Begadang sudah menjadi kebiasaan umum di zaman modern. Banyak orang menganggapnya hal sepele, padahal menurut Islam, begadang memiliki dampak serius bagi iman dan kesehatan. Ustadz Khalid Basalamah dalam salah satu kajiannya menegaskan bahwa tidur larut malam tanpa alasan syar’i dapat melemahkan spiritualitas dan fisik seseorang.
Beliau mengingatkan, malam adalah waktu yang Allah berkahi untuk istirahat dan mendekatkan diri kepada-Nya. Jika waktu itu dihabiskan untuk hal sia-sia seperti nongkrong, menonton, atau bermain gadget, maka hati akan keras, tubuh lemah, dan ibadah terganggu.
Ringkasan Ceramah Ustadz Khalid Basalamah
Dalam video singkatnya, Ustadz Khalid Basalamah menyampaikan bahwa begadang tanpa tujuan yang bermanfaat adalah kebiasaan yang dilarang dalam Islam. Rasulullah SAW tidak menyukai tidur terlalu larut kecuali untuk urusan penting, seperti ibadah malam atau diskusi ilmu agama.
Beliau menegaskan, orang yang sering begadang akan sulit bangun untuk shalat Subuh. Inilah dampak paling nyata dari kebiasaan buruk ini. Selain menurunkan kualitas ibadah, begadang juga merusak pola hidup sehat yang menjadi bagian dari sunnah Nabi.
Ustadz Khalid menambahkan, begadang karena pekerjaan dunia atau kesenangan semata menunjukkan kurangnya kesadaran terhadap waktu dan tanggung jawab sebagai hamba Allah.
Pandangan Islam tentang Waktu Malam
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan Kami jadikan malam sebagai waktu untuk beristirahat.”
(QS. An-Naba: 9)
Ayat ini menegaskan fungsi malam sebagai waktu untuk memulihkan tubuh dan jiwa. Malam bukan untuk menghabiskan waktu dengan kesibukan duniawi, melainkan untuk menenangkan hati dan memperbarui kekuatan rohani.
Dalam hadits sahih riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW disebutkan tidak menyukai berbicara atau berkegiatan setelah shalat Isya. Beliau memilih untuk tidur lebih awal agar bisa bangun malam dan bermunajat kepada Allah.
Itu sebabnya, para ulama menilai tidur awal dan bangun awal adalah tanda keberkahan hidup. Sedangkan begadang justru membuka pintu bagi kemalasan dan kelalaian dalam ibadah.
Dampak Begadang terhadap Iman
- Sulit Bangun untuk Shalat Subuh
Inilah dampak paling umum dari begadang. Ketika seseorang terlalu larut tidur, tubuhnya akan sulit terbangun saat waktu Subuh tiba. Akibatnya, ia kehilangan salah satu ibadah paling mulia di awal hari. - Menurunnya Semangat Ibadah
Orang yang begadang cenderung bangun dalam keadaan lemah dan tidak fokus. Shalatnya menjadi terburu-buru, dzikirnya berkurang, dan hatinya jauh dari ketenangan. - Meningkatnya Kecenderungan Maksiat
Waktu malam sering dimanfaatkan oleh syaitan untuk menjerumuskan manusia. Ketika seseorang terjaga di malam hari tanpa tujuan yang baik, peluang untuk membuka pintu dosa pun lebih besar — entah melalui tontonan haram, gosip, atau pembicaraan sia-sia. - Menghilangkan Berkah Waktu
Rasulullah SAW bersabda: “Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu pagi mereka.”
(HR. Tirmidzi)
Orang yang begadang akan kehilangan waktu pagi yang penuh berkah karena ia masih tertidur, sementara orang saleh sudah beribadah, bekerja, dan menuntut ilmu.
Dampak Begadang terhadap Kesehatan
Selain menggerus iman, begadang juga memberi dampak buruk bagi tubuh. Dalam pandangan Islam, menjaga kesehatan termasuk bagian dari ibadah. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atasmu.”
(HR. Bukhari)
Berikut beberapa dampak medis dari kebiasaan begadang:
- Menurunkan daya tahan tubuh. Kurang tidur membuat sistem imun melemah, sehingga mudah terserang penyakit.
- Meningkatkan stres dan gangguan mental. Otak yang tidak cukup istirahat akan sulit fokus dan mudah cemas.
- Meningkatkan risiko penyakit kronis. Begadang dalam jangka panjang berkaitan dengan obesitas, hipertensi, dan diabetes.
- Mengganggu keseimbangan hormon. Tidur larut malam menurunkan produksi hormon melatonin dan menyebabkan gangguan metabolisme.
Artinya, begadang bukan hanya berdampak spiritual, tapi juga mengancam kesehatan fisik.
Kapan Begadang Diperbolehkan?
Islam tidak melarang begadang secara mutlak, asalkan tujuannya baik dan tidak melalaikan kewajiban.
Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan bahwa begadang boleh dilakukan untuk:
- Beribadah malam (qiyamul lail).
Rasulullah SAW sering terjaga di malam hari untuk shalat Tahajud. - Mempelajari ilmu agama.
Jika digunakan untuk menuntut ilmu, begadang bernilai pahala. - Menolong orang atau urusan penting.
Seperti menjaga orang sakit atau pekerjaan darurat yang tak bisa ditunda.
Namun, jika begadang dilakukan untuk sekadar hiburan, ngobrol tanpa faedah, atau bermain media sosial hingga larut malam, maka itu termasuk perbuatan yang makruh bahkan bisa berdosa jika melalaikan kewajiban.
Cara Menghindari Kebiasaan Begadang
- Tidur setelah shalat Isya. Hindari aktivitas tidak penting setelah malam.
- Batasi penggunaan ponsel. Cahaya biru dari layar dapat mengganggu produksi hormon tidur.
- Niatkan tidur untuk ibadah. Tidur yang diniatkan agar kuat beribadah termasuk ibadah itu sendiri.
- Perbanyak doa sebelum tidur. Bacalah doa Rasulullah SAW:
“Bismika Allahumma ahya wa bismika amut.” (Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan aku mati). - Bangun di sepertiga malam terakhir. Inilah waktu mustajab untuk berdoa dan memohon ampunan.
Penutup
Begadang bukanlah gaya hidup seorang mukmin yang mencintai Allah dan Rasul-Nya. Seperti disampaikan Ustadz Khalid Basalamah, malam adalah waktu yang suci untuk beristirahat dan mendekat kepada Allah. Jangan tukar ketenangan malam dengan kesia-siaan duniawi.
Jagalah tubuh, hati, dan iman dengan tidur yang cukup dan niat yang benar. Karena siapa yang menjaga malamnya, Allah akan menjaga paginya.
