Nafsu adalah bagian dari diri manusia yang harus diwaspadai, karena jika tidak dikendalikan, dapat membawa seseorang pada jalan yang salah. Dalam Islam, nafsu bukanlah sesuatu yang sepenuhnya negatif, namun membutuhkan kendali agar tidak menjerumuskan seseorang ke dalam perbuatan dosa. Ustadz Adi Hidayat menjelaskan secara rinci tentang definisi nafsu dan cara efektif untuk mengendalikannya sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadis.
1. Definisi Nafsu dalam Islam
Nafsu dalam Islam memiliki makna yang luas. Kata “nafsu” berasal dari bahasa Arab, yang artinya jiwa, diri, atau keinginan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Maka Dia mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.”
(QS. Asy-Syams: 8)
Ayat ini menunjukkan bahwa dalam setiap diri manusia, terdapat dua potensi: potensi untuk berbuat baik (ketakwaan) dan potensi untuk berbuat buruk (kefasikan). Nafsu adalah dorongan dari dalam diri yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan, baik itu tindakan positif maupun negatif.
2. Nafsu yang Tidak Terkendali dan Bahayanya
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa jika nafsu tidak dikendalikan, ia dapat menuntun seseorang pada berbagai perilaku negatif, seperti kemarahan, keserakahan, syahwat berlebihan, dan perilaku maksiat lainnya. Salah satu contoh nafsu yang tidak terkendali adalah syahwat yang mendorong seseorang pada perilaku zina atau tindakan yang melanggar batas-batas agama. Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.”
(QS. Al-Isra: 32)
Nafsu yang tidak terkendali membawa dampak buruk tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi lingkungan sekitar. Oleh karena itu, Islam mengajarkan pentingnya pengendalian nafsu untuk mencapai keselamatan di dunia dan akhirat.
3. Cara Mengendalikan Nafsu Menurut Islam
Ustadz Adi Hidayat memberikan beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengendalikan nafsu agar tidak menguasai diri dan membawa pada keburukan:
A. Meningkatkan Ketaqwaan kepada Allah
Kunci utama untuk mengendalikan nafsu adalah dengan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah. Ketaqwaan membuat seseorang lebih sadar akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan, sehingga lebih mudah mengontrol diri dari godaan nafsu. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa, apabila mereka disentuh oleh suatu godaan dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.”
(QS. Al-A’raf: 201)
Dengan selalu mengingat Allah, seseorang akan memiliki kekuatan untuk menolak dorongan nafsu yang membawa pada keburukan.
B. Memperbanyak Ibadah
Salah satu cara untuk mengendalikan nafsu adalah dengan memperbanyak ibadah, seperti shalat, puasa, dan dzikir. Ustadz Adi Hidayat menekankan pentingnya shalat sebagai benteng utama dari perbuatan dosa. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Selain itu, puasa juga merupakan salah satu metode efektif untuk menahan diri dari godaan nafsu, terutama nafsu syahwat. Dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah ﷺ menganjurkan puasa bagi yang belum mampu menikah untuk menjaga diri dari dorongan syahwat.
C. Menjauhi Sumber Godaan
Menghindari hal-hal yang dapat memicu nafsu juga sangat penting. Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa kita hidup di zaman yang penuh dengan fitnah dan godaan, baik dari media sosial, televisi, maupun lingkungan sekitar. Salah satu langkah konkret untuk mengendalikan nafsu adalah dengan menjauhi sumber godaan, seperti menahan pandangan dari hal-hal yang haram, menjaga telinga dari mendengar hal-hal yang tidak bermanfaat, serta menjaga lisan dari perkataan yang sia-sia.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan menjaga panca indera dari hal-hal yang haram, kita akan lebih mudah mengendalikan nafsu yang seringkali dipicu oleh apa yang kita lihat, dengar, atau rasakan.
D. Bergaul dengan Orang-Orang yang Shalih
Lingkungan pergaulan sangat mempengaruhi cara berpikir dan bertindak seseorang. Ustadz Adi Hidayat menekankan pentingnya memilih teman yang baik dan shalih, karena teman yang shalih akan selalu mengingatkan kita pada kebaikan dan menjauhkan dari keburukan. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Seseorang itu mengikuti agama temannya, maka hendaklah kalian memperhatikan dengan siapa kalian berteman.”
(HR. Abu Dawud)
Dengan bergaul bersama orang-orang yang memiliki ketaqwaan tinggi, kita akan lebih mudah dalam mengontrol diri dari pengaruh buruk yang bisa memicu nafsu.
Mengendalikan Nafsu untuk Keselamatan Dunia dan Akhirat
Nafsu adalah bagian tak terpisahkan dari diri manusia. Dalam Islam, nafsu tidak dianggap sebagai musuh, tetapi harus dikendalikan agar tidak membawa pada keburukan. Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa dengan meningkatkan ketaqwaan, memperbanyak ibadah, menjauhi sumber godaan, dan bergaul dengan orang-orang yang shalih, kita dapat mengendalikan nafsu dan mencapai kehidupan yang diridhai Allah.
Mengendalikan nafsu tidak hanya membawa manfaat bagi kehidupan di dunia, tetapi juga akan menjadi bekal untuk keselamatan di akhirat. Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk senantiasa memperbaiki diri dan mengontrol nafsu dengan cara-cara yang diajarkan dalam Islam.
Simak kajian lengkapnya disini.