Agama Islam – Sepeninggal Rasulullah SAW, keempat sahabatnya yang diberi gelar khulafaur rasyidin menjadi sosok penting di balik Kisah Inspiratif Para Sahabat Nabi dalam Mengembangkan Islam. Pasalnya, keempatnya menjadi pemimpin yang menggantikan sosok Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin umat Islam.
Khulafaur rasyidin sendiri merupakan julukan bagi empat sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah. Baik itu ketika ia sedang berdakwah, mendampingi Rasulullah SAW dalam menyebarkan ajaran Islam, hingga melindunginya dari serangan fisik maupun fitnah kaum musyrik.
Keempat khulafaur rasyidin adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Berikut adalah rangkuman sosok inspiratif masing-masing khulafaur rasyidin yang patut diteladani. Bagaimanapun, mereka bisa dibilang sebagai tolak ukur Kepemimpinan dalam Islam, Model dari Sunnah dan Sejarah setelah Rasulullah SAW tiada.
Abu Bakar Ash-Shiddiq
Memiliki nama lengkap Abdullah Abi Quhafah At-Tamimi, sosok yang lahir di tahun 573 M ini termasuk salah satu pria yang pertama kali memeluk agama Islam. Hal tersebut dicerminkan dalam namanya, Abu Bakar yang berarti pelopor pagi hari. Sedang nama Ash-Shiddiq diberikan karena ia selalu membenarkan seluruh ajaran Rasulullah SAW.
Abu Bakar Ash-Shiddiq terpilih sebagai khalifah atau pemimpin umat Islam usai wafatnya Rasulullah berdasarkan usulan dari kaum Anshar dan Muhajirin. Artinya, ia juga merupakan khalifah yang pertama. Masa kepemimpinannya berlangsung selama dua tahun.
Sepanjang memimpin, Abu Bakar Ash-Shiddiq menghadapi berbagai masalah seperti kemunculan kelompok murtad, nabi palsu, dan pembangkang zakat. Usai berdiskusi dengan sahabat-sahabat yang lain, ia pun memutuskan memerangi kelompok-kelompok murtad tersebut.
Meski sempat melakukan ekspansi ke utara untuk menghadapi Romawi dan Persia, sayangnya ekspansi tersebut masih berlangsung ketika Abu Bakar Ash-Shiddiq wafat pada tahun 634 M.
Umar bin Khattab
Sosok Umar bin Khattab terkenal akan karakteristiknya yang pemberani dan berwatak keras, namun memiliki tutur bahasa yang fasih dan halus. Perhatian dan tanggung jawabnya yang luar biasa selama menjadi khalifah menggantikan Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadi alasan mengapa sosoknya begitu dicintai rakyat.
Bahkan, sudah jadi hal lumrah bagi Umar bin Khattab untuk langsung terjun ke tengah masyarakat sendirian untuk melakukan pengawasan. Jadi sebelum istilah blusukan jadi tren di Indonesia, Umar bin Khattab telah rutin melakukannya tanpa harus diminta maupun tanpa ada kepentingan apapun selain untuk melihat secara langsung kondisi masyarakat.
Umar bin Khattab juga terkenal akan kebijaksanaan dan kejernihan pikirannya. Hal itulah yang membuatnya makin disegani. Bahkan, kaum Quraisy menjulukinya sebagai Singa Padang Pasir. Selain itu, ia juga dijuluki Abu Faiz lantaran kecepatan dan kecerdasan berpikirnya.
Selama Umar bin Khattab menjadi khalifah, ia berhasil membawa kaum Islam menguasai Mesopotamia, sebagian Persia, Mesir, Syria, Palestina, Afrika Utara, hingga Kekaisaran Byzantium. Bahkan, Romawi dan Persia yang merupakan peradaban terbesar pada masa itu pun berhasil ditaklukkannya.
Selain itu, salah satu bentuk peninggalan dari masa kekhalifahan Umar bin Khattab adalah perhitungan penanggalan Islam yang dilakukan dari peristiwa hijrah. Maka dari itu, lahirlah kalender Hijriah sebagai penanggalan Islam yang masih dikenal dan digunakan sampai sekarang.
Tak hanya itu saja, ia juga memerintahkan pendirian masjid di setiap wilayah dan kota yang berhasil ditaklukkan kepada para panglimanya. Masing-masing masjid tersebut menjadi pusat pendidikan. Sampai akhir masa kepemimpinannya sebagai khalifah dan hingga penghujung usianya, ajaran Islam telah tersebar hingga seluruh Semenanjung Arab.
Usman bin Affan
Setelah Umar bin Khattab wafat karena dibunuh oleh Abu Lukluk, Usman bin Affan pun terpilih sebagai khalifah ketiga. Setiap kali peperangan pecah, Usman bin Affan selalu hadir mendampingi Rasulullah SAW. Satu-satunya perang di mana ia tidak bisa menemani Rasulullah adalah Perang Badar karena ia harus menjaga istrinya yang tengah jatuh sakit.
Sosok Usman bin Affan terkenal akan kedermawanannya. Salah satu buktinya ada dalam kisahnya kala membeli sumber mata air dari seorang Yahudi, dan air tersebut lantas ia sedekahkan kepada seluruh umat Islam kala terjadi musibah kesusahan air yang melanda Madinah.
Masa pemerintahan Usman bin Affan berlangsung sejak tahun 644 M sampai dengan 656 M. Artinya, ia menjadi khalifah dengan masa pemerintahan terlama dibandingkan kekhalifahan di bawah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab.
Selama menjabat sebagai khalifah, Usman bin Affan menugaskan Zaid bin Tsabid, Abdurrahman bin Harits, Abdullah bin Zubair, dan Sa’id ibn Ash untuk kembali menyalin ayat-ayat Al-Quran yang berasal dari lembaran-lembaran naskah Abu Bakar agar bisa jadi mushaf yang sempurna.
Seiring dengan berjalannya waktu, seluruh ayat Al-Quran akhirnya bisa terhimpun dalam satu mushaf, yang selanjutnya dikenal dengan nama Mushaf Usmani. Tak hanya sampai di situ saja, pada masa kekhalifahan Usman pun terdapat penyeragaman cara membaca Al-Quran dengan upaya penyusunan seluruh ayat ke dalam satu mushaf tersebut, yang merupakan salah Kisah Inspiratif Para Sahabat Nabi dalam Mengembangkan Islam paling berpengaruh hingga saat ini.
Baca juga: Islam dan Ilmu Pengetahuan: Kontribusi Peradaban Muslim
Ali bin Abi Thalib
Sosok khulafaur rasyidin yang keempat adalah Ali bin Abi Thalib. Ali bin Abi Thalib merupakan sepupu Rasulullah SAW dan anak dari sang paman, Abu Thalib. Sejak kecil, Ali bin Abi Thalib telah mendapatkan pendidikan di dalam rumah tangga Nabi Muhammad SAW. Ia bahkan merupakan salah satu orang yang pertama kali memeluk agama Islam, terutama dari kalangan anak-anak.
Sosok Abu Thalib sendiri sangat terkenal dalam sejarah kehidupan Rasulullah SAW. Pasalnya, Abu Thalib sangat menyayangi keponakannya tersebut dan bahkan selalu membela Rasulullah, termasuk ketika ia mendapatkan fitnah dari kaum Quraisy di awal-awal penyebaran Islam. Untuk membalas jasanya, Nabi Muhammad SAW pun ganti merawat Ali.
Serupa dengan Usman bin Affan, sosok Ali bin Abi Thalib pun senantiasa berada di sisi Nabi Muhammad SAW saat peperangan. Pengecualian terjadi ketika Perang Tabuk pecah. Pasalnya, ia mendapatkan perintah langsung untuk menjaga Kota Madinah.
Berkat posisinya yang sangat dekat dengan Rasulullah, ditambah dengan kepintarannya, Ali bin Abi Thalib pun jadi salah satu sosok yang paling banyak meriwayatkan hadits Nabi. Tak hanya itu saja, kecerdasannya juga membuat ia sering diintai pendapat bahkan oleh ketiga khalifah sebelumnya untuk memecahkan suatu masalah.
Selain pintar, Ali bin Abi Thalib turut dikenal sebagai sosok dan khalifah yang dermawan. Padahal, ia tidak sekaya Abu Bakar Ash-Shiddiq maupun Usman bin Affan. Meski demikian, ia memiliki kelembutan hati dan kedermawanan yang membuatnya selalu mengutamakan santunan bagi kaum fakir dan miskin.
Seperti itu rangkuman Kisah Inspiratif Para Sahabat Nabi dalam Mengembangkan Islam, terutama dari kalangan khulafaur rasyidin. Keempat sosok di atas merupakan sosok-sosok yang sangat dipercayai oleh Nabi Muhammad SAW sehingga mendapatkan tempat mulia dan menjadi khalifah untuk memimpin umat Islam.