Kematian adalah salah satu misteri terbesar dalam kehidupan manusia. Allah SWT telah menjadikan kematian sebagai kepastian yang tidak dapat dielakkan. Sebagaimana firman-Nya:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. Al-Ankabut: 57)
Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya mengingatkan kita untuk selalu menyadari bahwa segala aktivitas di dunia ini akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Oleh karena itu, setiap Muslim harus bijak dalam menjalani kehidupan agar tetap berada di jalan yang diridhai Allah SWT.
Kesempatan Hidup: Anugerah dan Ujian
Hidup di dunia adalah kesempatan yang diberikan Allah untuk menanam amal kebaikan sebagai bekal menuju akhirat. Rasulullah SAW bersabda:
“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Al-Hakim)
Kehidupan ini bukanlah tempat untuk bersenang-senang tanpa batas, tetapi ladang amal yang akan menentukan nasib kita di akhirat kelak.
Kematian: Peringatan yang Menyadarkan
Mengingat kematian adalah salah satu cara efektif untuk memperbaiki diri. Rasulullah SAW bersabda:
“Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian.” (HR. Tirmidzi)
Menurut Ustadz Adi Hidayat, kesadaran akan kematian akan membantu kita:
- Menghindari Dosa dan Maksiat
Ketika seseorang sadar bahwa kematian dapat datang kapan saja, ia akan lebih berhati-hati dalam bertindak. Maksiat yang terlihat kecil pun akan dihindari karena takut akan azab Allah. - Memperbanyak Amal Saleh
Orang yang selalu mengingat kematian akan berusaha memanfaatkan waktunya untuk hal-hal yang bermanfaat, seperti shalat, sedekah, membaca Al-Qur’an, dan membantu sesama. - Menyucikan Hati dari Penyakit
Dendam, iri hati, dan kebencian sering kali menggerogoti hati manusia. Mengingat kematian membantu kita membersihkan hati dari penyakit-penyakit tersebut dan menggantinya dengan keikhlasan.
Kebebasan Bertindak, Tapi Ada Pertanggungjawaban
Allah SWT memberikan manusia kebebasan untuk memilih jalan hidupnya, tetapi kebebasan itu disertai dengan konsekuensi. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Dan katakanlah: Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” (QS. Al-Kahfi: 29)
Namun, kebebasan ini tidak lepas dari pertanggungjawaban. Di hari kiamat, setiap perbuatan akan dihisab, baik yang kecil maupun yang besar. Allah berfirman:
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Az-Zalzalah: 7-8)
Cara Mengisi Hidup dengan Amal yang Bermanfaat
1. Menjaga Shalat
Shalat adalah tiang agama yang wajib ditegakkan oleh setiap Muslim. Rasulullah SAW bersabda:
“Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang mendirikannya, maka ia telah menegakkan agama. Dan barang siapa yang meninggalkannya, maka ia telah meruntuhkan agama.” (HR. Baihaqi)
Jangan sampai kesibukan dunia membuat kita lalai dalam melaksanakan shalat tepat waktu.
2. Memperbanyak Istighfar dan Taubat
Allah SWT Maha Pengampun kepada hamba-Nya yang bertaubat dengan sungguh-sungguh. Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap anak Adam pasti melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi)
Istighfar adalah cara untuk membersihkan diri dari dosa-dosa yang dilakukan, baik sengaja maupun tidak sengaja.
3. Berbuat Baik kepada Sesama
Amal sosial seperti sedekah, membantu orang lain, dan menyelesaikan masalah sesama adalah perbuatan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Ahmad)
4. Menuntut Ilmu
Ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan menuju surga. Dengan ilmu, seseorang dapat membedakan antara yang halal dan haram, yang benar dan salah. Menuntut ilmu juga termasuk amal jariyah yang pahalanya terus mengalir meskipun kita telah tiada.
5. Bersiap untuk Hari Kematian
Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa kita harus selalu siap menghadapi kematian dengan cara:
- Memperbaiki hubungan dengan Allah melalui ibadah.
- Memperbaiki hubungan dengan sesama manusia.
- Membayar utang dan menyelesaikan amanah yang belum ditunaikan.
Husnul Khatimah: Akhir Hidup yang Diharapkan
Husnul khatimah adalah dambaan setiap Muslim. Ciri-ciri husnul khatimah di antaranya:
- Meninggal dengan menyebut kalimat Laa ilaaha illallah.
- Meninggal saat melakukan amal saleh.
- Meninggal di jalan Allah, seperti jihad atau dakwah.
Untuk meraih husnul khatimah, kita harus senantiasa menjaga keikhlasan dalam beribadah dan menjauhi dosa.
Kesimpulan
Setiap manusia diberi kebebasan untuk memilih jalan hidupnya, tetapi harus diingat bahwa setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban. Mengingat kematian adalah kunci untuk tetap berada di jalan yang benar dan memperbanyak amal saleh. Ustadz Adi Hidayat menekankan pentingnya hidup dengan penuh kesadaran akan kematian, sehingga kita bisa meraih husnul khatimah dan masuk ke dalam surga-Nya.