Posisikan Nabi sedang berbicara langsung ke Kita

Setiap Muslim meyakini bahwa Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah ﷺ adalah pedoman hidup. Namun, sering kali kita membaca ayat Al-Qur’an atau mendengar hadis hanya sebagai teks dan cerita masa lalu. Padahal, hakikatnya setiap kalimat itu adalah petunjuk hidup yang berlaku sepanjang zaman, seakan Nabi Muhammad ﷺ sedang berbicara langsung kepada kita.

Inilah yang ditekankan oleh Ustadz Adi Hidayat dalam salah satu ceramah singkatnya, bahwa seorang Muslim harus memposisikan diri seolah-olah Nabi sedang berdialog langsung dengannya. Dengan begitu, iman semakin kuat dan amalan lebih tulus.

Al-Qur’an sebagai Nasihat Abadi

Allah SWT berfirman:

“Dan sungguh telah Kami turunkan kepada kalian sebuah kitab (Al-Qur’an) yang di dalamnya terdapat peringatan bagi kalian. Maka apakah kalian tidak memahaminya?”
(QS. Al-Anbiya: 10)

Ayat ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an diturunkan untuk semua manusia, bukan hanya untuk umat di zaman Rasulullah ﷺ. Maka setiap ayat yang dibaca harus dihayati seolah Allah berbicara langsung kepada kita melalui lisan Nabi-Nya.

Hadis sebagai Tuntunan Hidup

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya: Kitabullah dan Sunnahku.”
(HR. Malik)

Hadis ini menegaskan bahwa ajaran Nabi tetap hidup hingga akhir zaman. Maka, ketika membaca hadis, kita perlu memposisikan diri seolah sedang duduk di hadapan Rasulullah ﷺ dan mendengar nasihat beliau secara langsung.

Ringkasan Ceramah Ustadz Adi Hidayat

Dalam video singkatnya, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa ketika kita membaca hadis Nabi ﷺ, jangan menganggap itu hanya sebagai ucapan untuk sahabat di masa lalu. Rasulullah diutus untuk seluruh umat hingga akhir zaman.

Beliau menegaskan, jika kita ingin merasakan keimanan yang dalam, bacalah sabda Nabi dengan menghadirkan perasaan seakan-akan beliau sedang berbicara langsung kepada kita. Misalnya, ketika Rasulullah ﷺ bersabda: “Sampaikanlah dariku walau satu ayat,” maka jangan berpikir itu hanya untuk para sahabat, melainkan perintah bagi kita juga untuk berdakwah sesuai kemampuan.

Dengan memposisikan diri demikian, nasihat Nabi menjadi lebih hidup, membekas di hati, dan memotivasi kita untuk mengamalkan ajarannya.

Manfaat Memposisikan Nabi sedang Berbicara kepada Kita

  1. Menumbuhkan rasa cinta kepada Rasulullah ﷺ.
    Kita merasa dekat dengan beliau meski tidak pernah bertemu.
  2. Menguatkan keimanan.
    Ajaran Rasulullah terasa relevan dan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Meningkatkan motivasi beramal.
    Nasihat Nabi menjadi energi untuk berbuat baik tanpa menunda.
  4. Menjaga diri dari dosa.
    Seolah-olah Nabi mengingatkan kita setiap kali membaca hadisnya.

Contoh Penerapan dalam Kehidupan

  • Saat membaca hadis tentang menjaga lisan, posisikan seakan Nabi menasihati kita secara pribadi agar tidak menyakiti orang lain.
  • Ketika mendengar hadis tentang shalat berjamaah, bayangkan Rasulullah mengajak kita langsung untuk hadir di masjid.
  • Dalam hadis tentang akhlak mulia, hayati bahwa Rasulullah sedang mendidik kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Penutup

Memposisikan diri seakan Nabi Muhammad ﷺ sedang berbicara langsung kepada kita adalah salah satu cara menghadirkan iman dalam hati. Al-Qur’an dan hadis bukan sekadar teks masa lalu, melainkan pesan hidup yang selalu relevan sepanjang zaman.

Sebagaimana disampaikan Ustadz Adi Hidayat, jika kita membaca hadis dengan penuh penghayatan, maka nasihat Nabi akan lebih mudah diamalkan dan menjadi cahaya dalam kehidupan. Jadikanlah Al-Qur’an dan Sunnah sebagai teman sehari-hari, karena di sanalah letak keberkahan hidup seorang Muslim.