Menjaga amalan dan tetap ikhlas adalah tugas yang membutuhkan perjuangan. Dalam kehidupan sehari-hari, godaan riya’, pamrih, dan keinginan duniawi seringkali menghantui seorang Muslim. Agar amalan kita tetap diterima oleh Allah SWT, keikhlasan harus menjadi pondasi utama. Ustadz Syafiq Riza Basalamah dalam ceramahnya memberikan banyak tips penting yang sesuai dengan Al-Qur’an dan hadis tentang cara menjaga keikhlasan dan amalan.
Ikhlas: Pondasi Utama dalam Beramal
Ikhlas berarti beramal semata-mata untuk Allah SWT tanpa mengharapkan imbalan duniawi. Dalam Surah Al-Bayyinah ayat 5, Allah SWT berfirman:
“Padahal mereka hanya diperintahkan untuk menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena agama…”
Hadis Rasulullah SAW juga menegaskan:
“Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ayat dan hadis ini menegaskan bahwa keikhlasan adalah syarat utama diterimanya amal di sisi Allah.
Tantangan dalam Menjaga Keikhlasan
- Riya’ (Pamer Amal)
Riya’ adalah salah satu bentuk syirik kecil yang berbahaya. Rasulullah SAW bersabda:“Yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu riya’.” (HR. Ahmad)
Riya’ membuat seseorang kehilangan pahala amalnya karena niatnya tidak lagi tulus kepada Allah.
- Pamrih Duniawi
Ketika seseorang beribadah untuk mendapatkan pujian, kekayaan, atau keuntungan dunia lainnya, amal tersebut tidak akan diterima. Allah SWT berfirman:“Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan balasan atas pekerjaan mereka di dunia, tetapi mereka tidak memperoleh apa pun di akhirat.” (QS. Hud: 15-16)
- Ketidakstabilan dalam Beramal
Kadang, seseorang hanya rajin beribadah di awal, tetapi kemudian melemah. Hal ini menunjukkan kurangnya konsistensi dalam menjaga amal.
Cara Menjaga Amalan dan Ikhlas
- Memperbaiki Niat Secara Berkesinambungan
Sebelum beramal, tanyakan kepada diri sendiri: “Untuk siapa saya beramal?” Lakukan muhasabah (introspeksi) agar niat selalu terjaga. Rasulullah SAW bersabda:“Barang siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya…” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Menjaga Keberlanjutan Amalan Kecil
Amalan kecil yang dilakukan secara konsisten lebih dicintai Allah dibandingkan amalan besar yang hanya dilakukan sesekali. Rasulullah SAW bersabda:“Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan terus-menerus walaupun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Berserah Diri dan Mengandalkan Allah
Keikhlasan lahir dari kesadaran bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan kembali kepada-Nya. Dalam Surah Al-An’am ayat 162, Allah berfirman:“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
- Menyembunyikan Amalan
Agar terhindar dari riya’, sembunyikan amalan ibadah jika memungkinkan. Rasulullah SAW bersabda:“Sedekah yang paling utama adalah sedekah secara diam-diam, sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dilakukan tangan kanannya.” (HR. Bukhari)
- Menghindari Pujian
Jangan terbuai dengan pujian manusia. Ingat bahwa pahala sejati hanya diberikan oleh Allah SWT. - Banyak Berdoa Memohon Keikhlasan
Keikhlasan adalah anugerah dari Allah. Oleh karena itu, perbanyaklah doa agar Allah menjaga hati kita. Rasulullah SAW mengajarkan doa berikut:“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari syirik yang aku ketahui, dan aku memohon ampun atas syirik yang tidak aku ketahui.”
- Selalu Mengingat Akhirat
Fokus pada balasan di akhirat membantu seseorang menjaga niat. Allah berfirman:“Barang siapa mengerjakan kebaikan sebesar zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya).” (QS. Az-Zalzalah: 7)
Manfaat Menjaga Amalan dan Ikhlas
- Amal Diterima di Sisi Allah
Hanya amalan yang ikhlas yang diterima oleh Allah SWT. - Hati Menjadi Tenang
Keikhlasan menjauhkan hati dari rasa cemas, iri, atau ingin dipuji. - Mendapatkan Keberkahan Hidup
Amalan yang ikhlas mendatangkan keberkahan dalam kehidupan sehari-hari. - Terhindar dari Penyakit Hati
Ikhlas adalah perisai dari penyakit hati seperti riya’, hasad, dan sombong.
Kisah Inspiratif: Keikhlasan dalam Ibadah
Sebuah kisah populer dari zaman Rasulullah SAW menceritakan seorang sahabat yang dikenal sangat dermawan. Ketika ditanya mengapa ia selalu bersedekah diam-diam, ia menjawab:
“Aku ingin hanya Allah yang tahu amalanku. Karena aku tidak mengharap pujian dari siapa pun selain Allah.”
Keikhlasan seperti ini adalah kunci utama untuk meraih ridha Allah SWT.
Menjaga amalan dan keikhlasan bukanlah hal yang mudah, tetapi sangat mungkin dilakukan dengan usaha sungguh-sungguh. Dengan memperbaiki niat, konsisten dalam amal, menjauhkan diri dari riya’, dan selalu memohon hidayah kepada Allah, kita dapat menjaga amal agar tetap murni di sisi-Nya.
Sebagaimana pesan Ustadz Syafiq Riza Basalamah:
“Beramallah hanya untuk Allah, karena pada akhirnya yang dinilai bukanlah banyaknya amal, tetapi keikhlasan di baliknya.”