Shalat merupakan pilar utama dalam agama Islam. Ia tidak hanya menjadi kewajiban ibadah yang pertama kali dihisab di akhirat, tetapi juga menjadi fondasi utama dalam membentuk karakter seorang Muslim. Dalam berbagai kajian dan ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat kerap menyampaikan bahwa shalat yang benar dan khusyuk akan membentuk kepribadian yang jujur, sabar, dan bertanggung jawab.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (QS. Al-Ankabut: 45)
Ayat ini menegaskan bahwa shalat memiliki kekuatan spiritual yang luar biasa dalam menjaga moral dan integritas seseorang. Dalam ceramahnya yang berjudul “Shalat dan Pembentukan Karakter”, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa kualitas seseorang dapat dilihat dari kualitas shalatnya.
Shalat: Bukan Sekadar Kewajiban, Tapi Proses Pembentukan Diri
Menurut Ustadz Adi Hidayat, shalat adalah proses transformasi jiwa. Ketika seseorang mendirikan shalat dengan kesadaran penuh—menghayati setiap bacaan dan gerakan—maka shalat akan menjadi media introspeksi diri. Dalam setiap rukuk dan sujud, seorang Muslim menyadari kedudukannya sebagai hamba, yang tidak boleh berlaku sombong dan lalai.
Rasulullah SAW bersabda:
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Bukhari)
Hadis ini menunjukkan bahwa teladan utama dalam pelaksanaan shalat adalah Nabi Muhammad SAW. Beliau tidak hanya mengajarkan teknis pelaksanaan shalat, tetapi juga semangat di baliknya—khusyuk, tunduk, dan ikhlas.
Dimensi Karakter yang Dibentuk Melalui Shalat
Ada beberapa karakter utama yang dapat terbentuk melalui shalat, sebagaimana dijelaskan oleh Ustadz Adi Hidayat dalam kajian-kajiannya:
1. Kejujuran
Seseorang yang disiplin dalam shalat akan terbiasa berkata dan bertindak jujur. Shalat mengajarkan integritas dalam hubungan vertikal dengan Allah, dan ini akan berimbas pada hubungan horizontal dengan manusia.
2. Disiplin
Waktu-waktu shalat yang telah ditentukan melatih umat Islam untuk memiliki manajemen waktu yang baik. Orang yang membiasakan diri shalat tepat waktu akan lebih terlatih dalam mengatur hidupnya secara tertib.
3. Kesabaran
Dalam setiap rakaat shalat, ada pelajaran kesabaran. Sabar dalam mendirikan shalat, sabar dalam menjaga kekhusyukan, dan sabar dalam memperbaiki kekurangan diri.
4. Tanggung Jawab
Shalat adalah bentuk tanggung jawab terhadap Allah. Orang yang terbiasa bertanggung jawab dalam urusan akhiratnya, akan lebih bertanggung jawab pula dalam urusan dunia.
Shalat dan Puasa: Dua Pilar Pembentuk Kepribadian
Selain shalat, ibadah puasa juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter utama seorang Muslim. Kombinasi antara shalat yang berkualitas dan puasa yang dijalani dengan benar akan membentuk pribadi yang kuat secara spiritual dan mental.
Puasa Ramadhan dan Puasa Syawal
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa setelah menjalani puasa Ramadhan, umat Islam dianjurkan melanjutkannya dengan puasa enam hari di bulan Syawal. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim)
Urutan Pelaksanaan: Qadha Dulu, Baru Sunnah
Bagi mereka yang memiliki hutang puasa Ramadhan—karena haid, sakit, safar, atau sebab lain—dianjurkan untuk mengqadha puasa Ramadhan terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa sunnah Syawal. Hal ini sesuai dengan lafaz hadis yang menyebut “setelah Ramadhan”.
Walaupun sebagian ulama membolehkan puasa Syawal terlebih dahulu sebelum qadha, Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa lebih utama mendahulukan kewajiban sebelum yang sunnah.
Haruskah Berturut-Turut?
Mengenai pelaksanaan enam hari puasa Syawal, tidak harus dilakukan berturut-turut. Ustadz Adi Hidayat menyampaikan bahwa boleh dilakukan terpisah-pisah, selama masih dalam bulan Syawal dan genap enam hari. Hal ini memberikan kelonggaran bagi umat Islam yang memiliki kendala waktu atau kondisi fisik.
Karakter Teruji dari Ibadah yang Berkualitas
Kesimpulannya, karakter mulia tidak bisa dibentuk hanya dari teori atau pembelajaran formal. Ia lahir dari praktik ibadah yang konsisten dan berkualitas. Shalat dan puasa bukan hanya bentuk ketaatan ritual, tetapi juga sarana pembentukan integritas, tanggung jawab, dan pengendalian diri.
Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa jika seseorang menjaga shalatnya, maka Allah akan menjaga hidupnya. Dari shalat yang terpelihara, akan lahir akhlak yang luhur, yang akan menjadi bekal terbaik di dunia dan akhirat
Kesimpulan
Shalat yang benar akan melahirkan pribadi yang kokoh dalam iman dan perilaku. Karakter utama seperti jujur, sabar, dan bertanggung jawab tumbuh dari kebiasaan shalat yang berkualitas. Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa karakter bukan dibentuk dari teori, melainkan dari praktik ibadah yang rutin dan sadar makna.
Bersama shalat, puasa juga membentuk kedekatan dengan Allah dan kendali diri yang kuat. Menyempurnakan Ramadhan dengan puasa Syawal akan memperpanjang efek spiritual yang telah dibangun selama sebulan penuh. Maka dari itu, mari kita jaga shalat kita, sempurnakan puasa kita, dan terus berusaha menjadi pribadi yang berkarakter utama.