Pesan Penting Ustadz Adi Hidayat untuk Jemaah Haji agar Mabrur Sebelum Kembali ke Tanah Air

Haji adalah rukun Islam kelima yang memiliki kedudukan sangat tinggi dalam Islam. Bagi setiap Muslim yang mampu, menunaikan ibadah haji adalah impian yang sangat diidamkan. Namun, tidak cukup hanya sekadar melaksanakan rangkaian ibadah haji; setiap Muslim tentunya mendambakan predikat “haji mabrur.” Predikat ini berarti ibadah haji yang diterima oleh Allah SWT, yang membawa perubahan baik dalam diri dan perilaku setelah pulang ke tanah air. Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya mengingatkan para jemaah haji akan pesan penting agar mereka dapat mencapai haji mabrur, bahkan sebelum kembali ke tanah air. Artikel ini akan membahas pesan-pesan tersebut berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis.

Memahami Makna Haji Mabrur

Haji mabrur adalah haji yang diterima Allah SWT dan menunjukkan hasil yang baik serta berkah dalam kehidupan sehari-hari seorang Muslim. Rasulullah SAW bersabda:

“Haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa haji mabrur adalah salah satu amal ibadah yang memiliki balasan luar biasa dari Allah, yaitu surga. Haji yang mabrur tidak hanya dilihat dari pelaksanaan manasik haji secara fisik, tetapi juga dari perubahan batin dan perilaku positif setelahnya.

Pesan Ustadz Adi Hidayat Agar Mendapatkan Haji Mabrur

Dalam ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat menyampaikan beberapa pesan kepada jemaah haji agar bisa mendapatkan predikat mabrur sebelum kembali ke tanah air. Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:

1. Memperbaiki Niat dan Hati dalam Beribadah

Segala amal ibadah bergantung pada niat. Dalam melaksanakan ibadah haji, penting bagi seorang Muslim untuk senantiasa menjaga niat agar tetap tulus dan ikhlas hanya untuk mencari ridha Allah. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Niat yang lurus menjadi fondasi dari ibadah yang diterima oleh Allah. Ustadz Adi Hidayat menekankan agar para jemaah haji senantiasa memurnikan niatnya, menata hati, dan menjauhkan dari riya atau keinginan dipuji oleh orang lain.

2. Meningkatkan Kualitas Ibadah dan Ketakwaan

Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa haji mabrur tidak hanya terkait dengan rangkaian ibadah fisik saja, tetapi juga peningkatan kualitas takwa. Takwa adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dalam setiap aspek kehidupan. Allah SWT berfirman:

“Dan berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197)

Ibadah haji mengajarkan pentingnya kesabaran, disiplin, dan kepatuhan terhadap aturan yang telah Allah tetapkan. Oleh karena itu, para jemaah haji harus mampu menjadikan momen berhaji ini sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas ibadah dan takwa yang lebih baik.

3. Menyempurnakan Ibadah Haji dengan Doa dan Istighfar

Selama menjalankan ibadah haji, banyak momen di mana doa seorang hamba berada dalam kondisi yang sangat mustajab. Ustadz Adi Hidayat menganjurkan agar para jemaah memperbanyak doa dan istighfar sepanjang proses ibadah haji. Rasulullah SAW bersabda:

“Doa adalah ibadah.” (HR. Tirmidzi)

Dengan memperbanyak doa, jemaah dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah dan memohon ampunan atas segala dosa yang telah dilakukan. Istighfar juga merupakan cara untuk membersihkan diri dan menyempurnakan ibadah agar diterima oleh Allah.

4. Menjaga Akhlak dan Sikap Selama di Tanah Suci

Selain menjalankan ritual ibadah, menjaga akhlak juga sangat penting dalam proses mendapatkan haji mabrur. Sikap dan perilaku yang baik terhadap sesama jemaah menjadi salah satu ukuran haji yang diterima oleh Allah. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)

Ustadz Adi Hidayat mengingatkan agar jemaah menjaga sikap sabar, tidak mudah marah, serta saling tolong menolong. Sebab, dalam ibadah haji, situasi berdesak-desakan dan kondisi cuaca ekstrem seringkali menjadi ujian tersendiri. Menjaga akhlak adalah wujud dari upaya untuk mendapatkan ridha Allah SWT.

5. Membawa Pulang Perubahan Positif ke Tanah Air

Haji yang mabrur akan tampak dari perubahan diri seorang Muslim setelah ia kembali ke tanah air. Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa seorang jemaah yang telah berhasil mendapatkan haji mabrur adalah dia yang membawa perubahan baik dalam kehidupannya. Misalnya, dengan menjadi pribadi yang lebih sabar, meningkatkan kepedulian sosial, lebih giat dalam beribadah, serta menjauhi hal-hal yang dilarang oleh agama.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)

Perubahan ini menjadi bukti nyata dari haji mabrur dan keberhasilan ibadah haji dalam mendidik dan meningkatkan ketakwaan.

6. Memperbanyak Amal Saleh di Tanah Air

Selain menjaga ketakwaan dan perubahan diri, haji yang mabrur juga diiringi dengan peningkatan dalam beramal saleh. Ustadz Adi Hidayat mengajak jemaah haji untuk memperbanyak amal setelah pulang ke tanah air sebagai bukti ketaatan kepada Allah SWT. Beramal saleh adalah salah satu cara untuk terus menjaga keberkahan dari ibadah haji yang telah dilakukan.

Rasulullah SAW bersabda:

“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi)

Amalan seperti sedekah, membantu sesama, dan melakukan dakwah adalah contoh dari amal saleh yang dapat mendekatkan kita kepada Allah dan mempertahankan nilai-nilai kebaikan yang diperoleh dari ibadah haji.

Haji mabrur adalah harapan setiap jemaah haji. Melalui pesan-pesan yang disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat, kita belajar bahwa haji mabrur tidak hanya tercapai melalui pelaksanaan ritual ibadah, tetapi juga dengan memperbaiki niat, menjaga akhlak, memperbanyak doa, dan membawa perubahan baik dalam kehidupan. Ketika jemaah haji berhasil membawa nilai-nilai positif dari ibadah haji ke dalam kehidupan sehari-hari setelah pulang ke tanah air, maka insya Allah mereka akan mendapatkan predikat haji mabrur dan keberkahan yang berkelanjutan.