Filsafat Islam: Memahami Karya Dan Pemikiran Para Filosof Muslim

Islam93 Dilihat

Agama Islam – Di dalam sejarah filsafat Islam tak bisa dipungkiri jika filosof muslim di dalam filsafatnya berangkat dari filsafat-filsafat Yunani yang lalu dikombinasikan dengan Al-Qur’an yang menjadi pedoman utama.

Pada umumnya, para filosof Islam hidup di dalam lingkungan serta suasana berbeda dari para filosof lain, serta berbagai pengaruh suasana dan lingkungan terhadap jalan pikiran filosof-filosof Islam tak dapat dilupakan. Sehingga, pada akhirnya tak dapat dipungkiri jika di dalam dunia Islam sudah berhasil untuk membentuk filsafat sesuai dengan prinsip-prinsip agama serta keadaan orang/masyarakat Islam.

Berbagai pemikiran filosof muslim tak hanya berikan pengaruh terhadap perkembangan pemikiran serta keilmuan Islam, tapi juga berikan pengaruh universal.

Adapun sejumlah tokoh muslim yang mengkaji mengenai filsafat. Mari lebih memahami karya dan pemikiran para filosof muslim.

Filosof Islam: Al Kindi

Al Kindi bernama lengkap Abu Yusuf Ya’kub ibn Ishaq ibn Shabbah ibn Imran ibn Ismail Al-Ash’ats ibn Qais Al-Kindi. Filosof Islam ini lahir pada tahun 801 M (pada masa Daulah Abbasiyah) di Kufah (Irak).

Sementara, nama Al-Kindi dinisbahkan ke suku leluhur atau marga, salah satu suku yang besar di zaman pra-Islam. Al-Kindi melalui masa kecil di Kufah dengan belajar dan mempelajari tata Bahasa Arab, menghafal Al-Qur’an, serta belajar kesusastraan Arab dan ilmu hitung.

Al-Kindi selanjutnya mendalami tentang kalam, fikih dan kajian keilmuan baru. Namun, kecenderungan Al-Kindi mengarah pada ilmu pengetahuan serta filsafat. Selain itu, Al-Kindi lebih mencurahkan perhatian dalam menerjemahkan serta mengkaji filsafat dan juga pemikiran rasional yang lain sedang marak ketika itu.

Sejarawan-sejarawan memberikan julukan pada Al-Kindi sebagai “Filosof Arab” sebab merupakan filosof Islam keturunan Arab Asli satu-satunya.

Baca Juga:  Patung Yesus dalam di dalam Ka' bah, Umat Islam Tidak AkanMenyembah Ka'bah?

Al-Kindi sudah menulis cukup banyak karya dari berbagai jenis bidang ilmu. Dikatakan oleh Ibnu Nadhim bahwa karya yang sudah dirilis oleh Al-Kindi sekitar 260 judul, seperti filsafat, kosmologi, dan logika. Namun, hanya sedikit jumlah karya dari Al-Kindi yang bisa sampai ke tangan orang setelahnya. Beberapa riwayat mengklaim bahwa banyak karya Al-Kindi yang hilang pada masa kepemimpinan Khalifah Al-Mutawakkil.

Pemikiran filosof Al-Kindi ditemukan di dalam Risalah Fal-Hudat al-Asvya. Filosof Al-Kindi mengemukakan dalil lazim dipakai oleh pra teolog yaitu dalil keragaman dan kesatuan, dalil baharu alam, serta dalil pengendalian alam dalam keteraturan.

Filosof Islam: Ibnu Bajjah

Dalam buku Untold Islamic History karya Abdul Syukur al-Azizi mengatakan bahwa nama lengkap Ibnu Bajjah adalah Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin as-Sayigh at-Tujibi as- Sarakusti.

Ibnu Bajjah merupakan filosof muslim terkemuka yang berasal dari Andalusia dan lahir di Kota Zaragoza, Spanyol, di tahun 1082 M (5H/11M).

Hasil pemikiran Ibnu Bajjah dituangkan di dalam Risalah al-Wada dan Tadbir al-Muttawwahid, karya-karya Ibnu Bajjah adalah pembelaan pada pemikiran filsuf Al Farabi dan Ibnu Sina.

Selain itu, Ibnu Bajjah pun menulis kitab berjudul An-Nafs, yang menjelaskan mengenai persoalan berkaitan jiwa. Pembahasan di dalam kitab An-Nafs banyak dipengaruhi pemikiran filsafat-filsafat Yunani dan banyak membuat ulasan pada pemikiran serta karya Galen dan Aristoteles.

Filsafat Islam: Al-Farabi

Al-Farabi dianggap sebagai filosof Islam pertama yang mengkaji filsafat Yunani klasik secara sungguh-sungguh. Nama lengkap Al-Farabi adalah Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Lharkhan bin Uzalagh Al-Farabi. Kapasitas dan kemampuan filsuf muslim Al-Farabi di dalam menerangkan filsafat Yunani dan juga mengomparasikannya dengan falsafah Islam membuatnya bisa meraih reputasi yang tinggi.

Al-Farabi pun bahkan mendapatkan julukan sebagai “The Second Master” atau Guru Kedua setelah filosof Aristoteles. Kecerdasan dan kecemerlangan pemikiran Al-Farabi membentang luas pada berbagai bidang keilmuan. Mulai dari mulai dari musik, bahasa, astronomi, kimia, militer, ketuhanan, fiqih, ilmu alam, manthiq, serta tentunya filsafat. Filosof Al-farabi tercatat sudah menghasilkan 100 karya di dalam bentuk naskah, risalah, serta buku. Dari banyaknya karya Al-Farabi, salah satu karya yang paling populer dan memiliki pengaruh adalah kitab Ar-Royu Ahlul al-Madinah wa al-Fadilah yang berisikan mengenai pemikiran tentang penduduk negara utama.

Baca Juga:  Ucapan Terimakasih dan Muhasabah

Filosof Islam: Ibnu Sina

Dalam mempelajari tentang memahami karya dan pemikiran para filosof muslim, salah satu yang perlu kita bahas adalah filsuf Ibnu Sina.

Ibnu Sina atau Abu Ali al Husain bin Abdullah bin Sina tak hanya terkenal dan populer di dunia Islam. Nama filosof muslim ini pun dari berabad-abad lalu sudah masyhur dan terkenal di dunia sains barat. Ilmuwan-ilmuwan barat menyebutkan bahwa Ibnu Sina dengan nama Avicenna.

Ibnu Sina tidak hanya berpengaruh besar di bidang filsafat, akan tetapi juga pada bidang kedokteran serta farmasi. Namun, dua karya Ibnu Sina terpopuler adalah ensiklopedia filsafat Kitab al-Shifa serta The Canon of Medicine, yang menjadi warisan bagi dunia kedokteran dan sudah terakui di dunia Barat. The Canon of Medicine jadi buku kedokteran eksperimental terpenting pernah di tulis di dalam sejarah serta menjadi kanon pengobatan di dunia Muslim dan Eropa sampai abad ke-17.

Filosof Ibnu Sina terkenal dan masyhur sebagai tokoh filsafat peripatetik Islam. Filsuf muslim ini sangat cerdas dan piawai di dalam menggabungkan pemikiran filsafat ilmiah dengan teologi Islam. Penggabungan ini membuatnya bisa menghasilkan pemikiran teologi rasional. Namun, pemikiran Ibnu Sina pada bidang filsafat Islam pun pernah sempat memicu kontroversi serta perdebatan yang cukup sengit.

Baca juga: Pendidikan dalam Islam: Sejarah dan Prinsip Dasarnya

Filosof Islam: Al-Ghazali

Abu Hamid Al-Ghazali merupakan salah satu ulama paling penting di dalam pemikiran Islam. Al-Ghazalibadalah seorang filosof, seorang teolog, sekaligus seorang sarjana hukum, lalu saat menjelang akhir hidupnya, beliau menjadi pemikir mistik.

Bagi banyak masyarakat Islam, Al-Ghazali merupakan seorang teladan, pembaru Islam. Al-Ghazali mencoba menengahi perpecahan ketika ada banyak perselisihan di zamannya. Perselisihan antara teolog dan filosof, antara tradisionalis dan rasionalis, serta ortodoks dan mistik. Filsuf muslim ini pun menjembatani dengan gagasannya tertuang pada Ihya Ulum al-Din (Kebangkitan Ilmu Agama), yang isinya berupa catatan upaya besar-besaran untuk temukan cara terbaik dan emas di antara tren-tren berbeda ini.

Baca Juga:  Sebenarnya Hidup Itu Untuk Mencari Berkah

Kecerdasan dam kedewasaan pemikiran Al-Ghazali menarik sekali. Setelah krisis intelektual serta kebangkitan spiritual, Al-Ghazali pun menjadi lebih seperti Syekh Rabbani yang berasal dari India. Ini yang menyeimbangkan antara Syariah serta Tarekat (hukum dan mistisisme).

Filosof Islam: Ibnu Thufail

Ibnu Thufail memiliki nama panjang Abu Bakar bin Abdul Malik bin Muhammad bin Thufail. Ibnu Thufail lahir di tahun 506 H/1110 M di Guadix (Wadi Asy), Granada, Spanyol. Filosof yang terkenal dengan sebutan Abubacer di Barat ini punya pengaruh yang besar di dalam perkembangan ilmu filsafat.

Ibnu Thufail sebagai filosof Islam kedua yang punya pengaruh yang besar di Barat setelah filsuf Ibnu Bajjah. Karya Ibnu Thufail berjudul Hayy Ibnu Yagzan (Kehidupan Anak Kesadaran), berhasil tertoreh dengan tinta emas di lembaran sejarah sebagai salah satu karya di yang pernah ada bidang filsafat yang paling berharga.

Demikian pembahasan mengenai beberapa tokoh filosof Islam serta memahami karya dan pemikiran para filosof muslim. Karya-karya dari para filosof muslim cukup berpengaruh dalam dunia filsafat. Bahkan ada pula beberapa karya yang berisikan tentang keadilan Sosial dalam Islam, Ajaran dan Implementasinya.