Kematian Itu Terhormat, Maka Persiapkanlah

Kematian adalah sebuah kepastian yang tidak bisa dihindari oleh siapa pun. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. Al-Ankabut: 57)

Namun, kematian bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, kematian adalah awal dari perjalanan menuju kehidupan yang abadi. Dalam Islam, kematian dipandang sebagai sebuah kehormatan bagi mereka yang mempersiapkannya dengan baik. Ustadz Adi Hidayat dalam salah satu ceramahnya menekankan pentingnya persiapan menuju kematian agar kita meninggalkan dunia ini dalam keadaan yang diridhai Allah.

Artikel ini akan mengulas bagaimana Islam memandang kematian, mengapa ia disebut sebagai sesuatu yang terhormat, dan bagaimana kita dapat mempersiapkannya berdasarkan Al-Qur’an dan hadis.


1. Kematian: Sebuah Kepastian yang Mulia

Allah telah menetapkan bahwa setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati. Namun, kematian itu sendiri dapat menjadi sebuah kehormatan jika kita mempersiapkannya dengan amal shaleh. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling baik amalnya dan yang paling banyak mengingat kematian.” (HR. Tirmidzi)

Dalam Islam, kematian bukanlah hal yang menakutkan, tetapi merupakan pintu gerbang menuju kehidupan akhirat. Kehormatan kematian terletak pada bagaimana seseorang menjalani hidupnya sebelum ajal tiba.


2. Mengapa Kematian Disebut Sebagai Kehormatan?

a. Kematian Menjadi Penentu Akhir Kehidupan

Allah memberikan setiap manusia kesempatan untuk beramal di dunia ini. Amal tersebut akan menjadi penentu nasibnya di akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada penutupnya (akhirnya).” (HR. Bukhari)

Orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah (akhir yang baik) akan mendapatkan kehormatan di sisi Allah. Sebaliknya, orang yang meninggal dalam keadaan su’ul khatimah (akhir yang buruk) akan mendapatkan kesengsaraan.

b. Kesempatan untuk Bertemu Allah

Bagi orang beriman, kematian adalah kesempatan untuk bertemu dengan Allah. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman:
“Barang siapa yang mencintai pertemuan dengan-Ku, Aku pun mencintai pertemuan dengannya.” (HR. Bukhari)

Mereka yang menjalani hidup dengan penuh keimanan akan menyambut kematian sebagai momen yang mulia.

c. Syahid dalam Islam

Kematian menjadi sangat terhormat jika seseorang wafat dalam keadaan syahid. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Orang yang mati syahid mendapatkan enam keutamaan di sisi Allah: diampuni dosanya sejak tetes darah pertamanya, ditunjukkan tempatnya di surga, dilindungi dari siksa kubur, diberi keamanan pada hari kiamat, dipakaikan mahkota kehormatan, dan dinikahkan dengan 72 bidadari.” (HR. Tirmidzi)


3. Cara Mempersiapkan Kematian dengan Baik

a. Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan

Allah berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS. Ali Imran: 102)

Keimanan yang kuat menjadi bekal utama dalam menghadapi kematian. Dengan keimanan, seseorang akan senantiasa menjalani hidup sesuai dengan syariat Allah.

b. Memperbanyak Amal Shaleh

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jika manusia mati, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shaleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Amal shaleh seperti sedekah, membantu sesama, dan menyebarkan ilmu akan menjadi bekal yang terus mengalir bahkan setelah seseorang meninggal.

c. Memperbanyak Mengingat Kematian

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian.” (HR. Tirmidzi)

Mengingat kematian akan membuat seseorang lebih sadar untuk menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab dan tidak terjebak dalam godaan dunia.

d. Taubat dan Istighfar

Setiap manusia tidak luput dari dosa. Oleh karena itu, memperbanyak taubat dan istighfar adalah cara terbaik untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa yang memperbanyak istighfar, Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitannya, memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, dan mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Abu Dawud)


4. Tanda-Tanda Husnul Khatimah

Allah memberikan tanda-tanda khusus bagi mereka yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Beberapa di antaranya adalah:

  • Mengucapkan kalimat syahadat di akhir hayatnya. Rasulullah ﷺ bersabda:
    “Barang siapa yang akhir ucapannya adalah Laa ilaaha illallah, maka ia akan masuk surga.” (HR. Abu Dawud)
  • Wajah yang berseri-seri atau tersenyum.
  • Meninggal dalam keadaan beribadah atau dalam perjalanan kebaikan.

Tanda-tanda ini menunjukkan kemuliaan bagi orang yang telah mempersiapkan kematiannya dengan baik.


5. Kisah Inspiratif: Kemuliaan Kematian Orang Beriman

Ustadz Adi Hidayat sering menyampaikan kisah-kisah yang menggugah hati. Salah satu kisah inspiratif adalah tentang seorang sahabat Nabi ﷺ yang meninggal dunia dalam keadaan sujud. Ketika Rasulullah ﷺ mengetahui hal tersebut, beliau bersabda bahwa sahabat itu akan langsung mendapatkan tempatnya di surga.

Kisah ini mengingatkan kita bahwa kematian yang terhormat adalah kematian dalam keadaan iman yang kuat dan amal shaleh.


Penutup

Kematian adalah kepastian yang harus kita persiapkan dengan sebaik-baiknya. Sebagai Muslim, kita harus senantiasa meningkatkan keimanan, memperbanyak amal shaleh, dan menjauhi dosa agar meninggalkan dunia ini dalam keadaan husnul khatimah.

Ingatlah bahwa kematian bukanlah akhir, tetapi awal dari perjalanan menuju kehidupan yang abadi. Semoga Allah memberikan kita kemuliaan dalam kematian dan memasukkan kita ke dalam surga-Nya.

Wallahu a’lam bishawab.