Islam dan Kekayaan: Sebuah Perspektif
Dalam Islam, kekayaan bukanlah sesuatu yang diharamkan. Justru, Islam mendorong umatnya untuk berusaha dan mencapai kesejahteraan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia…” (QS. Al-Qasas: 77)
Ayat ini menegaskan bahwa mencari kekayaan duniawi bukanlah hal yang dilarang, asalkan tetap diimbangi dengan amal akhirat.
1. Kekayaan sebagai Sarana Ibadah
Dalam Islam, kekayaan bukan hanya untuk dinikmati sendiri, tetapi juga sebagai sarana ibadah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Sebaik-baik harta yang baik adalah yang dimiliki oleh orang yang shalih.” (HR. Ahmad)
Dengan memiliki kekayaan, seorang Muslim dapat lebih mudah bersedekah, membantu orang lain, membangun masjid, dan mendukung dakwah Islam. Oleh karena itu, menjadi kaya bukanlah sekadar kepentingan pribadi, melainkan juga bagian dari ibadah.
2. Bekerja Keras dan Berusaha
Islam tidak mengajarkan umatnya untuk berpangku tangan. Dalam sebuah hadis, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik daripada hasil kerja tangannya sendiri.” (HR. Bukhari)
Bekerja keras dan mencari rezeki yang halal adalah bagian dari ajaran Islam. Seorang Muslim tidak boleh bermalas-malasan dan berharap rezeki datang tanpa usaha.
3. Bahaya Kemiskinan dan Pentingnya Kekayaan
Kemiskinan bisa menjadi fitnah dan ujian bagi seorang Muslim. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berdoa:
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran.” (HR. Abu Dawud)
Hadis ini menunjukkan bahwa kemiskinan bisa menjadi sebab seseorang tergoda untuk melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama. Dengan memiliki kekayaan, seorang Muslim lebih mudah untuk tetap berada di jalan yang benar dan terhindar dari fitnah dunia.
4. Zakat, Sedekah, dan Keberkahan Harta
Kekayaan dalam Islam bukan untuk ditimbun, tetapi harus digunakan dengan bijak. Islam mewajibkan zakat bagi yang mampu, sebagaimana firman Allah:
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS. Al-Baqarah: 43)
Selain zakat, sedekah juga dianjurkan sebagai cara untuk membersihkan harta dan menambah keberkahan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Sedekah tidak akan mengurangi harta.” (HR. Muslim)
5. Menjaga Harta dengan Cara yang Halal
Meskipun Islam mendorong umatnya untuk menjadi kaya, cara mendapatkan harta juga harus diperhatikan. Allah melarang harta yang diperoleh dengan cara haram, seperti riba, korupsi, dan penipuan:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 130)
Harta yang diperoleh dengan cara haram tidak akan membawa keberkahan dan justru akan menjadi fitnah di dunia maupun di akhirat.
Kesimpulan
Menjadi kaya dalam Islam bukanlah sesuatu yang tercela, justru sangat dianjurkan selama diperoleh dengan cara yang halal dan digunakan untuk kebaikan. Islam mengajarkan keseimbangan antara dunia dan akhirat, sehingga kekayaan seharusnya menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan membantu sesama.