Agama Islam – Setiap yang memiliki jiwa pasti akan mengalami kematian. Pernyataan tersebut merupakan firman Allah Swt yang tercantum dalam Surat Al Ankabut ayat 57 dan Al Anbiya ayat 35 sebagai janji bahwa setiap umat manusia kelak akan menemui ajalnya. Mendalami pandangan Islam tentang kematian dan kehidupan setelah mati pun membantu Anda memasuki fase keabadian yang sesungguhnya.
Akan tetapi, seperti jodoh dan rezeki, kematian tak dapat diprediksi kedatangannya oleh siapa pun. Hanya Allah Swt yang mengetahuinya. Sebagai umat yang taat, sudah sepatutnya kita bersiap sedini mungkin. Dengan begitu kala ajal menjemput, kita sudah membawa bekal yang cukup untuk menghadapi kehidupan yang kekal.
Persiapan menyambut kematian
Dalam Al-Qur’an, terdapat banyak ayat yang menyebutkan tentang keniscayaan kematian. Di antaranya surat Al Jumu’ah ayat 8, Ali Imran ayat 145, An Nisa ayat 78, Az Zumar ayat 42, Al An’am ayat 61, Luqman ayat 34, As Sajdah ayat 11, dan Al Waqi’ah ayat 83-87.
Banyaknya ayat yang menyebutkan kematian sebaiknya disikapi dengan bijak oleh umat Islam. Dari mempercayainya sebagai salah satu tanda kiamat kecil hingga melakukan tindakan yang diharapkan menyelamatkan diri dari balasan menyakitkan.
Adapun hal-hal yang bisa dilakukan agar Anda siap dalam menghadapi kematian adalah:
Perbanyak perbuatan baik
Dalam surat Al-Kahfi ayat 110, Allah Swt berfirman bahwa ada dua syarat yang sebaiknya umat manusia penuhi bila ingin bertemu dengan-Nya. Antara lain menjauhi kesyirikan serta melakukan perbuatan-perbuatan baik. Dalam hal ini, perbuatan baik mencakup amalan saleh yang memenuhi syariat agama dan bersih dari niat pamer.
Walau sekilas terdengar mudah, mengaplikasikan perbuatan baik tak jauh dari hambatan dan rintangan. Akan ada orang-orang yang menjelekkan atau berupaya menjatuhkan, kemungkinan diasingkan, hingga menerima sedikit dukungan. Bagi orang-orang yang goyah dan tak mempunyai iman kuat, gangguan-gangguan tersebut pasti akan cepat menurunkan kepercayaan dirinya.
Namun, Anda yang beriman kepada Allah Swt dan selalu meyakini perlindungan dari-Nya pasti tak bakal cepat menyerah. Tantangan yang datang silih berganti pun menjadi pemicu untuk melakukan berbagai perbuatan baik dengan ikhlas.
Menghindari setiap larangan
Allah Swt senantiasa mengingatkan hamba-Nya untuk menaati perintah dan menjauhi larangan. Seperti menerapkan perbuatan baik, menjauhi hal-hal tercela tak jarang sama melelahkan. Apalagi sebagian besar dosa terasa melenakan dan menggoda untuk ditolak. Faktor ini pula yang sering kali menjerat manusia sampai melupakan kematian yang dapat menemuinya kapan saja.
Bagi seseorang yang terlanjur hidup bergelimang dosa, melepaskan diri dari kebiasaan-kebiasaan buruk bukan mudah. Beberapa di antara mereka bahkan pasrah kalau seandainya ditakdirkan masuk ke neraka. Namun selama Allah Swt memberikan napas untuk hidup, belum terlambat bagi Anda untuk segera keluar dari lubang sarat maksiat dan perbuatan tercela lainnya.
Dalam menempuh perjalanan ini, Anda harus istiqomah. Mulai secara perlahan dan pasti hingga larangan-larangan yang dulu tak pernah absen dilakukan dapat terlepas sepenuhnya. Ketika sudah memasuki kehidupan lebih baik, bentengi diri Anda agar tak jatuh ke lubang yang sama.
Serius dalam bertaubat
Bertaubat adalah salah satu kunci yang membantu umat manusia memperbaiki diri dan menerima ridha dari Allah Swt. Pasalnya tindakan ini membantu Anda ‘membersihkan’ diri dari dosa, terutama saat dilakukan secara khusyuk dan tepat. Taubat pun sebaiknya tak hanya dilakukan sekali, tetapi patut terus diperbarui untuk memperoleh pengampunan dari perbuatan-perbuatan tercela.
Dalam pandangan Islam tentang kematian dan kehidupan setelah mati, taubat pun dianjurkan saat seseorang sedang menghadapi kondisi tertentu yang mengancam nyawa. Dengan mengingat Allah Swt dan meminta ampun, mereka diharapkan akan menerima keringanan dari beban dosa yang selama ini dipikul. Dengan begitu, mereka pun merasakan kematian yang lebih tenang.
Namun, bukan berarti Anda harus menunggu momen-momen sekarat untuk taubat. Pasalnya, kematian datang pada siapa saja tanpa pandang usia maupun kondisi kesehatan. Maka dari itu, bertaubatlah sebelum Allah Swt meminta Anda untuk pulang.
Tahapan kehidupan setelah kematian
Islam bukan satu-satunya agama yang meyakini adanya kehidupan setelah kematian. Beberapa kepercayaan lain pun mengakui keberadaannya. Hanya saja dalam Islam, tahapan yang akan umat manusia lalui begitu memasuki kematian mencakup:
Barzakh
Pada tahap awal kehidupan setelah kematian, Anda akan berada di tahap bernama Barzakh. Manusia di periode ini sebenarnya sedang berada di antara kematian dengan Hari Pembalasan. Jiwa dan tubuh dipisahkan, lalu akan memasuki alam keberadaan baru untuk menantikan penghakiman.
Berdasarkan kepercayaan yang dianut umat Islam, jiwa yang berbuat baik akan dihibur bahkan merasakan nikmatnya surga. Sementara yang fasik bakal dibuat menderita seperti di neraka.
Hari Kebangkitan
Setelah menunggu di alam Barzakh, jiwa-jiwa tadi akan diajak masuk ke tahap berikutnya, yakni Kebangkitan. Disebut sebagai Al-Ba’ath, periode tersebut merupakan momen saat Allah Swt akan membangkitkan semua orang mati dari kuburnya untuk dihidupkan kembali.
Pada Hari Kebangkitan, gempa bumi yang sangat dahsyat akan menjadi penanda awal. Kemudian setelah itu menyusul kekacauan yang membuat semua ciptaan-Nya menjadi panik.
Hari Pengadilan
Hari Pengadilan adalah tahapan berikutnya yang akan dilalui umat manusia. Periode yang disebut juga sebagai Yawm Al-Qiyamah ini menjadi momen saat Allah Swt memberikan penghakiman pada seluruh hamba-Nya sesuai perbuatan semasa mereka hidup.
Setiap orang akan mempertanggungjawabkan tindakan mereka tanpa kecuali. Nasibnya pun sangat ditentukan sesuai perbuatan baik maupun buruk yang dilakukan.
Hisab
Disebut juga sebagai Al-Hisab, tahap kehidupan setelah kematian ini meneruskan proses Hari Pengadilan dengan meminta tanggung jawab setiap orang atas masing-masing perbuatan. Waktu yang akan Anda rasakan di sini pun berbeda dengan yang selama ini dilewati di dunia.
Umat manusia akan ditanyai hal-hal apa saja yang mereka lakukan selama berada di Bumi. Semua pertanyaan diajukan secara runut, mendetail serta dengan seadil-adilnya.
Melewati jembatan
Anda barangkali familier dengan tahap ini karena populer diceritakan dalam macam-macam media. Jembatan atau As-Sirat akan dilalui setiap jiwa untuk mencapai surga-Nya. Mereka yang mempunyai amalan baik melimpah mudah menempuhnya, sedangkan yang jahat akan jatuh langsung ke neraka.
Amalan pun menentukan cara mereka menyusuri jembatan. Ada yang secepat kilat, berjalan santai, merangkak, sampai berdarah-darah sebelum sampai ke tujuan.
Dari penjelasan di atas, Anda dapat menyimpulkan kematian dan kehidupan setelahnya bukanlah sesuatu yang dapat dipandang sebelah mata. Di sisi lain, semasa hidup, Anda pun tak boleh menyia-nyiakan kesempatan untuk mengumpulkan bekal untuk Hari Akhirat. Entah dengan ibadah, menimba ilmu dengan mempelajari Islam dan teknologi: menjembatani tradisi dengan inovasi, maupun berbagi dengan mereka yang memerlukan.
Demikian pandangan Islam tentang kematian dan kehidupan setelah mati beserta tahapannya. Semoga dapat bermanfaat!