Islam adalah agama yang menjaga kehormatan dan harga diri setiap hamba. Salah satu bentuk penjagaan tersebut adalah larangan untuk tajassus, yaitu mencari-cari aib dan mengintip urusan orang lain. Larangan ini sangat jelas disebutkan dalam Al-Qur’an dan ditegaskan pula dalam hadis Nabi ﷺ.
Makna Tajassus dalam Islam
Tajassus berarti mengorek atau mencari tahu sesuatu yang tersembunyi dari orang lain, terutama hal-hal yang ingin mereka tutupi. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, tajassus bisa berupa:
- Mengintip rahasia orang lain.
- Membuka aib yang ditutupi.
- Menguping pembicaraan pribadi.
- Mencari-cari kesalahan orang untuk dijadikan bahan ghibah atau fitnah.
Allah ﷻ melarang perbuatan ini karena dapat merusak ukhuwah, menimbulkan kebencian, dan membuka pintu dosa besar lainnya.
Larangan Tajassus dalam Al-Qur’an
Allah ﷻ berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain…”
(QS. Al-Hujurat: 12)
Ayat ini jelas menegaskan bahwa tajassus adalah perbuatan yang dilarang. Seorang muslim diperintahkan menjaga persaudaraan, bukan malah merusaknya dengan membuka aib saudara sendiri.
Hadis Nabi tentang Tajassus
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Janganlah kalian saling mendengki, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi, dan jangan mencari-cari kesalahan orang lain. Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menekankan bahwa tajassus merusak persaudaraan. Islam mengajarkan untuk saling menjaga, bukan saling merugikan.
Ringkasan Kajian Ustadz Khalid Basalamah
Dalam video singkatnya, Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan bahwa salah satu dosa yang harus dihindari adalah tajassus. Beliau menegaskan bahwa Allah tidak menyukai seorang hamba yang sibuk mencari aib orang lain, sementara ia sendiri memiliki banyak kekurangan. Ustadz Khalid mengingatkan agar setiap muslim fokus memperbaiki diri sendiri dan tidak mencampuri urusan pribadi orang lain yang tidak perlu.
Beliau juga menekankan bahwa membuka aib saudara adalah dosa besar. Bahkan, siapa yang menutupi aib saudaranya di dunia, maka Allah akan menutupi aibnya di akhirat.
Bahaya Tajassus bagi Kehidupan Sosial
- Merusak persaudaraan – tajassus menimbulkan kebencian dan perpecahan.
- Menyuburkan fitnah – informasi yang dicari bisa saja tidak benar dan memicu ghibah.
- Mengundang murka Allah – karena melanggar larangan langsung dalam Al-Qur’an dan Hadis.
- Menghilangkan keberkahan hidup – orang yang sibuk mengurusi aib orang lain akan lalai memperbaiki dirinya.
Cara Menghindari Tajassus
- Fokus memperbaiki diri – sibukkan diri dengan introspeksi dan amal saleh.
- Menjaga lisan – tidak menyebarkan sesuatu yang belum tentu benar.
- Menghargai privasi orang lain – tidak mencampuri urusan pribadi kecuali diminta.
- Mendoakan kebaikan – jika mengetahui kekurangan saudara, doakan kebaikan, bukan membuka aibnya.
- Meneladani Rasulullah ﷺ – beliau selalu menutup aib sahabatnya dan mengajarkan kasih sayang.
Penutup
Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga kehormatan diri dan orang lain. Tajassus atau mencari-cari aib saudara adalah dosa besar yang dapat merusak ukhuwah dan mendatangkan murka Allah. Sebaliknya, menutupi aib orang lain akan mendatangkan kasih sayang dan ampunan Allah di dunia maupun di akhirat.
Mari kita perbanyak introspeksi diri, sibuk memperbaiki kekurangan kita, dan berhenti mencari kekurangan orang lain. Dengan begitu, ukhuwah Islamiyah tetap terjaga, hidup penuh berkah, dan kita terhindar dari dosa besar.
