Setiap orang pasti pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya. Namun, Allah SWT telah memberikan jaminan bahwa di balik setiap kesulitan, ada kemudahan yang menyertainya. Ustadz Adi Hidayat, dalam berbagai ceramahnya, sering mengingatkan pentingnya tawakal kepada Allah dan bagaimana kesulitan bisa berubah menjadi kemudahan ketika kita bersandar sepenuhnya kepada-Nya. Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis, artikel ini akan mengulas bagaimana kesulitan bisa hilang seketika dengan keimanan dan keyakinan penuh kepada Allah SWT.
Kesulitan Selalu Diiringi dengan Kemudahan
Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an, Surah Al-Insyirah (94:5-6):
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
Ayat ini menjadi pengingat kuat bahwa di balik setiap tantangan, selalu ada solusi yang Allah siapkan. Kesulitan yang kita alami bukan tanpa sebab, melainkan bagian dari rencana Allah untuk menguatkan kita. Ketika seseorang dihadapkan dengan masalah, baik itu dalam urusan pekerjaan, keluarga, atau kesehatan, dia harus percaya bahwa Allah akan membukakan jalan keluar jika bersabar dan tetap bergantung pada-Nya.
Kunci Menghadapi Kesulitan: Bersabar dan Bertawakal
Dalam menghadapi setiap ujian, dua hal utama yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah bersabar dan bertawakal. Kesabaran merupakan senjata seorang Muslim dalam menghadapi ujian. Rasulullah SAW bersabda:
“Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik. Jika dia mendapatkan kebaikan, dia bersyukur, dan itu baik baginya. Dan jika dia mendapatkan kesulitan, dia bersabar, dan itu baik baginya.” (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa orang yang beriman selalu dalam kebaikan, baik ketika mendapatkan nikmat maupun saat menghadapi kesulitan. Kesabaran menjadi tameng yang kuat, sementara tawakal adalah bentuk keyakinan penuh bahwa Allah akan mengatur segala sesuatunya dengan baik.
Ustadz Adi Hidayat sering mengingatkan bahwa tawakal tidak berarti pasif, melainkan tetap berusaha semaksimal mungkin sambil menyerahkan hasilnya kepada Allah. Inilah yang akan membuat kesulitan terasa lebih ringan, karena kita tahu bahwa ada kekuatan yang jauh lebih besar dari diri kita yang sedang mengatur segalanya.
Kesulitan sebagai Ujian Keimanan
Tidak jarang, kesulitan yang dihadapi seseorang adalah bentuk ujian keimanan dari Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah (2:155):
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Allah menguji hamba-Nya untuk mengetahui sejauh mana kesabaran dan keimanannya. Ujian ini bukan untuk menghancurkan seseorang, tetapi untuk mengangkat derajatnya di sisi Allah. Setiap kesulitan yang dihadapi dengan sabar akan diganjar dengan pahala yang besar dan kemudahan di dunia serta akhirat.
Amalan yang Membantu Menghilangkan Kesulitan
Ada beberapa amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk membantu menghilangkan kesulitan dan meraih kemudahan dari Allah. Beberapa di antaranya adalah:
- Membaca Surat Al-Insyirah: Sebagaimana yang telah disebutkan dalam ayat di atas, Surat Al-Insyirah memberikan penguatan bahwa di balik setiap kesulitan ada kemudahan. Membaca dan merenungkan surat ini akan memberikan ketenangan batin.
- Perbanyak Istighfar: Istighfar adalah salah satu amalan yang dapat membuka pintu rezeki dan menghilangkan kesulitan. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa memperbanyak istighfar, Allah akan memberikan jalan keluar bagi setiap kesempitannya, dan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Abu Dawud)
- Shalat Dhuha dan Tahajud: Shalat Dhuha dan Tahajud adalah shalat sunnah yang sangat dianjurkan ketika seseorang sedang dalam kesulitan. Shalat Tahajud dilakukan di sepertiga malam terakhir, waktu di mana doa lebih mudah dikabulkan oleh Allah. Sementara itu, Shalat Dhuha adalah amalan yang dapat memperluas rezeki dan memberikan kemudahan dalam urusan dunia.
Tawakal: Kekuatan yang Luar Biasa
Tawakal adalah penyerahan diri secara penuh kepada Allah setelah berusaha maksimal. Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya sering menekankan bahwa tawakal bukan berarti berdiam diri tanpa berusaha, melainkan berusaha semaksimal mungkin dan kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah. Allah SWT berfirman dalam QS. At-Talaq (65:3):
“Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya…”
Ayat ini memberikan kepastian bahwa orang yang berserah diri kepada Allah akan mendapatkan jalan keluar dari setiap kesulitan yang dihadapinya. Hati yang tenang akan menjadi salah satu bentuk pertolongan Allah bagi orang yang bertawakal.
Kesulitan adalah bagian dari kehidupan yang tidak bisa dihindari. Namun, setiap kesulitan yang dihadapi dengan kesabaran, tawakal, dan keyakinan kepada Allah akan berakhir dengan kemudahan. Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya dalam kesulitan, selama hamba tersebut bersandar kepada-Nya dan mengikuti tuntunan-Nya. Dengan memperbanyak amalan seperti istighfar, shalat sunnah, dan tawakal, kita akan merasakan bahwa kesulitan yang berat akan menjadi ringan, dan Allah akan memberikan jalan keluar dari arah yang tidak disangka-sangka.