Dakwah Sembunyi-Sembunyi dan Terang-Terangan

Dakwah adalah kewajiban bagi setiap Muslim untuk menyampaikan kebenaran Islam kepada sesama. Allah SWT berfirman:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125)

Dalam sejarah Islam, dakwah memiliki dua metode utama, yaitu dakwah secara sembunyi-sembunyi (sirriyah) dan terang-terangan (jahriyah). Keduanya memiliki hikmah dan pelajaran yang mendalam, terutama dalam konteks perjuangan Rasulullah ﷺ di masa awal Islam.


Dakwah Sembunyi-Sembunyi (Sirriyah)

Dakwah sirriyah dilakukan Rasulullah ﷺ selama tiga tahun pertama kenabian. Pada masa itu, masyarakat Makkah sangat kuat dalam mempertahankan tradisi jahiliyah, sehingga penyampaian ajaran Islam secara terang-terangan berisiko tinggi.

Dalam periode ini, Rasulullah ﷺ mendakwahkan Islam kepada orang-orang terdekat, seperti keluarga dan sahabatnya. Beberapa langkah penting dalam dakwah sirriyah antara lain:

  1. Mengutamakan Orang Terdekat: Rasulullah ﷺ memulai dakwahnya kepada istri beliau, Khadijah binti Khuwailid, yang langsung menerima Islam.
  2. Mengajak Sahabat Terpercaya: Sahabat-sahabat seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq, Ali bin Abi Thalib, dan Zaid bin Haritsah menjadi orang-orang pertama yang memeluk Islam.
  3. Perlahan namun Konsisten: Rasulullah ﷺ mendakwahkan Islam dengan bijaksana, tanpa tergesa-gesa.

Hikmah Dakwah Sirriyah:

  • Melindungi umat Islam dari ancaman awal kaum Quraisy.
  • Memberikan fondasi yang kuat kepada para pengikut pertama.
  • Membuktikan bahwa dakwah bisa dimulai dari lingkup kecil sebelum meluas.

Dakwah Terang-Terangan (Jahriyah)

Setelah tiga tahun, Allah SWT memerintahkan Rasulullah ﷺ untuk menyampaikan Islam secara terang-terangan. Perintah ini tercantum dalam firman-Nya:
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (QS. Asy-Syu’ara: 214)

Rasulullah ﷺ kemudian mengumpulkan keluarga dari suku Quraisy dan menyampaikan dakwah Islam. Beliau juga berdakwah di tempat-tempat umum seperti Bukit Shafa dan pasar-pasar Makkah.

Namun, dakwah terang-terangan ini menghadapi tantangan besar, seperti:

  1. Penolakan dari Kaum Quraisy: Kaum Quraisy merasa terganggu dengan ajaran tauhid yang bertentangan dengan penyembahan berhala mereka.
  2. Penyiksaan terhadap Umat Islam: Banyak sahabat Rasulullah ﷺ yang disiksa karena memeluk Islam. Contohnya, Bilal bin Rabah dan keluarga Yasir.
  3. Pemboikotan terhadap Rasulullah ﷺ: Kaum Quraisy bahkan melakukan pemboikotan sosial dan ekonomi terhadap Rasulullah ﷺ dan pengikutnya.

Hikmah Dakwah Jahriyah:

  • Membuka jalan bagi penyebaran Islam ke seluruh penjuru Arab.
  • Membuktikan keberanian dan keikhlasan dalam menyampaikan kebenaran.
  • Mengajarkan umat Islam tentang kesabaran dalam menghadapi cobaan.

Kesesuaian Dakwah dengan Kondisi dan Situasi

Dakwah sirriyah dan jahriyah bukanlah dua metode yang bertentangan, melainkan saling melengkapi. Dalam situasi tertentu, dakwah sembunyi-sembunyi lebih efektif untuk menjaga keamanan dan kelangsungan penyampaian ajaran Islam. Sementara itu, dakwah terang-terangan diperlukan untuk menegaskan eksistensi Islam di tengah masyarakat.

Allah SWT berfirman:
“Maka sampaikanlah secara terang-terangan apa yang diperintahkan kepadamu, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (QS. Al-Hijr: 94)

Ayat ini menunjukkan bahwa keberanian dalam dakwah adalah bagian dari tugas seorang Muslim, asalkan disertai dengan hikmah dan cara yang baik.


Dakwah di Zaman Modern

Dalam konteks zaman sekarang, metode dakwah dapat disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan media. Media sosial, buku, dan ceramah online menjadi sarana efektif untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat luas.

Namun, hikmah dari dakwah sirriyah dan jahriyah tetap relevan. Sebagai contoh:

  1. Dakwah Sirriyah di Lingkungan Sulit: Di wilayah yang memusuhi Islam, dakwah perlu dilakukan dengan bijaksana dan hati-hati untuk menghindari konflik.
  2. Dakwah Jahriyah untuk Publik: Ceramah di masjid, kajian online, dan konten Islami di media sosial adalah bentuk dakwah terang-terangan di era digital.

Tantangan dalam Berdakwah

Seperti halnya Rasulullah ﷺ, seorang dai juga akan menghadapi berbagai tantangan, seperti:

  1. Penolakan: Tidak semua orang mau menerima dakwah dengan mudah.
  2. Cibiran dan Kritik: Seorang dai harus siap menerima kritik atau bahkan fitnah.
  3. Godaan Popularitas: Dakwah harus dilakukan dengan niat yang ikhlas karena Allah, bukan untuk mencari ketenaran.

Allah SWT berfirman:
“Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Hud: 115)


Kesimpulan

Dakwah adalah tugas mulia yang harus dijalankan oleh setiap Muslim. Baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, dakwah memiliki peran penting dalam menyebarkan ajaran Islam. Pelajaran dari dakwah Rasulullah ﷺ mengajarkan kita untuk bersabar, bijaksana, dan ikhlas dalam menyampaikan kebenaran.

Sebagai umat Islam, kita juga dapat berkontribusi dalam dakwah, baik dengan perbuatan, perkataan, maupun tulisan. Semoga Allah SWT memberikan keberkahan dan kekuatan kepada kita dalam menjalankan amanah dakwah. Wallahu a’lam bishawab.