Manasik Umrah Part 1 : Cara Masuk Masjidil Haram Menuju Ka’bah

Menunaikan ibadah umrah adalah impian bagi setiap Muslim. Melaksanakan ibadah umrah membutuhkan persiapan fisik, mental, dan juga pengetahuan yang cukup agar dapat menjalankan setiap rukun dan sunnahnya dengan sempurna. Salah satu aspek penting dalam ibadah umrah adalah cara masuk Masjidil Haram dan tata cara menuju Ka’bah dengan adab dan tata krama yang sesuai syariat.

Ustadz Adi Hidayat memberikan panduan lengkap mengenai tata cara masuk Masjidil Haram menuju Ka’bah dalam video manasik umrah yang beliau sampaikan. Panduan ini sangat berguna bagi siapa saja yang ingin melaksanakan umrah dengan baik dan benar. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang tata cara memasuki Masjidil Haram dan menuju Ka’bah sesuai tuntunan Ustadz Adi Hidayat, lengkap dengan dalil dari Al-Qur’an dan Hadis.

Memahami Niat Umrah dan Keutamaan Memasuki Masjidil Haram

Sebelum memasuki Masjidil Haram, penting bagi jamaah untuk mengerti makna niat umrah dan keutamaan Masjidil Haram. Dalam Al-Qur’an, Masjidil Haram disebut sebagai tempat yang sangat mulia, yang Allah jaga sejak zaman Nabi Ibrahim AS. Allah berfirman:

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat beribadat manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” (QS. Ali Imran: 96)

Masjidil Haram menjadi pusat ibadah umat Islam dari seluruh dunia. Ustadz Adi Hidayat menekankan pentingnya menghadirkan niat dengan khusyuk dan ikhlas sebelum memasuki Masjidil Haram. Niat umrah harus diniatkan semata-mata untuk mencari ridha Allah dan melaksanakan ibadah dengan tulus.

Adab dan Doa Saat Memasuki Masjidil Haram

Memasuki Masjidil Haram bukanlah seperti memasuki masjid pada umumnya. Ada beberapa adab yang harus diperhatikan agar mendapatkan pahala yang sempurna dan menjaga kekhusyukan dalam ibadah.

  1. Masuk Melalui Pintu yang Utama (Jika Memungkinkan)

    Menurut Ustadz Adi Hidayat, jamaah disarankan untuk masuk melalui Bab As-Salam, yaitu pintu utama yang biasanya digunakan oleh jamaah yang ingin langsung menghadap Ka’bah. Hal ini dilakukan agar pandangan pertama yang kita dapatkan langsung menuju ke Ka’bah. Namun, jika tidak memungkinkan, jamaah tetap bisa masuk melalui pintu lainnya.

  2. Membaca Doa Masuk Masjid

    Ketika memasuki Masjidil Haram, bacalah doa masuk masjid yang umum dianjurkan dalam Islam, yaitu:

    “Bismillahi wassalatu wassalamu ‘ala Rasulillah, Allahumma iftah li abwaba rahmatik.”

    Artinya: “Dengan nama Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah, Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.”

  3. Masuk dengan Kaki Kanan Terlebih Dahulu

    Sebagai bentuk adab dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW, jamaah dianjurkan untuk masuk ke Masjidil Haram dengan mendahulukan kaki kanan. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan dalam hadis shahih bahwa beliau memulai segala hal yang baik dengan anggota tubuh kanan.

  4. Berdoa Saat Pertama Kali Melihat Ka’bah

    Menurut riwayat, Rasulullah SAW mengajarkan untuk membaca doa saat pertama kali melihat Ka’bah:

    “Allahumma zid hadzal bayta tasyrifan wa ta’ziman wa takriman wa mahabatan, wazid man syarrafahu wa karramahu mimman hajjahu awi’tamarahu tasyrifan wa takriman wa ta’ziman wa birran.”

    Artinya: “Ya Allah, tambahkanlah kemuliaan, keagungan, kehormatan, dan kewibawaan bagi rumah ini. Dan tambahkanlah kemuliaan, keagungan, kehormatan, dan kebaikan kepada orang-orang yang datang kepadanya untuk berhaji atau berumrah.”

  5. Menjaga Adab dan Suasana Khusyuk

    Masjidil Haram adalah tempat yang sangat dimuliakan. Oleh karena itu, jamaah diminta untuk menjaga sikap, suara, dan pandangan agar tidak mengganggu jamaah lain yang sedang beribadah. Hindari berbicara yang tidak perlu dan fokuskan niat untuk beribadah.

Panduan Menuju Ka’bah dan Melakukan Tawaf

Setelah memasuki Masjidil Haram, langkah selanjutnya adalah menuju Ka’bah untuk melaksanakan ibadah tawaf. Berikut adalah panduan menuju Ka’bah sesuai tuntunan yang disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat:

  1. Menuju ke Hajar Aswad sebagai Titik Awal

    Tawaf dimulai dari Hajar Aswad, batu hitam yang terletak di salah satu sudut Ka’bah. Menurut Ustadz Adi Hidayat, jika memungkinkan, jamaah disarankan untuk menyentuh atau mencium Hajar Aswad sebagai bentuk penghormatan, sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah SAW. Namun, jika tidak memungkinkan karena padatnya jamaah, cukup menghadap dan mengangkat tangan ke arah Hajar Aswad dengan mengucapkan:

    “Bismillahi Allahu Akbar.”

  2. Melaksanakan Tawaf Sebanyak Tujuh Putaran

    Tawaf dilakukan sebanyak tujuh putaran mengelilingi Ka’bah dengan posisi Ka’bah di sebelah kiri. Jamaah dianjurkan untuk berjalan dengan tenang dan penuh khusyuk, serta menghindari mendorong atau menyakiti jamaah lain. Setiap kali menghadap ke Hajar Aswad di awal putaran, jamaah disunnahkan mengucapkan takbir.

  3. Doa dan Dzikir Selama Tawaf

    Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa tidak ada doa khusus yang wajib dibaca selama tawaf, namun jamaah dianjurkan untuk memperbanyak doa, dzikir, atau istighfar sesuai dengan kebutuhan. Beberapa doa yang dapat dibaca adalah:

    • Doa untuk Kebaikan Dunia dan Akhirat: “Rabbana atina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqina ‘adhabannar.”
    • Dzikir: “Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar.”

    Setiap jamaah dianjurkan untuk memperbanyak doa yang berasal dari hati, terutama ketika berada di depan Multazam, yaitu area antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Tempat ini dipercaya sebagai tempat mustajab untuk berdoa.

  4. Menyelesaikan Tujuh Putaran dengan Penuh Khusyuk

    Setelah menyelesaikan tujuh putaran tawaf, jamaah disarankan untuk kembali mendekat ke Hajar Aswad (jika memungkinkan) untuk menutup tawaf dengan sentuhan atau takbir. Jika tidak memungkinkan, cukup melambaikan tangan ke arah Hajar Aswad dan mengucapkan “Bismillahi Allahu Akbar.”

Hikmah dari Tawaf dan Berada di Hadapan Ka’bah

Menurut Ustadz Adi Hidayat, tawaf adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat istimewa karena melambangkan keharmonisan antara manusia dan penciptanya. Ka’bah menjadi pusat peribadatan yang tidak pernah sepi, dan tawaf melambangkan kepasrahan penuh seorang hamba di hadapan Allah SWT. Beberapa hikmah dari tawaf di antaranya:

  • Menguatkan Tauhid: Ka’bah menjadi simbol utama tauhid, mengingatkan kita untuk selalu menyembah Allah dan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya.
  • Melatih Kesabaran dan Ketundukan: Tawaf dalam keramaian mengajarkan kita untuk bersabar, serta menjaga hati dan pikiran agar fokus kepada Allah.
  • Menciptakan Rasa Persaudaraan: Jamaah dari seluruh dunia berkumpul di satu tempat, memperlihatkan persaudaraan Islam yang kuat dan universal.

Ibadah umrah adalah kesempatan besar untuk mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah. Dengan mengikuti tata cara memasuki Masjidil Haram dan mendekat ke Ka’bah sesuai tuntunan yang diajarkan oleh Ustadz Adi Hidayat, jamaah dapat melaksanakan ibadah umrah dengan lebih baik. Persiapkan diri dengan niat yang tulus, menjaga adab, dan memperbanyak doa agar ibadah umrah menjadi ibadah yang diterima dan penuh berkah. Semoga setiap langkah yang kita tempuh dalam umrah membawa kita lebih dekat kepada Allah dan menjadi sarana penghapus dosa. Aamiin.