Agama Islam – Dalam masa pemilu 2024, topik pembicaraan tentang kepemimpinan menjadi makin penting. Topik kepemimpinan dalam Islam: model dari sunnah dan sejarah akan membantu Anda menganalisis tokoh pemimpin yang baik dalam acara pemilu ini.
Bagi umat Islam, memilih pemimpin yang baik tidak boleh sembarangan. Banyak aspek yang dilihat sebagai pemimpin baik secara umum, belum tentu cocok menurut Islam. Ingin tahu bahasan penting soal kriteria pemimpin yang baik, model tokoh yang wajib bisa dijadikan pembelajaran dan juga cerita sejarahnya? Mari bahas dalam artikel ini!
Kriteria Pemimpin Baik Dalam Mata Islam
Pada bagian ini, mari bahas bersama kriteria pemimpin yang baik dalam Islam. Manusia tentu tidak sempurna, tapi untuk jadi pemimpin yang baik, harus mampu berusaha memenuhi kriteria tersebut. Berikut adalah kriteria yang harus dipenuhi para pemimpin kompeten di mata Islam:
Pemimpin yang Jujur
Kejujuran adalah aspek pertama yang penting. Dalam Islam, dusta adalah akar dari berbagai kendala buruk. Jika pemerintahan sudah bertumpu dengan pemimpin pembohong, pasti operasinya tidak akan baik.
Contoh saja para koruptor yang bohong soal penggunaan dana pemerintahan. Mereka jelas tidak peduli pada masyarakat umum dan hanya gunakan status pemimpin demi kenikmatan sendiri.
Pemimpin yang Amanah
Pemimpin amanah artinya mampu penuhi kewajiban yang diserahkannya pada rakyat atau anggota yang dipimpin. Sebagai pemimpin, beban kerja mereka akan berbeda. Jangan bilang menjadi pemimpin itu mudah, jika tidak mampu penuhi tugas, mereka tidak amanah dan dipandang sebagai hal negatif dalam Islam.
Tentu saja untuk jadi amanah, seorang pemimpin harus berusaha lebih. Tidak semua usaha ini dapat hasilkan kepuasan dair rakyat ataupun anggota yang dipimpin. Namun, usaha tersebut pasti dirasakan dan akhirnya tetap tergolong amanah walaupun gagal dalam prosesnya.
Pemimpin yang Bertanggung Jawab
Tanggung jawab pemimpin ini akan berhubungan dengan amanah yang ia pegang. Saat pemimpin gagal jalankan amanah, mereka tidak boleh lari dan mencari kambing hitam. Mereka harus tanggung jawab dan menanggung beban tersebut dengan baik.
Dalam pemerintahan modern, kegagalan ini dapat dilakukan dengan menyatakan minta maaf pada masyarakat dan berusaha tidak ulangi kesalahan tersebut. Selama menunjukkan tanggung jawab baik, walaupun pernah gagal, aspek tersebut dinilai baik dalam Islam.
Pemimpin yang Ahli dan Cerdas
Untuk jadi pemimpin yang baik, seseorang harus punya kecerdasan dan keahlian cukup. Tanpa pengetahuan yang baik, pemimpin akan lebih sering ambil keputusan salah. Kecerdasan ini tidak dapat dinilai secara akademik, namun dari segi relasi dan logika pengambilan keputusan.
Aspek cerdas secara sosial juga wajib ada. Interaksi pada pemimpin lain, pada bawahan dan juga pada masyarakat yang dipimpin, harus baik komunikasinya. Hanya dengan kemampuan ini, organisasi atau negara dapat berjalan damai.
Pemimpin yang Dicintai Banyak Pihak
Seorang pemimpin yang dibenci oleh banyak pihak, tidak akan mampu beroperasi baik dalam tugasnya. Sudah banyak kejadian pemimpin yang cerdas dan bertanggung jawab, tapi dibenci oleh rakyat yang mereka pimpin. Kebencian ini bisa muncul karena rasa tidak puas ataupun pengaruh manipulasi musuh.
Saat banyak orang tidak suka, pemimpin yang bagus sekalipun dapat ditumbangkan. Maka dari itu, bangunlah relasi yang baik dengan banyak pihak agar posisi sebagai pemimpin dapat berlaku baik. Dalam Islam, aspek ini menjadi syarat utama menjadi pemimpin yang baik dan patut ditiru.
Contoh Model Pemimpin dari Sunah dan Sejarah
Setelah tahu kriteria yang penting dalam pemimpin di mata Islam, sekarang waktunya bahas contoh tokoh yang penuhi kriteria ini. Berikut adalah bahasan topik kepemimpinan dalam Islam: model dari sunnah dan sejarah mereka!
Abu Ja’far al-Mansur
Tokoh yang pertama adalah Abu Ja’far al-Mansur. Beliau memiliki peran dalam berdirinya daulah Abbasiyah. Keahlian beliau dari segi taktik dan gerakan intelektual yang dikombinasikan dengan peran saudaranya, Abu al-Abbas as-Safah, berhasil dirikan pemerintahan yang makmur.
Abu Ja’far al-Mansur memegang peran aktif dalam relasi antara orang Persia dan Asia Tengah. Keahlian dalam politik, interaksi sosial dan pemahaman akan perbedaan suku budaya masing-masing, membuat Beliau menjadi pemimpin yang pengertian. Menggunakan sisi kejujuran dalam komunikasi, keterbukaan dan juga keahlian berinteraksi dengan orang yang berbeda budaya, membuat dirinya lebih mudah integrasi.
Negara yang berhasil dibangun Beliau sangat mirip dengan prinsip Indonesia sekarang. Walaupun rakyat yang dipimpin berbeda dari ras, agama, dan budaya, mereka tetap satu di bawah pemerintahan daulah Abbasiyah.
Hal yang bisa dipelajari dari beliau adalah kemampuan jujur dalam komunikasi dan juga cerdas membuat relasi. Dirinya juga amanah menjalankan pemerintahan demi kemakmuran rakyat yang berbeda-beda dari aspek suku, budaya dan juga statusnya.
Muhammad al Fatih
Beliau adalah pemimpin daula Utsmani dan memegang status di pemerintahan Kesulitanan Utsmaniyah. Berkat kepemimpinannya yang biak, Muhammad al-Fatih mampu menaklukan Konstantinopel dan memerintah selama 30 tahun.
Aspek yang paling menonjol dari kepemimpinan beliau adalah pemimpin yang banyak dicintai. Beliau berfokus pada komunitas komersial dan menjalin relasi dengan daerah tetangga. Usaha ini membuat rakyat merasa lebih untung dan juga relasi sahabat dengan derah tetangga makin kuat.
Walaupun memiliki kemampuan untuk perang, Muhammad al-Fatih memanfaatkan kemampuan ini dengan penuh tanggung jawab. Daripada memerintah dengan tangan besi, Beliau melihat relasi antara manusia yang positif jauh lebih baik. Akhirnya, beliau mengejar hal tersebut.
Akibat gaya pemerintahan yang penuh cinta ini, beliau dikenal sebagai pribadi toleran dan mampu perkenalkan Islam secara damai di area Eropa. Dalam sejarah, tercatat Beliau sering adakan pembicaraan dengan cendekia cerdas asal Italia dan Yunani di area kota Balata.
Hal yang dapat dicontoh dari beliau adalah aspek sosial sebagai pemimpin. Harus mampu memanfaatkan kekuasaan bukan untuk atur orang lain, tapi untuk bentuk kedamaian. Jalin relasi yang toleran dengan banyak pihak yang berbeda-beda jauh lebih baik. Jika menutup pandangan diri, hal ini akan hanya hasilkan konflik dan kondisi pemerintahan yang tidak tenang.
Sultanah Safiatuddin
Walaupun sedikit informasi dapat diangkat dari catatan sejarah, bukti prestasi pemimpin perempuan pemeluk agama Islam ini sudah banyak. Dalam video Sultanah Safiatuddin ini, dibahas tentang kemampuan beliau menaikkan kadar pendidikan dan ekonomi di Kesultanan Aceh.
Beliau mementingkan pendidikan untuk rakyat. Terutama untuk kaum wanita. Dorongan tentang pendidikan ini menjadi contoh aspek kecerdasan sebagai pemimpin. Jika makin banyak orang bisa baca tulis, makin sedikit rakyat yang dapat dibodohi pedagang pendatang dari luar.
Anda mungkin bingung mengapa tokoh perempuan ini masuk sebagai pemimpin yang baik? Bukankah dalam Islam, pemimpin terbaik adalah pria? Jawabannya mudah, usaha yang ditunjukkan Sultanah Safiatuddin adalah bukti kemampuannya beliau.
Memang dalam Islam, perempuan dipandang kurang sesuai jadi pemimpin. Pada dasarnya, kurang sesuai bukan berarti tidak mungkin! Sultanah Safiatuddin menjadi bukti hal tersebut. Di dunia modern ini, makin banyak kesempatan bagi perempuan memegang peran pemimpin.
Baik pemimpin perusahaan sampai pemimpin organisasi kewanitaan, semua ini tetap menyandang status pemimpin. Dalam hal kebijakan mengangkat martabat sebagai wanita dan bukti kerja di era keemasan Kesultanan Aceh, para wanita yang ingin jadi pemimpin baik, wajib belajar dari beliau!
Belajar Dari Tokoh Tersebut Agar Mampu Jadi Pemimpin yang Baik!
Dari bahasan di atas, Anda sekarang lebih memahami tentang tokoh pemimpin yang baik. Belajar dari tokoh yang menjunjung nilai Islam akan memerlukan proses. Memang dalam sejarah, setiap pemimpin tersebut memiliki aspek yang kurang. Hal ini wajar karena mereka adalah manusia.
Namun, mengingat prestasi yang sudah dicapai sebagai pemimpin, ambil saja aspek baik mereka dan belajar dari hal negatif yang mereka lakukan. Untuk belajar, perluas juga bacaan tentang tokoh pemimpin Islam lainnya.
Kisah inspiratif para sahabat Nabi dalam mengembangkan Islam juga dapat dijadikan contoh yang baik. Semakin banyak memahami topik kepemimpinan dalam Islam: model dari sunnah dan sejarah dari banyak sumber, makin mudah juga Anda belajar soal kepemimpinan di mata Islam!