Istri Melakukan KDRT? Kisah Inspiratif dari Surah Yusuf. Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) menjadi isu sosial yang serius dan sangat mengkhawatirkan. Di tengah fenomena ini, banyak yang merasa kehilangan arah dalam mencari jalan keluar dari permasalahan rumah tangga. Salah satu kisah yang sangat relevan dan penuh hikmah yang diajarkan dalam Al-Qur’an adalah kisah Nabi Yusuf AS. Kisah beliau dalam Surah Yusuf menjadi pelajaran penting tentang sabar, keimanan, dan keteguhan hati dalam menghadapi cobaan hidup, termasuk ketika ada pihak dalam rumah tangga yang berbuat salah.

Dalam ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat mengaitkan kisah Nabi Yusuf AS dengan konteks kehidupan modern, terutama dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan KDRT, baik secara fisik maupun psikologis. Melalui Surah Yusuf, kita belajar bagaimana Nabi Yusuf AS yang teruji dengan ujian berat tetap menjaga integritasnya dan menunjukkan keteguhan hati. Artikel ini akan mengulas kisah Nabi Yusuf AS, hikmah yang terkandung dalam Surah Yusuf, dan bagaimana nilai-nilai ini bisa diterapkan dalam menghadapi permasalahan rumah tangga masa kini.

1. Kisah Yusuf AS dan Fitnah dari Zulaikha

Surah Yusuf menceritakan kisah Nabi Yusuf AS yang menjadi korban fitnah dari istri majikannya, Zulaikha. Zulaikha, yang pada awalnya menginginkan Yusuf untuk bersamanya, melakukan tindakan yang sangat mencoreng kehormatan, berusaha menggoda Yusuf agar melakukan perbuatan keji. Namun, Yusuf menolak dengan tegas.

Allah berfirman dalam Surah Yusuf ayat 23:

“Dan wanita yang dia (Yusuf) berada di rumahnya, menggoda dirinya untuk (berbuat) keji. Dan wanita itu menutup pintu-pintu dan berkata, ‘Marilah ke sini.’ Yusuf berkata, ‘Aku berlindung kepada Allah! Sesungguhnya dia adalah tuanku yang telah memperlakukan aku dengan baik.'” (Q.S. Yusuf: 23)

Namun, Zulaikha tidak menerima penolakan Yusuf dan berusaha memfitnahnya dengan tuduhan bahwa Yusuf yang mencoba menggoda dirinya. Dalam Surah Yusuf ayat 25, Allah mengungkapkan:

“Maka mereka berdua berlari menuju pintu dan wanita itu merobek baju Yusuf dari belakang, dan keduanya bertemu dengan suami wanita itu di dekat pintu. Dia (wanita itu) berkata, ‘Apa balasan orang yang berbuat jahat terhadap keluargamu, kecuali dipenjarakan atau mendapat siksa yang pedih?'” (Q.S. Yusuf: 25)

Zulaikha melakukan fitnah untuk melindungi dirinya dan membalas penolakan Yusuf. Dalam hal ini, kita bisa melihat bagaimana seorang istri yang mencoba merusak kehormatan dan martabat seseorang dalam rumah tangga bisa membawa dampak besar. Meski begitu, Nabi Yusuf AS tetap tabah dan tidak membalas keburukan dengan keburukan.

2. Pelajaran dari Kesabaran Nabi Yusuf

Apa yang dapat kita petik dari kisah ini adalah pentingnya menjaga integritas dan kesabaran dalam menghadapi ujian. Dalam kasus KDRT, baik itu fisik maupun psikologis, seringkali kita merasa terpojok dan tidak tahu harus berbuat apa. Namun, seperti yang diajarkan oleh Nabi Yusuf, kita harus tetap menjaga akhlak dan tidak membalas keburukan dengan keburukan. Kesabaran adalah kunci dalam menghadapinya.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa Allah menguji hamba-Nya dengan berbagai cara, dan salah satunya adalah melalui hubungan rumah tangga. Bahkan jika seorang istri melakukan perbuatan yang tidak semestinya, kita harus menjaga sikap dan tidak jatuh ke dalam keburukan yang lebih besar. Ingatlah bahwa Allah bersama orang-orang yang sabar.

3. Menghadapi Istri yang Melakukan Kekerasan (KDRT)

Jika kita melihat kisah Yusuf AS, meskipun beliau menjadi korban fitnah dan didorong untuk melakukan perbuatan tercela, beliau memilih untuk menjaga martabat dan tidak membalas dengan kekerasan. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak masalah rumah tangga yang berujung pada kekerasan, baik itu fisik maupun verbal. Ada kalanya dalam hubungan suami istri, seorang suami atau istri merasa tertekan dan akhirnya berbuat salah, termasuk melakukan kekerasan.

Namun, prinsip yang diajarkan dalam kisah Surah Yusuf adalah untuk selalu berusaha menghindari kekerasan. Nabi Yusuf AS menolak godaan dan memilih untuk berdoa kepada Allah, memohon agar diberikan jalan keluar. Ini adalah contoh bagaimana kita harus menghadapi setiap ujian dengan kesabaran dan doa kepada Allah SWT.

Dalam Surah Yusuf, ketika Nabi Yusuf AS dijebak oleh Zulaikha, ia berdoa agar Allah melindunginya dari godaan tersebut:

“Ya Tuhanku, penjara itu lebih aku sukai daripada apa yang mereka serukan kepadaku.” (Q.S. Yusuf: 33)

Nabi Yusuf AS memilih untuk berada dalam penjara daripada berbuat dosa. Ini adalah bukti bahwa dalam menghadapi godaan atau kekerasan dalam rumah tangga, kita harus memilih jalan yang benar meski itu terasa sulit.

4. Peran Suami dalam Menghadapi KDRT

Suami yang berada dalam situasi seperti ini, di mana istri mungkin melakukan tindakan kekerasan, harus tetap mengingat bahwa kekerasan bukanlah solusi. Al-Qur’an mengajarkan untuk selalu menghormati pasangan dan mengatasi permasalahan dengan cara yang baik.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap istrinya.” (HR. Tirmidzi)

Suami yang baik adalah mereka yang mampu memberikan kasih sayang, mengerti, dan membantu istrinya dalam menghadapi kesulitan hidup, bukan dengan cara kekerasan. Jika seorang istri melakukan KDRT, suami harus mencari solusi yang terbaik, termasuk berkonsultasi dengan ahli atau mengambil langkah yang bijaksana sesuai ajaran Islam.

5. Peran Istri dalam Menghadapi Ujian Rumah Tangga

Istri yang menghadapi masalah rumah tangga juga perlu mengikuti ajaran Islam dalam menghadapi ujian. Dalam Surah At-Tahrim ayat 6, Allah berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (Q.S. At-Tahrim: 6)

Istri yang baik adalah mereka yang menjaga keluarga, menjaga kehormatan, dan menjaga hubungan rumah tangga dengan kasih sayang. Jika ada masalah atau perbedaan, hendaknya diselesaikan dengan cara yang penuh kesabaran dan saling memahami.

Kisah Nabi Yusuf AS adalah teladan besar dalam menghadapi fitnah dan kekerasan dalam rumah tangga. Meski beliau menjadi korban, beliau tetap memilih jalan yang benar, menjaga martabat dan kesabaran. Dalam menghadapi masalah seperti KDRT, baik suami maupun istri harus menjaga akhlak, mencari jalan keluar dengan sabar, dan selalu berdoa kepada Allah agar diberi petunjuk. Jangan sekali-kali membalas keburukan dengan keburukan, karena hanya dengan kesabaran dan keteguhan hati kita bisa melewati ujian tersebut.