan yang Sombong
Harta bisa menjadi pintu menuju surga jika digunakan di jalan Allah, tapi bisa juga menjadi penyebab kehancuran jika membuat kita sombong. Sebagaimana disampaikan oleh Ustadz Muhammad Nurul Dzikri dalam ceramahnya, “Jangan pernah mengukur kemuliaan diri dengan harta, karena harta bisa lenyap, tapi kesombongan bisa membuat kita binasa.”