Surah Ad-Dhuha adalah salah satu surah yang penuh dengan ketenangan dan kasih sayang Allah terhadap Rasul-Nya. Surah ini turun di Makkah, terdiri dari 11 ayat, dan termasuk dalam golongan surah Makkiyah. Surah ini memberikan penghiburan bagi Rasulullah ﷺ ketika beliau merasa sedih dan gelisah karena wahyu sempat terputus. Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya menjelaskan secara mendalam mengenai Asbabun Nuzul Surah Ad-Dhuha dan hikmah di balik turunnya surah ini.
1. Asbabun Nuzul Surah Ad-Dhuha
Asbabun Nuzul adalah sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya ayat atau surah dalam Al-Qur’an. Surah Ad-Dhuha diturunkan pada saat Rasulullah ﷺ mengalami masa sulit dalam kehidupannya. Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa wahyu yang sebelumnya turun secara rutin melalui malaikat Jibril, tiba-tiba terhenti untuk beberapa waktu. Ketika wahyu tersebut tidak turun, Rasulullah ﷺ merasa sangat sedih dan khawatir apakah Allah telah meninggalkannya.
Dalam beberapa riwayat, dikatakan bahwa orang-orang Quraisy mulai mengejek Rasulullah ﷺ dengan mengatakan bahwa Allah telah membenci beliau. Salah satu dari mereka, Ummu Jamil, istri Abu Lahab, bahkan menyatakan bahwa Tuhan Muhammad telah meninggalkannya. Di tengah kesedihan dan kegelisahan tersebut, Allah menurunkan Surah Ad-Dhuha untuk menenangkan hati Rasulullah ﷺ dan membuktikan bahwa Allah tidak pernah meninggalkannya.
2. Makna dan Pesan Surah Ad-Dhuha
Surah ini dimulai dengan sumpah Allah terhadap waktu dhuha, yaitu saat matahari mulai meninggi. Allah berfirman:
“Demi waktu matahari sepenggalahan naik,”
(QS. Ad-Dhuha: 1)
Dalam ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa waktu dhuha adalah waktu yang penuh dengan keberkahan. Allah mengaitkan momen ini dengan cahaya yang menerangi dunia setelah kegelapan malam, sebagai tanda harapan baru dan ketenangan setelah kesulitan.
Kemudian Allah melanjutkan dalam ayat berikutnya:
“Dan demi malam apabila telah sunyi (gelap),”
(QS. Ad-Dhuha: 2)
Ayat ini menggambarkan bahwa setelah datangnya kegelapan, akan selalu ada cahaya yang membawa harapan. Malam yang sunyi akan diikuti dengan pagi yang terang benderang. Ini adalah simbol bahwa setelah kesulitan, pasti ada kemudahan, sebagaimana juga diingatkan dalam ayat lain:
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Al-Insyirah: 6)
3. Allah Tidak Pernah Meninggalkan Rasulullah ﷺ
Ayat ketiga dari Surah Ad-Dhuha menyampaikan pesan yang sangat kuat kepada Rasulullah ﷺ:
“Tuhanmu tidak meninggalkanmu dan tidak (pula) membencimu.”
(QS. Ad-Dhuha: 3)
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa melalui ayat ini, Allah menegaskan bahwa Dia tidak pernah meninggalkan hamba-Nya, terlebih lagi Rasulullah ﷺ, yang menjadi utusan-Nya. Ayat ini menjadi penghiburan bagi Nabi Muhammad ﷺ yang merasa sedih karena berhentinya wahyu. Ini juga menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa dalam hidup, meski kita merasa seolah-olah ditinggalkan atau diuji dengan kesulitan, Allah selalu bersama kita.
4. Janji Allah tentang Masa Depan yang Lebih Baik
Allah kemudian berfirman:
“Dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu daripada permulaan.”
(QS. Ad-Dhuha: 4)
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa ayat ini memberikan janji Allah kepada Rasulullah ﷺ bahwa masa depannya akan lebih baik daripada masa lalunya. Meski di awal kenabiannya beliau menghadapi berbagai tantangan, ejekan, dan penolakan, Allah menjanjikan bahwa akhir dari perjuangannya akan dipenuhi dengan kemenangan dan keberkahan. Ini adalah janji yang juga berlaku bagi setiap muslim yang beriman dan bersabar menghadapi ujian hidup.
5. Allah Tidak Akan Membiarkan Rasulullah ﷺ dalam Keadaan Sulit
Selanjutnya, Allah menyebutkan nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada Rasulullah ﷺ:
“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?”
(QS. Ad-Dhuha: 6)
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa ayat ini mengingatkan Rasulullah ﷺ tentang masa lalunya, ketika beliau dilahirkan sebagai yatim piatu. Meski demikian, Allah selalu melindunginya dan memberikan nikmat yang besar. Ini menunjukkan bahwa Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya, bahkan di saat yang paling sulit.
Allah juga menambahkan dalam ayat berikutnya:
“Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.”
(QS. Ad-Dhuha: 7)
Ini merujuk pada masa sebelum diangkat menjadi rasul, ketika Nabi Muhammad ﷺ mencari kebenaran di tengah masyarakat yang dipenuhi dengan kesyirikan dan kebodohan. Allah kemudian memberikan petunjuk melalui wahyu dan mengangkatnya sebagai rasul.
6. Pelajaran dari Surah Ad-Dhuha
Ustadz Adi Hidayat menekankan beberapa pelajaran penting dari Surah Ad-Dhuha yang bisa kita ambil dalam kehidupan sehari-hari:
- Kesabaran dalam Menghadapi Ujian: Setiap kesulitan yang kita alami adalah bagian dari ujian Allah, dan kita harus bersabar serta yakin bahwa setelah kesulitan, akan ada kemudahan.
- Kepercayaan pada Janji Allah: Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya. Meski terkadang kita merasa ditinggalkan, kita harus percaya bahwa Allah selalu bersama kita dan menyediakan jalan keluar terbaik.
- Menghargai Nikmat yang Diberikan Allah: Surah ini mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan, terutama di saat-saat sulit.
Surah Penghibur di Saat Kesulitan
Surah Ad-Dhuha menjadi penghibur bagi Rasulullah ﷺ di saat-saat sulit, dan ia juga menjadi surah yang penuh pelajaran bagi umat Islam. Melalui surah ini, Allah menunjukkan bahwa Dia tidak pernah meninggalkan hamba-Nya, dan selalu ada harapan serta kemudahan setelah kesulitan.
Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa kita harus selalu mengingat bahwa Allah selalu bersama kita, memberikan jalan keluar di saat-saat sulit, dan menghibur hati kita dengan janji-Nya yang mulia.