Agama Islam – Islam merupakan sebuah agama yang begitu indah dan banyak ilmu di dalamnya yang harus dipahami dengan baik untuk meningkatkan keimanan yang dimiliki serta membangun hubungan yang lebih baik dan sehat pula, baik secara habluminannas maupun habluminallah yang sama-sama pentingnya. Termasuk juga dengan mengenal sufisme: spiritualitas dan tradisi dalam islam yang menjadi bagian ilmu dari islam.Selain itu juga pperlu memberikan pemahaman yang baik supaya bisa menjalani keimanan dalam islam dengan lebih lancar dan penuh keyakinan pula. Maka dari itu, pada artikel kali ini akan diajak untuk mengenali sufisme dengan lebih mendalam untuk membantu supaya tidak lagi bingung dan tahu apa sebenarnya itu.
Mengenali Pengertian dari Sufisme
Saat berbicara mengenai sufisme sendiri, hal pertama yang perlu untuk memahami dengan baik terlebih dahulu yaitu berkaitan dengan pengertian sebenarnya. Apa yang dimaksud dengan sufisme itu sendiri untuk memberikan gambaran yang lebih jelas pula.
Sufi sendiri merupakan sebuah bentuk ilmu tasawuf atau sufisme dan menjadi bagian dari keilmuan yang ada di dalam islam yang perlu untuk dipahami oleh para muslim. Tentunya setelah mempelajari dan memahami pada ilmu tauhid maupun ilmu fiqih. Ilmu tasawuf sendiri menjadi sebuah bentuk ilmu yang memiliki fokus terhadap cara untuk dapat membangun diri sendiri agar bisa mulai menjauhi hal yang berbau duniawi.
Istilah yang dimiliki oleh sufisme sendiri menjadi pengertian bahwa ilmu satu ini sebenarnya ada banyak versi sejarahnya sehingga perlu untuk dikenali. Demi mengurangi pemahaman yang kurang tepat atau saat diri masih merasa bingung berkaitan dengannya.
Biasanya orang yang mengamalkan atau menerapkan ilmu sufisme ini disebut sebagai sufi. Menjadi seorang yang sedang berusaha untuk membantu dirinya lebih menjauh dari segala hal yang berhubungan dengan kegiatan atau kenikmatan secara duniawi.
Sufisme sendiri hadir untuk membantu siapa saja yang ingin tetap berjalan baik. Selalu berada pada jalan yang benar yaitu yang diridhoi oleh Allah SWT agar tidak menjadi berlebihan dengan hal yang duniawi.
Sejarah Kemunculan Ilmu Sufisme
Rasanya kurang tepat apabila membahas berkaitan dengan mengenal sufisme: spiritualitas dan tradisi dalam islam tanpa mengenali terlebih dahulu terkait dengan sejarah kemunculannya. Demi tetap memberikan pandangan yang lebih baik.
Perlu untuk dipahami bahwa adanya sufisme sendiri sudah ada bahkan sebelum Nabi Muhammad SAW sendiri mendapatkan wahyunya untuk menjadi seorang rasul. Bahkan ada pula beberapa pendapat yang menyatakan bahwa sufisme ini sendiri sudah berkembang saat Nabi Muhammad SAW sudah menjadi seorang rasul. Pendapat ini sendiri didasarkan pada orang-orang yang dulunya ada di sekitar Irak dan Iran pada abad ke-8 M dan baru masuk dirinya ke dalam Islam.
Saat mereka sudah memasuki Islam, hidup yang mereka jalani masih memiliki hal-hal yang sifatnya kesahajaan. Ada menjauhkan diri mereka dari berbagai hal yang masih berkaitan dengan kemewahan maupun juga kesenangan yang didapatkan secara duniawi.
Selain itu, ada pula yang beranggapan bahwa sufisme sendiri asal-usulnya berasal atau dimulai saat zaman Nabi Muhammad SAW. Memulai asal katanya yaitu suffa yang memiliki arti beranda dan orang yang menjalankan atau mengamalkannya disebut sebagai ahl al-suffa. Banyak yang beranggapan bahwa mereka ini sendiri merupakan orang yang mulai menanamkan benih akan ajaran atau pemahaman mengenai tasawuf. Tasawuf asalnya dari pengetahuan yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW.
Di sisi lain, masih ada pendapat lainnya berkaitan dengan sejarah dari sufisme itu sendiri. Mengetahui kemunculannya sendiri dianggap baru ada setelah zaman Nabi Muhammad SAW. Mulai ada pula karena faktor politik saat pertikaian terjadi antara Khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.
Dari sini, masyarakat banyak yang mulai bermunculan dan menganggap bahwa politik serta kekuasaan yang selama ini menjadi sumber dari banyaknya konflik merupakan hal yang dianggap kotor maupun busuk. Pada akhirnya, mereka mulai untuk menjalani gerakan yang dinamakan sebagai uziah. Gerakan berusaha untuk dapat menarik diri dari berbagai masalah yang sifatnya duniawi dan mulai muncul gerakan tasawuf.
Baca juga tentang Islam dan Pendidikan Anak: Membentuk Karakter dan Akhlak
Pemahaman Ilmu Sufisme
Pemahaman akan pandangan islam tentang kematian dan kehidupan setelah mati sendiri bisa dilihat dari prinsip yang dijalankan oleh ilmu sufisme sendiri dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam. Sufisme atau disebut juga sebagai tasawuf dapat membantu atau memberikan dorongan bagi seseorang. Terutama tetap berada menjalani kehidupan di jalan yang benar yaitu jalan Allah SWT. Ini agar tidak terlalu dekat atau berlebihan dengan segala hal yang berhubungan dengan urusan duniawi.
Sufisme membantu seseorang untuk tetap menjaga fokus diri terhadap iman dan takwa. Bisa terus berada di jalan yang benar dan tidak terlalu fokus atau menghabiskan waktunya dengan urusan berkaitan duniawi.
Prinsip Ilmu Sufisme
Mengenali prinsip sufisme diantaranya:
- Zikir yang menjadi proses untuk bisa memurnikan dan membersihkan hati hingga melepaskan diri. Membantu dapat semakin dekat dengan Allah SWT melalui cara melantunkan lafaz zikir.
- Fikr atau meditasi yang dapat dilakukan saat merasakan kebingungan atau memiliki pertanyaan. Menggunakan cara memusatkan pikiran dan diri untuk berkonsentrasi pada satu titik saja. Meditasi sendiri menjadi sebuah jalan untuk memulainya dari kegiatan mental yang ada di dunia eksternal sampai bisa menuju pada tahap esensi diri.
- Sahr atau bangkit untuk dapat membangkitkan diri maupun jiwa dan tubuh yang dimiliki sebagai bentuk dari proses kesadaran. Baik secara mata maupun juga telinga. Di sisi lain, proses satu ini dapat dilihat untuk membantu mendengarkan hati serta mendapatkan akses yang lebih besar untuk mencapai potensi diri yang dimiliki dan masih dalam hal yang tersembunyi.
- Ju’i atau merasakan lapar secara hati maupun pikiran sehingga masih mempertahankan diri dengan baik. Membantu selalu mencari maupun berusaha untuk bisa mendapatkan sebuah kebenaran. Proses yang ada ini biasanya lebih menggunakan hasrat maupun keinginan yang lebih mendalam. Melakukannya agar sabar hingga tabah untuk bisa mencapai dan menemukan jati diri.
- Shumt atau menikmati suasana keheningan untuk sejenak mulai berhenti berpikir. Adapun mengeluarkan perkataan yang dianggap tidak terlalu diperlukan untuk bisa menenangkan kembali pikiran dan mulut agar bisa terhindar dari godaan.
- Shawm atau puasa secara fisik untuk membantu melepaskan dari dari segala bentuk keinginan yang dimiliki atau pandangan.
- Khalwat atau sunyi diri untuk memanjatkan doa yang dimiliki. Bisa mencoba untuk dekat dengan orang lain di antara kerumunan dengan jumlah orang yang banyak.
- Khidmat atau melayani yang membantu seseorang untuk dapat lebih menyatu dengan kebenaran dari Allah SWT. Membantu menemukan dirinya untuk pertumbuhan diri ke arah yang lebih baik.
Itu tadi merupakan penjelasan berkaitan dengan mengenal sufisme: spiritualitas dan tradisi dalam islam. Tentu diharapkan memberikan manfaat untuk yang sedang membutuhkan informasinya.