Shalat adalah tiang agama dan salah satu rukun Islam yang paling utama. Namun, shalat yang dilakukan dengan benar harus berdampak pada perilaku dan pergaulan seseorang. Dalam ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa shalat yang rajin tidak cukup jika masih bergaul dengan lingkungan atau teman yang tidak baik. Mengapa hal ini menjadi perhatian? Artikel ini akan membahas dampak pergaulan terhadap kualitas ibadah dan bagaimana memilih teman yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
1. Shalat Sebagai Penghalang dari Kemungkaran
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ankabut: 45:
“Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.”
Shalat yang benar tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi juga sarana untuk memperbaiki diri. Jika seseorang rajin shalat tetapi tetap berbuat dosa atau terpengaruh lingkungan buruk, maka shalatnya belum benar-benar “mencegah” kemungkaran.
2. Peran Lingkungan dalam Membentuk Karakter
Rasulullah SAW bersabda:
“Seseorang itu tergantung pada agama teman dekatnya. Maka hendaklah salah seorang dari kalian memperhatikan siapa yang dijadikan teman dekat.”
(HR. Abu Dawud)
Lingkungan dan teman-teman sangat memengaruhi kepribadian serta pola pikir. Bahkan, seseorang yang rajin shalat sekalipun bisa tergelincir ke dalam dosa jika terus-menerus bergaul dengan orang-orang yang mengajak kepada keburukan.
Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa teman yang buruk dapat menjadi penghalang seseorang untuk mendapatkan manfaat dari ibadahnya. Oleh karena itu, memilih teman yang baik adalah bagian dari menjaga kualitas ibadah.
3. Tanda-Tanda Pergaulan yang Tidak Sehat
Berikut beberapa tanda bahwa seseorang mungkin berada dalam lingkungan pergaulan yang buruk:
- Teman-teman mengajak kepada kemaksiatan, seperti ghibah, kebohongan, atau perbuatan haram lainnya.
- Teman tidak mendukung kegiatan ibadah, bahkan menertawakan atau meremehkan usaha mendekatkan diri kepada Allah.
- Adanya pengaruh negatif terhadap perilaku, seperti menjadi lebih malas beribadah atau mudah marah.
Jika tanda-tanda ini ada di sekitar kita, maka perlu ada langkah-langkah untuk memperbaikinya.
4. Mencari Teman yang Baik
Rasulullah SAW memberikan perumpamaan tentang teman yang baik dan buruk:
“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi akan memberimu aroma wangi, sedangkan pandai besi bisa membuatmu terbakar atau terkena bau tak sedap.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Ciri teman yang baik menurut Islam antara lain:
- Selalu mengingatkan tentang kebaikan dan mendorong untuk beribadah.
- Tidak memanfaatkan atau merugikan kita, baik secara materi maupun nonmateri.
- Menjaga lisan dan perbuatannya sesuai dengan ajaran Islam.
5. Dampak Positif Lingkungan yang Baik
Ketika kita berada di lingkungan yang mendukung, maka kualitas ibadah, termasuk shalat, akan meningkat. Lingkungan yang baik juga membantu seseorang menjaga istiqamah dan semangat dalam menjalankan amalan-amalan lainnya, seperti dzikir, membaca Al-Qur’an, dan bersedekah.
Dalam QS. At-Taubah: 119, Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.”
Ayat ini menunjukkan pentingnya memilih teman yang bertakwa dan jujur dalam kehidupan.
6. Langkah-Langkah Meninggalkan Pergaulan Buruk
Jika saat ini kita berada di lingkungan yang kurang baik, berikut beberapa langkah untuk mengatasinya:
- Perkuat hubungan dengan Allah: Perbanyak ibadah dan doa agar diberi kekuatan untuk meninggalkan hal-hal buruk.
- Perlahan menjauh: Tidak perlu langsung memutuskan hubungan, tetapi mulailah membatasi interaksi dengan teman yang negatif.
- Cari komunitas yang positif: Bergabunglah dengan komunitas yang mendorong kebaikan, seperti kajian Islam atau kelompok pengajian.
Rajin shalat adalah kewajiban setiap Muslim, tetapi shalat yang benar harus berdampak pada perilaku dan kehidupan sehari-hari. Pergaulan yang buruk dapat mengurangi manfaat shalat dan bahkan menjauhkan seseorang dari jalan yang benar. Oleh karena itu, memilih teman yang baik bukan hanya soal sosial, tetapi juga ibadah. Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kesempurnaan, termasuk dalam hubungan sosial. Dengan teman yang baik, kita tidak hanya memperbaiki diri tetapi juga saling menguatkan menuju keridhaan Allah.