Inilah Manusia “SiPaling” Menurut Nabi

Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita dengar istilah “SiPaling”—seperti SiPaling tahu, SiPaling benar, atau SiPaling suci. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan orang yang merasa dirinya lebih baik dari orang lain. Dalam pandangan Islam, sifat seperti ini sangat berbahaya karena dapat menjurus pada kesombongan (kibr) yang menjadi akar banyak dosa.

Ustadz Khalid Basalamah dalam salah satu ceramah singkatnya menjelaskan bahwa Rasulullah ﷺ telah menyinggung golongan manusia seperti ini sejak 14 abad lalu. Mereka bukan hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga berpotensi kehilangan pahala amal salehnya di akhirat.


Ringkasan Kajian Ustadz Khalid Basalamah

Dalam video kajiannya, Ustadz Khalid Basalamah menyampaikan sabda Rasulullah ﷺ tentang orang yang bangkrut (muflis) di akhirat. Beliau mengutip hadis sahih riwayat Muslim, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut itu?”
Para sahabat menjawab: “Orang yang tidak punya dirham dan tidak punya harta.”
Lalu Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat, tetapi dia juga datang dengan membawa dosa karena telah mencaci maki orang lain, menuduh orang lain, memakan harta orang lain, menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Maka pahalanya diberikan kepada orang-orang yang dizaliminya, hingga jika pahalanya habis sebelum terbayar semua dosanya, dosa mereka ditimpakan kepadanya, lalu ia dilemparkan ke neraka.” (HR. Muslim)

Ustadz Khalid menegaskan bahwa inilah manusia “SiPaling” menurut Nabi ﷺ—orang yang rajin ibadah, namun sombong, merendahkan orang lain, atau mencaci sesama muslim. Mereka mengira dirinya paling benar, paling suci, paling ikhlas, padahal lisannya menyakiti banyak orang.


Ciri-Ciri “SiPaling” dalam Pandangan Islam

1. Merasa Lebih Baik dari Orang Lain

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan sebesar biji sawi.”
(HR. Muslim)

Ustadz Khalid menjelaskan bahwa kesombongan membuat seseorang menolak kebenaran dan merendahkan orang lain. Orang yang selalu menganggap dirinya lebih baik dari yang lain berarti telah kehilangan kerendahan hati (tawadhu’) yang menjadi ciri orang beriman.

2. Rajin Ibadah tapi Lupa Akhlak

“SiPaling” sering tampak religius dari luar—shalat tepat waktu, rajin sedekah, bahkan aktif berdakwah—namun lisannya mudah menyakiti, menuduh, dan menghina. Inilah yang berbahaya, karena ibadah tidak akan diterima jika akhlaknya rusak.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujurat: 11:

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi mereka (yang diperolok) lebih baik dari mereka…”

3. Enggan Introspeksi Diri

Orang yang merasa paling benar biasanya sulit menerima nasihat. Ia menilai dirinya sudah cukup berilmu dan tak butuh bimbingan. Padahal Allah SWT memuji hamba-hamba yang rendah hati dan selalu memperbaiki diri.
Dalam QS. Al-Furqan: 63, Allah berfirman:

“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati, dan apabila orang bodoh menyapa mereka dengan (kata-kata) yang menghina, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.”


Bahaya Menjadi “SiPaling” Menurut Ustadz Khalid Basalamah

Ustadz Khalid menjelaskan, sifat “SiPaling” tidak hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga menghapus pahala amal saleh. Orang yang suka menghina, mencela, atau merendahkan orang lain akan menanggung akibatnya di akhirat.

Setiap kali seseorang dizalimi dengan lisan atau perbuatan, maka sebagian pahala amal kita akan diberikan kepadanya. Jika pahala itu habis, dosa orang yang kita zalimi akan ditimpakan kepada kita.
Inilah yang dimaksud dengan orang yang muflis (bangkrut) di akhirat. Amal ibadahnya tampak banyak, namun habis dibayar untuk menebus dosanya kepada manusia lain.

Ustadz Khalid menegaskan bahwa sombong karena ilmu agama juga sangat berbahaya. Banyak orang yang mengutip ayat atau hadis untuk membenarkan dirinya, bukan untuk mencari ridha Allah. Padahal ilmu seharusnya membuat seseorang semakin takut dan tunduk kepada Allah SWT.


Cara Menghindari Sifat “SiPaling”

  1. Perbanyak Istighfar dan Muhasabah
    Introspeksi diri setiap hari agar tidak terjebak dalam kesombongan. Nabi ﷺ bersabda: “Setiap anak Adam pasti berbuat dosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi)
  2. Perbaiki Akhlak terhadap Sesama
    Rasulullah ﷺ bersabda: “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Abu Daud)
    Jangan biarkan ilmu dan ibadah membuat kita sombong terhadap orang lain.
  3. Doakan, Bukan Hina Orang yang Salah
    Jika melihat kesalahan saudara seiman, doakan agar Allah memberi hidayah, bukan justru mempermalukan atau mengoloknya di media sosial.
  4. Jaga Lisan dan Hati
    Nabi ﷺ bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Penutup

“SiPaling” dalam pandangan Nabi ﷺ bukanlah julukan lucu atau sekadar istilah, tetapi peringatan keras bagi setiap muslim agar tidak terjebak dalam kesombongan dan merasa paling benar.
Sebagaimana disampaikan oleh Ustadz Khalid Basalamah, orang yang demikian bisa menjadi muflis di akhirat—pahalanya habis karena menzalimi orang lain dengan lisan dan sikapnya.

Mari kita belajar rendah hati, menjaga lisan, dan beribadah dengan tulus hanya karena Allah. Karena ukuran kemuliaan bukan pada banyaknya amal yang terlihat manusia, tetapi pada keikhlasan dan akhlak yang diridhai Allah SWT.