Satu Tingkat dengan Raja Dunia

Banyak orang mengejar kekayaan, kedudukan, dan kemewahan demi merasa bahagia. Namun, Imam Syafii pernah berkata:

“Jika Anda memiliki hati yang qanaah, maka Anda dan raja dunia sama saja.”

Ucapan ini memiliki makna yang dalam. Orang yang memiliki sifat qanaah (merasa cukup dan ridha dengan rezeki yang diberikan Allah) akan merasakan ketenangan dan kebahagiaan sejati, layaknya seorang raja yang memiliki segala sesuatu.

Dalam Islam, qanaah adalah salah satu sifat yang harus dimiliki setiap Muslim. Dengan qanaah, seseorang akan terhindar dari sifat serakah, iri hati, dan selalu merasa kurang. Sebaliknya, ia akan selalu bersyukur dan menikmati setiap nikmat yang telah diberikan oleh Allah ﷻ.

Lantas, bagaimana cara mengamalkan sifat qanaah? Mengapa qanaah membuat seseorang setara dengan raja dunia? Simak penjelasannya dalam artikel ini.


1. Makna Qanaah dalam Islam

Secara bahasa, qanaah (القناعة) berarti merasa cukup dengan apa yang telah diberikan oleh Allah tanpa berlebihan dalam mengejar dunia.

Namun, qanaah bukan berarti pasrah tanpa usaha. Seseorang tetap harus bekerja dan berikhtiar, tetapi hatinya tidak terpaut pada dunia. Ia yakin bahwa rezeki sudah ditentukan oleh Allah ﷻ, sehingga tidak ada kecemasan berlebihan tentang harta dan kehidupan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Beruntunglah orang yang masuk Islam, diberi rezeki yang cukup, dan Allah menjadikannya qanaah terhadap apa yang diberikan kepadanya.”
(HR. Muslim No. 1054)

Hadis ini menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati bukan berasal dari banyaknya harta, tetapi dari hati yang merasa cukup.

Allah ﷻ juga berfirman dalam Al-Qur’an:

“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar. Dan Dia akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”
(QS. At-Talaq: 2-3)

Ayat ini mengajarkan bahwa orang yang bertakwa dan qanaah akan selalu mendapatkan kecukupan dari Allah tanpa harus khawatir berlebihan.


2. Mengapa Orang yang Qanaah Sama dengan Raja Dunia?

Imam Syafii mengajarkan bahwa orang yang memiliki sifat qanaah sejatinya telah mencapai kebahagiaan yang tinggi, setara dengan raja dunia yang memiliki segalanya. Mengapa demikian?

a. Tidak Bergantung pada Harta untuk Bahagia

Banyak orang mengira bahwa semakin kaya seseorang, semakin bahagia hidupnya. Padahal, banyak orang kaya yang justru merasa gelisah karena takut kehilangan hartanya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kaya hati.”
(HR. Bukhari No. 6446, Muslim No. 1051)

Orang yang qanaah selalu merasa cukup dan tidak tergoda untuk terus mengejar dunia tanpa batas. Inilah yang membuatnya hidup tenang dan bahagia, seperti seorang raja yang tidak kekurangan apa pun.

b. Terhindar dari Sifat Tamak dan Rakus

Orang yang tidak memiliki qanaah cenderung selalu merasa kurang dan terus mengejar dunia tanpa pernah puas. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Seandainya anak Adam memiliki dua lembah emas, niscaya dia ingin memiliki lembah emas yang ketiga. Dan tidak ada yang dapat memenuhi perutnya kecuali tanah (kematian).”
(HR. Bukhari No. 6439, Muslim No. 1048)

Sementara itu, orang yang qanaah tidak tergoda oleh hawa nafsu duniawi. Ia menikmati apa yang dimilikinya tanpa merasa iri dengan orang lain.

c. Hidup dengan Tenang dan Damai

Raja dunia mungkin memiliki istana, harta berlimpah, dan kekuasaan besar. Namun, belum tentu mereka memiliki ketenangan hati. Sementara itu, orang yang qanaah hidup dengan penuh kedamaian, tanpa khawatir tentang masa depan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa di antara kalian yang merasa aman di rumahnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seolah-olah dunia telah dikumpulkan untuknya.”
(HR. Tirmidzi No. 2346)

Hadis ini mengajarkan bahwa kesehatan, keamanan, dan makanan yang cukup sudah cukup untuk membuat seseorang bahagia.


3. Cara Mengamalkan Qanaah dalam Kehidupan Sehari-hari

Agar kita bisa merasakan kebahagiaan sejati seperti yang diajarkan Imam Syafii, berikut beberapa cara untuk mengamalkan qanaah dalam kehidupan sehari-hari:

a. Selalu Bersyukur atas Nikmat Allah

Allah ﷻ berfirman:

“Jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu kufur (ingkar), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
(QS. Ibrahim: 7)

Bersyukur adalah kunci utama qanaah. Dengan mensyukuri setiap rezeki, hati akan merasa cukup dan tidak tergoda oleh keinginan duniawi yang berlebihan.

b. Tidak Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Lihatlah orang yang berada di bawahmu (dalam urusan dunia), dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah kepadamu.”
(HR. Muslim No. 2963)

Sering kali, kita merasa kurang karena terlalu sering membandingkan diri dengan orang lain. Padahal, ada banyak orang yang hidup dalam kondisi yang jauh lebih sulit.

c. Berusaha dengan Ikhlas dan Tawakal kepada Allah

Qanaah bukan berarti tidak bekerja keras. Islam mengajarkan untuk tetap berusaha dengan maksimal, tetapi tidak terlalu khawatir dengan hasilnya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang.”
(HR. Tirmidzi No. 2344)

d. Menghindari Hutang yang Tidak Perlu

Salah satu penyebab seseorang sulit qanaah adalah gaya hidup yang berlebihan dan terlalu sering berhutang untuk memenuhi keinginan duniawi.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Jiwa seorang mukmin tetap tergantung dengan hutangnya hingga hutangnya dilunasi.”
(HR. Tirmidzi No. 1078)

Maka, sebaiknya kita hidup sesuai kemampuan dan tidak terjebak dalam gaya hidup konsumtif.


Kesimpulan

Sifat qanaah adalah kunci kebahagiaan sejati. Orang yang qanaah tidak akan pernah merasa kekurangan, karena ia selalu bersyukur dan ridha dengan ketentuan Allah.

Sebagaimana yang dikatakan Imam Syafii, seseorang yang memiliki qanaah sejatinya berada satu tingkat dengan raja dunia. Karena raja kaya dengan harta, sementara orang yang qanaah kaya dengan hati yang tenang.

Semoga kita semua bisa mengamalkan sifat qanaah dalam kehidupan sehari-hari.