Nabi Juga Menerima Saran dari Sahabat

Rasulullah ﷺ adalah manusia terbaik pilihan Allah, pemimpin umat, dan teladan dalam segala hal. Namun, meskipun beliau maksum, tidak pernah berbuat dosa, Rasulullah ﷺ tetap memberi ruang bagi para sahabat untuk memberikan saran. Hal ini menunjukkan sifat rendah hati beliau, sekaligus menjadi pelajaran berharga bahwa seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau mendengar masukan dari orang lain.

Dalam salah satu ceramah singkatnya, Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan bahwa banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam yang membuktikan Rasulullah ﷺ tidak menutup diri dari pendapat sahabat. Bahkan, beberapa keputusan besar justru diambil berdasarkan masukan para sahabat.

Dalil Al-Qur’an tentang Musyawarah

Allah SWT berfirman:

“…dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka…”
(QS. Asy-Syura: 38)

Ayat ini menegaskan pentingnya musyawarah dalam kepemimpinan. Rasulullah ﷺ sebagai teladan umat mempraktikkannya langsung dalam kehidupan sehari-hari, meski beliau mendapat wahyu dari Allah.

Hadis tentang Musyawarah

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidaklah suatu kaum bermusyawarah, melainkan mereka akan ditunjukkan kepada jalan yang terbaik.”
(HR. Ahmad)

Hadis ini menunjukkan bahwa musyawarah adalah salah satu sebab datangnya keberkahan dan keputusan terbaik.

Ringkasan Ceramah Ustadz Khalid Basalamah

Dalam video singkatnya, Ustadz Khalid Basalamah menyampaikan bahwa Rasulullah ﷺ tidak pernah menutup pintu masukan dari para sahabat. Misalnya pada Perang Badar, Rasulullah ﷺ sempat menentukan lokasi pasukan. Namun, seorang sahabat bernama Al-Hubab bin Mundhir memberikan saran agar pasukan berpindah ke lokasi yang lebih strategis dekat sumber air. Rasulullah ﷺ menerima saran tersebut tanpa gengsi.

Demikian pula pada Perang Uhud, sebagian sahabat menyarankan keluar dari Madinah untuk menghadapi musuh, meski Rasulullah ﷺ awalnya ingin bertahan di dalam kota. Beliau tetap menghargai pendapat sahabat dan mengikuti hasil musyawarah.

Sikap Rasulullah ﷺ ini menjadi teladan, bahwa meski beliau seorang nabi, beliau tetap merendahkan diri untuk menerima masukan selama hal tersebut membawa kebaikan dan tidak bertentangan dengan wahyu.

Pelajaran dari Sikap Nabi ﷺ

  1. Kerendahan Hati dalam Kepemimpinan
    Seorang pemimpin tidak boleh merasa paling benar. Nabi saja mau menerima saran, apalagi kita.
  2. Musyawarah Membawa Kebaikan
    Dengan musyawarah, keputusan menjadi lebih matang dan tidak egois.
  3. Membangun Rasa Kebersamaan
    Ketika pendapat sahabat didengar, mereka merasa dihargai dan semakin semangat berjuang.
  4. Contoh bagi Umat Islam
    Baik dalam keluarga, organisasi, atau negara, musyawarah adalah bagian dari ajaran Islam yang harus diterapkan.

Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari

  • Dalam keluarga, seorang ayah sebaiknya melibatkan istri dan anak-anak dalam memutuskan hal penting.
  • Dalam pekerjaan, seorang pemimpin harus mendengar masukan tim sebelum mengambil keputusan.
  • Dalam masyarakat, musyawarah menjadi cara terbaik menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan konflik.

Penutup

Rasulullah ﷺ adalah manusia paling mulia, tetapi tetap menerima saran dari sahabatnya. Hal ini bukan karena beliau tidak tahu yang terbaik, melainkan untuk mengajarkan umat tentang pentingnya sikap rendah hati, keterbukaan, dan musyawarah dalam kehidupan.

Sebagaimana disampaikan Ustadz Khalid Basalamah, jika seorang nabi saja membuka ruang untuk masukan, maka sudah seharusnya kita juga meneladani hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, keputusan yang diambil akan penuh berkah, membawa maslahat, dan menumbuhkan persatuan.