Rezeki adalah salah satu hal yang sering kali menjadi kekhawatiran manusia. Banyak yang terjebak dalam rasa cemas memikirkan apakah rezeki mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ustadz Johan Saputra Halim, M.H.I., dalam kajiannya, menegaskan bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk fokus pada usaha, tawakal, dan bersyukur, bukan tenggelam dalam kekhawatiran. Rezeki adalah ketetapan Allah yang telah dijamin bagi setiap makhluk-Nya.
Rezeki Sudah Dijamin oleh Allah
Salah satu prinsip utama dalam Islam adalah keyakinan bahwa Allah telah menjamin rezeki untuk setiap makhluk-Nya. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Dan tidak ada suatu makhluk pun yang bergerak di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya.” (QS. Hud: 6)
Ayat ini menegaskan bahwa manusia tidak perlu merasa cemas tentang rezeki karena Allah telah menetapkannya sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Kekhawatiran hanya akan mengurangi rasa syukur dan menyebabkan hati tidak tenang.
Rezeki Itu Dijemput dengan Usaha
Ustadz Johan mengingatkan bahwa rezeki tidak datang dengan sendirinya tanpa usaha. Dalam Islam, bekerja dan berikhtiar adalah bagian dari ibadah. Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah seseorang memakan makanan yang lebih baik daripada hasil kerja keras tangannya sendiri.” (HR. Bukhari)
Artinya, rezeki harus dijemput dengan usaha yang halal. Tidak hanya mencari nafkah, umat Islam juga diajarkan untuk bekerja dengan niat ikhlas dan menjauhkan diri dari cara-cara yang tidak diridhai Allah, seperti riba atau penipuan.
Jangan Iri dengan Rezeki Orang Lain
Salah satu penyebab hati tidak tenang adalah sifat iri terhadap rezeki orang lain. Padahal, setiap orang memiliki takdir rezekinya masing-masing. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain.” (QS. An-Nisa: 32)
Iri hati hanya akan menguras energi dan menimbulkan sifat negatif dalam diri. Ustadz Johan menjelaskan bahwa rasa iri seharusnya diganti dengan rasa syukur dan doa agar Allah memberikan keberkahan kepada rezeki yang kita miliki.
Tawakal Setelah Usaha
Selain usaha, tawakal atau berserah diri kepada Allah adalah kunci untuk meraih ketenangan hati. Rasulullah SAW bersabda:
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi)
Burung adalah contoh makhluk yang tidak pernah cemas tentang rezeki. Mereka pergi mencari makan setiap hari dengan usaha, tetapi sepenuhnya bergantung kepada Allah. Sikap ini seharusnya menjadi teladan bagi manusia.
Rezeki Bukan Hanya Harta
Ustadz Johan juga mengingatkan bahwa rezeki tidak selalu berbentuk materi. Banyak orang salah kaprah dengan menganggap kekayaan sebagai satu-satunya rezeki. Padahal, kesehatan, keluarga yang harmonis, ilmu yang bermanfaat, serta kesempatan untuk beribadah juga termasuk rezeki dari Allah.
Allah berfirman:
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya.” (QS. Ibrahim: 34)
Kesalahan manusia adalah sering kali hanya fokus pada rezeki materi dan melupakan rezeki non-materi yang sebenarnya jauh lebih bernilai.
Cara Menghadapi Kekhawatiran tentang Rezeki
Dalam kajiannya, Ustadz Johan memberikan beberapa panduan praktis bagi umat Islam untuk menghadapi kekhawatiran tentang rezeki:
1. Perbanyak Doa
Berdoa adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memohon keberkahan dalam rezeki. Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah SAW adalah:
“Ya Allah, cukupkanlah aku dengan rezeki yang halal dan jauhkan aku dari yang haram, serta perkayalah aku dengan karunia-Mu, sehingga aku tidak membutuhkan selain Engkau.”
2. Bersedekah
Sedekah adalah cara terbaik untuk membuka pintu rezeki. Rasulullah SAW bersabda:
“Harta tidak akan berkurang karena sedekah.” (HR. Muslim)
Sedekah tidak hanya mendatangkan keberkahan dalam harta, tetapi juga menenangkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah.
3. Syukur dalam Segala Keadaan
Syukur adalah kunci utama untuk mendapatkan tambahan rezeki. Allah berfirman:
“Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7)
Orang yang bersyukur akan selalu merasa cukup dengan apa yang dimilikinya, sehingga terhindar dari sifat serakah dan iri hati.
Kesimpulan
Rezeki adalah ketetapan Allah yang telah dijamin bagi setiap makhluk-Nya. Manusia tidak perlu tenggelam dalam kekhawatiran, melainkan harus fokus pada usaha, doa, dan tawakal. Dengan bersikap ikhlas dan bersyukur, rezeki yang dimiliki akan penuh keberkahan.
Ustadz Johan Saputra Halim menegaskan bahwa rezeki bukan untuk dipikirkan apalagi dirisaukan, melainkan dijemput dengan usaha yang halal dan tawakal kepada Allah. Dengan mengikuti panduan Islam, hati menjadi lebih tenang, dan hidup terasa lebih bermakna.