Seri Ketiga Tafsir Surah: Taha Ayat 114

Dalam seri tasfir Al-Qur’an yang ketiga kita akan membahas tentang Surah Taha ayat 114. Surah Taha adalah salah satu surah dalam Al-Qur’an yang mengandung banyak hikmah dan petunjuk bagi umat Islam. Salah satu ayat yang sangat penting dalam surah ini adalah ayat 114, yang memberikan penekanan pada pentingnya ilmu dan adab dalam mempelajarinya. Dalam artikel ini, kita akan membahas tafsir Surah Taha Ayat 114 menurut Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, seorang ulama dan mufassir terkenal dalam dunia Islam.

Teks dan Terjemahan Surah Taha Ayat 114

Berikut adalah teks dari Surah Taha Ayat 114 beserta terjemahannya:

Teks Arab: فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۗ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِن قَبْلِ أَن يُقْضَىٰ إِلَيْكَ وَحْيُهُ ۖ وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا

Terjemahan: “Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya. Dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al-Qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.'”

Sedikit Selayang Pandang Singkat Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di

Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di adalah seorang ulama dan mufassir terkenal asal Arab Saudi yang lahir pada tahun 1889 dan wafat pada tahun 1956. Beliau dikenal dengan karya tafsirnya yang berjudul “Taysir al-Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan” yang sering disebut sebagai Tafsir As-Sa’di. Karyanya dikenal karena gaya penulisannya yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan umat Islam.

Tafsir Surah Taha Ayat 114 Menurut As-Sa’di

Penjelasan Makna Ayat

Menurut As-Sa’di, ayat ini dimulai dengan penegasan tentang keagungan dan ketinggian Allah SWT sebagai Raja yang sebenarnya (الْمَلِكُ الْحَقُّ). Penegasan ini mengingatkan kita untuk selalu mengagungkan Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun. Allah adalah satu-satunya yang memiliki kekuasaan mutlak dan hak untuk disembah.

Larangan Tergesa-gesa dalam Membaca Al-Qur’an

As-Sa’di menjelaskan bahwa larangan untuk tergesa-gesa dalam membaca Al-Qur’an (وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ) ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW. Hal ini terjadi ketika Nabi SAW menerima wahyu dari Malaikat Jibril. Nabi SAW sering kali mengikuti bacaan Jibril dengan cepat karena khawatir tidak mengingatnya dengan sempurna. Maka, Allah menurunkan ayat ini untuk menenangkan hati Nabi SAW dan menegaskan bahwa wahyu tersebut akan disempurnakan kepada beliau.

Bagi umat Islam, pelajaran ini mengajarkan kita untuk tidak tergesa-gesa dalam mempelajari dan memahami Al-Qur’an. Ilmu yang mendalam memerlukan waktu dan kesabaran. Terburu-buru dalam belajar dapat menyebabkan kesalahpahaman dan kurangnya pemahaman yang mendalam.

Doa Memohon Tambahan Ilmu

As-Sa’di menekankan pentingnya doa memohon tambahan ilmu (وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا). Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk berdoa agar ditambahkan ilmu, yang menunjukkan betapa pentingnya ilmu dalam Islam. Ilmu adalah cahaya yang membimbing kita dalam menjalani kehidupan sesuai dengan tuntunan Allah. Dengan ilmu, seseorang dapat memahami ajaran agama dengan lebih baik dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Keutamaan Ilmu dalam Islam

Menurut As-Sa’di, ilmu memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Ilmu adalah salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memahami perintah serta larangan-Nya. Doa untuk ditambahkan ilmu menunjukkan bahwa tidak ada batas dalam mencari ilmu. Seorang Muslim harus senantiasa berusaha meningkatkan pengetahuannya, terutama pengetahuan agama, untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan memahami ajaran-Nya dengan lebih baik.

Hikmah dan Pelajaran dari Tafsir As-Sa’di

Dari tafsir As-Sa’di atas, kita dapat mengambil beberapa hikmah dan pelajaran penting:

  1. Mengagungkan Allah: Mengingat keagungan Allah sebagai Raja yang sebenarnya mengajarkan kita untuk selalu bertawakal dan mengandalkan-Nya dalam setiap aspek kehidupan.
  2. Kesabaran dalam Belajar: Kesabaran adalah kunci dalam mempelajari Al-Qur’an. Terburu-buru dalam belajar dapat menyebabkan kesalahpahaman dan kurangnya pemahaman yang mendalam.
  3. Doa Memohon Ilmu: Memohon tambahan ilmu adalah sikap yang dianjurkan dalam Islam. Ilmu adalah cahaya yang dapat membimbing kita menuju jalan yang benar.
  4. Tidak Terburu-buru dalam Memahami Al-Qur’an: Memahami Al-Qur’an memerlukan waktu, usaha, dan bimbingan. Jangan tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan sebelum memahami konteks dan penjelasan yang benar.

Surah Taha Ayat 114 memberikan kita banyak pelajaran berharga tentang pentingnya ilmu dan adab dalam mempelajarinya. Tafsir dari Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di memberikan kita pemahaman yang lebih mendalam tentang ayat ini. Sebagai umat Islam, kita diingatkan untuk selalu mengagungkan Allah, bersabar dalam belajar, dan selalu memohon tambahan ilmu. Dengan begitu, kita dapat lebih memahami dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Mari kita jadikan ayat ini sebagai motivasi untuk terus belajar dan mendalami ilmu agama, sehingga kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat dengan Allah SWT.