Dalam kehidupan ini, manusia terbagi menjadi dua golongan besar: mereka yang mendapat cahaya hidayah Allah dan hidup dalam kebenaran, serta mereka yang tersesat karena menolak petunjuk-Nya. Ustadz Khalid Basalamah dalam kajian singkatnya menjelaskan tentang perbedaan mencolok antara hamba yang istiqamah di jalan Allah dan mereka yang memilih jalan kesesatan.
Cahaya Petunjuk bagi Orang Beriman
Allah ﷻ berfirman:
“Allah adalah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya. Dan orang-orang kafir, pelindung-pelindung mereka ialah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan.”
(QS. Al-Baqarah: 257)
Ayat ini menegaskan bahwa cahaya kebenaran adalah milik Allah dan hanya diberikan kepada mereka yang mau beriman serta tunduk pada aturan-Nya. Orang-orang beriman akan mudah menerima nasihat, semangat dalam beribadah, dan merasa damai dalam hatinya.
Gambaran Orang yang Sesat
Sebaliknya, mereka yang sesat adalah orang yang hatinya keras, enggan menerima kebenaran, bahkan merasa bangga dalam kesalahan. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya yang halal itu jelas, dan yang haram pun jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara syubhat (samar) yang tidak diketahui oleh banyak orang. Barangsiapa menjaga diri dari perkara syubhat maka ia telah membersihkan agama dan kehormatannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Mereka yang sesat seringkali menormalisasi maksiat, menganggap halal yang haram, serta menolak dalil dengan alasan duniawi. Itulah jalan yang membawa kepada kebinasaan.
Ringkasan Video Ustadz Khalid Basalamah
Dalam potongan ceramahnya, Ustadz Khalid Basalamah menekankan bahwa orang yang hidup dengan cahaya kebenaran akan terlihat dari amal perbuatannya. Mereka menebar manfaat, menjaga shalat, menghindari maksiat, dan hati mereka penuh ketenangan. Sebaliknya, mereka yang tersesat hidup dalam kebingungan, tidak punya arah, dan justru bangga dengan kesalahan yang mereka lakukan.
Beliau mengingatkan bahwa ukuran kebaikan bukanlah banyaknya harta, jabatan, atau pengaruh di dunia. Ukuran kebaikan adalah seberapa dekat kita dengan Allah, seberapa ikhlas kita menjalani syariat, serta bagaimana kita menjaga diri dari larangan-Nya.
Pentingnya Menjaga Hati
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Ketahuilah bahwa dalam jasad ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah, itu adalah hati.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hati yang terang dengan iman akan mudah menerima kebenaran. Namun hati yang dipenuhi maksiat dan kesombongan akan gelap, sehingga pemiliknya sulit melihat kebenaran meski jelas di depan mata.
Jalan Menuju Cahaya
Agar termasuk golongan yang terang dan tidak tersesat, seorang muslim perlu:
- Menjaga ibadah wajib seperti shalat, puasa, zakat, dan menjauhi yang haram.
- Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu agama agar tidak mudah tertipu oleh hawa nafsu dan syubhat.
- Bersahabat dengan orang shalih yang bisa mengingatkan kita pada Allah.
- Memperbanyak istighfar dan doa agar Allah menjaga hati tetap dalam cahaya iman.
Penutup
Perbedaan antara mereka yang terang dan mereka yang sesat sangatlah jelas. Orang yang terang akan hidup dengan ketenangan, keberkahan, dan keselamatan dunia-akhirat. Sedangkan orang yang sesat akan hidup dalam kebingungan, penuh dosa, dan pada akhirnya rugi di akhirat.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba yang selalu berada dalam cahaya hidayah-Nya, istiqamah dalam iman, dan dijauhkan dari jalan kesesatan.
