Harapan adalah salah satu anugerah terbesar yang Allah SWT berikan kepada manusia. Dalam hidup ini, setiap individu pasti menghadapi berbagai tantangan dan cobaan. Tanpa adanya harapan, seseorang bisa saja tenggelam dalam keputusasaan dan kehilangan arah hidup. Islam memberikan solusi bagi umatnya melalui harapan yang bersumber dari keimanan kepada Allah dan janji-Nya. Ustadz Muhammad Nurul Dzikri, dalam kajian-kajiannya, menekankan pentingnya harapan sebagai kunci dalam menghadapi segala bentuk ujian dan masalah hidup. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang peran harapan dalam Islam berdasarkan Al-Qur’an, hadis, dan pandangan dari Ustadz Muhammad Nurul Dzikri.
Harapan sebagai Bagian dari Iman
Harapan dalam Islam dikenal dengan istilah raja’, yaitu mengharapkan kebaikan dari Allah SWT. Harapan ini didasarkan pada keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini merupakan ketetapan Allah yang penuh dengan hikmah, dan Dia selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'” (QS. Az-Zumar: 53)
Ayat ini menegaskan bahwa meskipun kita sering melakukan kesalahan, kita tidak boleh berputus asa. Harapan harus tetap ada karena Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Ustadz Muhammad Nurul Dzikri sering mengingatkan bahwa selama kita masih hidup, kesempatan untuk memperbaiki diri dan meraih rahmat Allah selalu terbuka lebar.
Harapan Menguatkan dalam Ujian
Setiap orang pasti akan diuji oleh Allah SWT dalam berbagai bentuk, baik itu melalui kesulitan, kehilangan, atau musibah. Ujian ini bukanlah untuk menjatuhkan, melainkan untuk menguji kesabaran dan keimanan. Dalam menghadapi ujian tersebut, harapan kepada pertolongan Allah adalah kunci untuk tetap bertahan. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, ‘Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.'” (QS. Al-Baqarah: 155-156)
Ustadz Muhammad Nurul Dzikri dalam ceramahnya sering menekankan pentingnya bersabar dalam ujian. Harapan akan adanya pertolongan Allah dan keyakinan bahwa setiap ujian memiliki hikmah adalah modal utama seorang muslim untuk bertahan dalam kesulitan. Harapan ini juga merupakan bentuk dari tawakkal kepada Allah, yaitu menyerahkan segala urusan kepada-Nya setelah kita berusaha sebaik mungkin.
Hadis tentang Harapan
Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya harapan dalam berbagai hadis. Salah satunya adalah ketika beliau bersabda:
“Seandainya hari kiamat akan terjadi besok, lalu di tangan salah seorang di antara kalian ada bibit pohon kurma, maka tanamlah bibit itu.” (HR. Ahmad)
Hadis ini menggambarkan betapa besar peran harapan dalam Islam. Meskipun hari kiamat sudah sangat dekat, seorang muslim tetap diharuskan untuk berbuat baik dan beramal, dengan harapan bahwa setiap amal akan diterima oleh Allah dan memberikan manfaat, baik di dunia maupun di akhirat.
Ustadz Muhammad Nurul Dzikri menjelaskan bahwa harapan dalam hadis ini mengajarkan kita untuk tidak berputus asa, bahkan di saat-saat yang tampaknya tidak ada lagi harapan. Selalu ada kesempatan untuk berbuat baik dan meraih ridha Allah selama kita masih hidup.
Harapan Membawa Kedamaian Hati
Salah satu efek positif dari memiliki harapan adalah kedamaian hati. Ketika seseorang percaya bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya, dia tidak akan mudah merasa cemas atau khawatir. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Harapan yang dilandasi keimanan akan membuat hati menjadi lebih tenang dan tenteram. Ustadz Muhammad Nurul Dzikri sering menyampaikan bahwa dengan memiliki harapan kepada Allah, kita akan merasa bahwa hidup ini penuh dengan peluang dan kemungkinan, meskipun saat ini kita sedang menghadapi masalah besar.
Harapan Menghilangkan Putus Asa
Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh banyak orang adalah perasaan putus asa. Dalam Islam, putus asa adalah hal yang sangat dilarang, karena itu berarti seseorang telah kehilangan kepercayaan kepada rahmat Allah. Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah, kecuali orang-orang kafir.” (QS. Yusuf: 87)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa putus asa bukanlah sifat yang seharusnya dimiliki oleh seorang muslim. Ustadz Muhammad Nurul Dzikri menjelaskan bahwa seorang muslim yang benar-benar beriman harus selalu yakin bahwa pertolongan Allah akan datang, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun.
Cara Memupuk Harapan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Ustadz Muhammad Nurul Dzikri memberikan beberapa tips untuk memupuk harapan dalam kehidupan sehari-hari:
- Mendekatkan Diri kepada Allah: Memperbanyak ibadah seperti shalat, membaca Al-Qur’an, dan berdoa akan memperkuat keyakinan kita bahwa Allah selalu bersama kita.
- Berbaik Sangka kepada Allah: Dalam segala keadaan, selalu tanamkan dalam hati bahwa Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya dan bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti memiliki hikmah.
- Bersyukur atas Nikmat-Nya: Harapan akan tumbuh lebih kuat ketika kita selalu mengingat dan mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan, sekecil apa pun itu.
- Memperbaiki Amal: Harapan kita kepada Allah harus disertai dengan amal yang baik. Dengan memperbaiki amal kita, harapan kita akan semakin kuat dan Allah akan lebih dekat dengan kita.
- Meminta Bantuan dalam Doa: Salah satu cara terbaik untuk memupuk harapan adalah dengan selalu berdoa kepada Allah. Doa bukan hanya permohonan, tetapi juga bentuk komunikasi langsung dengan Sang Pencipta.
Harapan adalah kunci utama dalam menghadapi berbagai tantangan dan ujian dalam hidup. Ustadz Muhammad Nurul Dzikri mengajarkan bahwa harapan yang didasari pada iman kepada Allah dan janji-janji-Nya akan membuat seorang muslim lebih kuat dalam menghadapi segala bentuk cobaan. Dalam Islam, harapan bukan hanya sekadar optimisme, tetapi merupakan wujud keimanan yang kokoh kepada Allah SWT. Dengan memupuk harapan, kita tidak hanya akan lebih tenang, tetapi juga lebih dekat kepada Allah, serta lebih siap untuk menjalani kehidupan dengan penuh semangat dan keyakinan.