Cara Menghadapi Orang Tua yang Keras Memikirkan Dunia

Setiap anak memiliki kewajiban untuk berbakti kepada orang tua. Namun, tantangan sering muncul ketika orang tua memiliki pandangan atau sikap yang terlalu fokus pada urusan duniawi, seperti harta, karier, atau status sosial. Ustadz Adi Hidayat memberikan panduan berbasis Al-Qur’an dan hadis tentang bagaimana anak dapat menghadapi situasi ini dengan bijak dan tetap menghormati orang tua.

Kewajiban Berbakti kepada Orang Tua dalam Islam

Islam menempatkan kedudukan orang tua pada posisi yang sangat mulia. Dalam QS. Al-Isra: 23-24, Allah SWT berfirman:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’, dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.”

Ayat ini menegaskan bahwa meskipun orang tua memiliki pandangan yang berbeda, kewajiban anak adalah tetap memperlakukan mereka dengan penuh kasih sayang dan hormat.

Menghadapi Orang Tua yang Keras Memikirkan Dunia

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan beberapa langkah strategis yang dapat diambil seorang anak untuk menghadapi orang tua yang terlalu fokus pada hal-hal duniawi:

  1. Tetap Hormat dan Sabar
    Sikap sabar menjadi kunci utama. Rasulullah SAW bersabda:

“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.”
(HR. Tirmidzi)

Ketika orang tua memiliki pandangan yang berbeda, anak tetap harus menunjukkan rasa hormat dan tidak menunjukkan sikap melawan atau membantah secara kasar.

  1. Sampaikan Kebaikan dengan Bijaksana
    Dalam QS. An-Nahl: 125, Allah SWT berfirman:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.”

Ajaklah orang tua untuk melihat nilai-nilai akhirat dengan cara yang halus dan penuh hikmah. Hindari debat yang memancing emosi, melainkan gunakan contoh-contoh nyata dari kehidupan sehari-hari yang dapat mereka pahami.

  1. Jadi Teladan yang Baik
    Tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata. Tunjukkan melalui sikap dan perbuatan bahwa kebahagiaan sejati bukan hanya tentang mengejar dunia, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah. Misalnya, tunjukkan kesungguhan dalam ibadah, kejujuran dalam pekerjaan, dan sikap sederhana dalam menjalani kehidupan.
  2. Perbanyak Doa untuk Orang Tua
    Doa adalah senjata paling ampuh. Rasulullah SAW bersabda:

“Doa seorang anak untuk kedua orang tuanya termasuk dari amal yang tidak terputus setelah mereka meninggal.”
(HR. Muslim)

Mintalah kepada Allah agar melembutkan hati orang tua dan memberikan mereka pemahaman tentang pentingnya keseimbangan antara dunia dan akhirat.

  1. Berikan Pendidikan Agama secara Perlahan
    Jika memungkinkan, berikan materi-materi agama atau ajak mereka menghadiri kajian keislaman. Namun, lakukan ini tanpa paksaan agar tidak menimbulkan konflik.

Mengapa Orang Tua Bisa Terlalu Fokus pada Dunia?

Menurut Ustadz Adi Hidayat, ada beberapa alasan mengapa sebagian orang tua terlalu keras memikirkan dunia:

  1. Khawatir akan Masa Depan Anak
    Banyak orang tua merasa bahwa keberhasilan duniawi anak adalah tanggung jawab mereka, sehingga mereka fokus mengejar materi untuk menjamin masa depan keluarga.
  2. Kurangnya Pemahaman tentang Nilai Akhirat
    Ketika pemahaman agama belum mendalam, seseorang cenderung menilai keberhasilan hanya dari sisi duniawi.
  3. Pengaruh Lingkungan atau Pengalaman Hidup
    Lingkungan yang materialistis atau pengalaman hidup yang penuh perjuangan sering kali membentuk pola pikir yang lebih terfokus pada harta benda.

Menjaga Keseimbangan Antara Dunia dan Akhirat

Islam mengajarkan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Dalam QS. Al-Qashash: 77, Allah SWT berfirman:

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia…”

Ayat ini mengajarkan bahwa meskipun dunia penting, tujuan utama tetaplah akhirat. Sebagai anak, kita dapat membantu orang tua memahami hal ini dengan mengedepankan sikap yang penuh kasih dan hikmah.

Menghadapi orang tua yang terlalu fokus pada dunia membutuhkan kesabaran, hikmah, dan doa yang terus-menerus. Ustadz Adi Hidayat menekankan pentingnya menjaga adab dalam berkomunikasi dengan orang tua, bahkan ketika ada perbedaan pandangan. Dengan tetap menunjukkan kasih sayang, memberikan contoh baik, dan memperbanyak doa, insya Allah hati orang tua akan terbuka untuk memahami keseimbangan antara dunia dan akhirat.