Agama Islam – Pengertian pendidikan Islam menurut ahli banyak sekali. Oleh sebab itu, penting sekali untuk mempelajari tentang sejarah dan prinsip-prinsip dasarnya.
Seperti yang diketahui bersama, bahwa Islam merupakan agama paling banyak penganutnya di Indonesia. Maka tak heran jika pada lembaga pendidikan, terlebih pendidikan yang basisnya keagamaan tentu mengajarkan dasar ilmu pendidikan Islam, yang menjadi dasar pegangan hidup para siswa.
Pendidikan Islam menjadi cabang ilmu mempelajari serta mengajarkan tentang ilmu keagamaan yang menjadi dasar pemahaman pada ilmu ajaran agama Islam.
Pendidikan Islam bisa juga diartikan sebagai upaya guru ataupun pembimbing yang memberikan pengajaran mengenai keagamaan pada para siswa. Ini bertujuan untuk memperkenalkan dasar islam dan supaya para peserta didik dapat mengamalkan ajaran agama Islam untuk menjadi pedoman hidup.
Berbicara mengenai pendidikan Islam, pada kenyataannya memiliki sejarah dan prinsip dasarnya pendidikan Islam yang sebaiknya diketahui. Penasaran? Mari langsung saja Anda simak ulasan lebih lengkapnya di bawah ini.
Sejarah Pendidikan Islam
Secara singkat sejarah pendidikan Islam bisa dilihat melalui periodisasi. Terdapat tiga periode, yakni periode klasik, periode pertengahan, serta periode saat ini yang termasuk ke dalam periode modern.
Tak sampai di situ saja, sejarah pendidikan Islam juga punya beberapa masa, supaya lebih mudah untuk dipahami, berikut ini ulasan secara singkat sejarah pendidikan Islam.
- Masa ketika Nabi Muhammad SAW ada pada tahun 571 hingga 632 M.
- Masa khalifah. Di sini yang dimaksud khalifah adalah khulafaur rasyidin, yakni ada Abu Bakar, Umar, Utsman, serta Ali yang terjadi di tahun 632 – 661 M.
- Masuk pada masa ketiga, yakni masa kekuasaan Umayyah di Damsyik, terjadi di tahun 661 – 750 M.
- Masa kekuasaan Abbasiyah di Baghdad, terjadi pada tahun 170 – 1258 M.
- Baru masuk di masa kekuasaan khalifah di Baghdad jatuh pada tahun 1258 M hingga sekarang.
Itulah sejarah singkat mengenai bagaimana pendidikan Islam lahir. Walaupun secara singkat, semoga dapat memudahkan pemahaman mengenai urutan sejarah perkembangan pendidikan Islam yang sesuai dengan masanya.
Dari sejarah yang diceritakan di atas, inilah yang akhirnya menjadi latar belakang munculnya lembaga pendidikan Islam di Indonesia, yakni pesantren.
Selain sejarah pendidikan Islam dalam pembahasan artikel mengenai sejarah dan prinsip dasarnya pendidikan Islam ini tentunya juga membahas secara singkat tentang pengertian pendidikan islam beberapa prinsip dasar pendidikan Islam.
Pengertian Prinsip Pendidikan Islam
Prinsip memiliki arti sebagai asas atau kebenaran yang menjadi pokok dasar dalam berpikir, bertindak, dan lain-lainnya. Menurut Dagobert D. Runes dikutip oleh Syamsul Nizar, mengartikan bahwa prinsip sebagai kebenaran yang sifatnya universal yang menjadi sifat dari suatu hal.
Jika dihubungkan dengan pendidikan, maka prinsip pendidikan bisa dibilang sebagai kebenaran bersifat universal dan menjadi dasar di dalam merumuskan perangkat pendidikan.
Prinsip-prinsip pendidikan diambil dari dasar pendidikan, dari agama ataupun ideologi negara dianut. Selain itu, prinsip pendidikan Islam pun ditegakan atas dasar sama serta pangkalnya dari pandangan Islam filosofis terhadap manuasia, jagad raya, masyarakat, akhlak, dan ilmu pengetahuan. Pandangan Islam pada berbagai masalah tersebut, menciptakan atau melahirkan prinsip-prinsip dasar di dalam pendidikan Islam.
Berbagai Prinsip di dalam Pendidikan Islam
Sejumlah prinsip dasar di dalam pendidikan Islam, di antaranya:
Prinsip Integrasi
Prinsip yang seharusnya dianut ialah bahwa dunia ini adalah jembatan ke kampung akhirat. Oleh sebab itu, menyiapkan diri secara utuh adalah hal yang tak bisa dielak supaya masa kehidupan di dunia benar-benar memiliki manfaat untuk bekal yang akan dibawa nanti ke akhirat. Perilaku seseorang yang terdidik serta nikmat Tuhan apapun yang didapatkan di kehidupan haruslah diabdikan untuk bisa mencapai berbagai kelayakan tersebut terutama dengan mematuhi keinginan Tuhan. Allah SWT berfirman dalam QS. Al Qoshosh:77 yang artinya,
“Dan carilah pada apa yang sudah Allah anugerahkan kepadamu (kebahagiaan), kampung akhirat, dan jangan dirimu melupakan kebahagiaanmu dari kenikmatan dunia…”
Ayat di atas menunjukkan pada prinsip integritas yang mana diri dan semua yang ada padanya dikembangkan di satu arah, yaitu kebajikan di dalam rangka pengabdian pada Tuhan.
Baca juga: Peran Wanita dalam Islam: Stereotip, Realita, dan Pemberdayaan
Prinsip Keseimbangan
Dikarenakan ada prinsip integrasi, prinsip keseimbangan adalah keharusan, sehingga di dalam pengembangan serta pembinaan manusia tak ada kesenjangan dan kepincangan. Keseimbangan antara spiritual dan material, unsur jasmani dan unsur rohani.
Di banyak ayat Al-Qur’an, Allah menyebutkan iman serta aman bersamaan. Tak kurang dari 67 ayat yang menyebut tentang iman dan amal bersamaan, implisit menggambarkan tentang kesatuan tak terpisahkan. Salah satunya di QS. Al ‘Ashr: 1-3 yang artinya,
“Demi masa, sesungguhnya manusia kerugian kecuali yang beriman dan beramal sholeh dan juga nasehat menasehati agar mentaati kebenaran serta nasehat menasehati agar menetapi kesabaran.”
Prinsip Persamaan
Prinsip persamaan ini akarnya dari konsep dasar mengenai manusia yang memiliki kesatuan asal yang tak bedakan derajat, baik antara kedudukan sosial, jenis kelamin, bangsa, maupun ras, suku, ataupun warna kulit. Sehingga sekalipun budak bisa mendapatkan hak sama di dalam hal pendidikan.
Nabi Muhammad SAWA bersabda yang bunyinya “Siapapun antara seorang laki laki yang memiliki budak perempuan, lalu diajar dan dididiknya dengan ilmu serta pendidikan baik kemudian dimerdekakan lalu dikawininya, maka (laki laki) itu mendapatkan dua pahala” (HR. Bukhori).
Prinsip Pendidikan Seumur Hidup
Prinsip ini sesungguhnya bersumber dari pandangan tentang kebutuhan dasar manusia di dalam kaitan keterbatasan manusia yang mana manusia di sepanjang hidup dihadapkan oleh berbagai godaan dan tantangan yang bisa menjerumuskan diri sendiri ke dalam jurang kehinaan. Di dalam hal ini dituntut dan dibutuhkan kedewasaan manusia yang berupa kemampuan untuk mengakui serta menyesali kesalahan-kesalahannya dan kejahatan yang pernah dilakukan, di samping selalu berusaha memperbaiki kualitas diri. Sebagaimana dalam firman Allah SWT, yang artinya,
“Maka siapa saja yang bertaubat sesudah melakukan kedzaliman dan memperbaiki (diri) maka Allah akan menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Maidah: 39).
Prinsip Keutamaan
Dengan prinsip keutamaan ini lebih ditegaskan bahwa pendidikan bukan sekedar hanya proses mekanik akan tetapi juga merupakan proses yang memiliki ruh dimana semua kegiatannya diwarnai serta ditujukan pada berbagai keutamaan.
Berbagai keutamaan itu terdiri dari nilai moral. Nilai moral yang tertinggi adalah tauhid. Sementara, nilai moral yang terburuk serta rendah adalah syirik.
Dengan prinsip keutamaan ini, pendidik tak hanya memiliki tugas untuk menyediakan kondisi belajar bagi para peserta didik, akan tetapi lebih dari hal tersebut, yang ikut membentuk kepribadian peserta didik dengan perlakuan serta keteladanan ditunjukkan oleh pendidik. Nabi SAW bersabda, “Hargai anak-anakmu dan perbaikilah budi pekerti mereka,” (HR. Nasa’i).
Itulah sejumlah ulasan mengenai sejarah dan prinsip dasarnya pendidikan Islam. Pendidikan dalam Islam sangat penting serta Islam dan pendidikan anak, membentuk karakter dan akhlak para peserta didik.