Cara Membedakan Surah Makkiyah atau Madaniyah

Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar Rasulullah SAW yang diturunkan dalam rentang 23 tahun. Dalam kajian ulumul Qur’an, salah satu pembahasan penting adalah mengenal kategori surah-surah Makkiyah dan Madaniyah. Kedua kategori ini merujuk pada tempat serta konteks waktu turunnya ayat-ayat Al-Qur’an. Memahami perbedaan antara surah Makkiyah dan Madaniyah bukan hanya penting secara akademis, tetapi juga membantu umat Islam dalam memahami pesan-pesan Allah secara lebih mendalam sesuai dengan konteksnya.

1. Pengertian Surah Makkiyah dan Madaniyah

  • Surah Makkiyah
    Surah Makkiyah adalah ayat atau surah yang diturunkan sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, baik di Mekah maupun tempat lain. Penamaan “Makkiyah” lebih merujuk pada periode waktu sebelum hijrah, bukan semata-mata lokasi penurunannya.
  • Surah Madaniyah
    Surah Madaniyah adalah ayat atau surah yang diturunkan setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, baik ayat tersebut diturunkan di Madinah atau tempat lain.

Perbedaan ini membantu mengidentifikasi dinamika dakwah Rasulullah SAW, dari menghadapi tantangan keras kaum Quraisy di Mekah hingga membangun masyarakat Islam di Madinah.

2. Ciri-Ciri Surah Makkiyah

Rasulullah SAW menerima wahyu Makkiyah selama 13 tahun masa dakwah di Mekah. Surah-surah Makkiyah memiliki ciri-ciri khusus, antara lain:

  • Tema Aqidah dan Tauhid
    Surah Makkiyah menekankan pembahasan tentang keimanan, tauhid, hari akhir, dan sifat Allah SWT. Hal ini penting karena masyarakat Mekah pada waktu itu mayoritas penyembah berhala.
  • Ayat yang Pendek dan Puitis
    Gaya bahasa surah Makkiyah cenderung pendek, padat, dan puitis, sehingga mudah dihafal dan diingat. Ini relevan dengan kondisi masyarakat Mekah yang memiliki tradisi kuat dalam seni sastra.
  • Seruan Umum “Ya Ayyuhan Nas”
    Surah Makkiyah sering menggunakan panggilan universal seperti “Ya ayyuhan nas” (Wahai manusia), karena dakwah pada masa itu masih bersifat umum untuk seluruh umat manusia.

Contoh surah Makkiyah adalah Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.

3. Ciri-Ciri Surah Madaniyah

Setelah hijrah ke Madinah, wahyu-wahyu yang turun memiliki ciri khas sesuai dengan konteks sosial masyarakat Madinah yang lebih majemuk. Ciri-ciri surah Madaniyah antara lain:

  • Pembahasan tentang Hukum dan Muamalah
    Surah Madaniyah banyak membahas hukum syariat, seperti zakat, puasa, pernikahan, dan hukum pidana, karena masyarakat Madinah sudah siap menerima aturan-aturan Islam.
  • Ayat yang Panjang
    Ayat-ayat surah Madaniyah umumnya lebih panjang dan naratif dibandingkan Makkiyah, karena membahas detail hukum dan tata cara kehidupan bermasyarakat.
  • Seruan Khusus “Ya Ayyuhal Ladzina Amanu”
    Surah Madaniyah sering menggunakan seruan seperti “Ya ayyuhal ladzina amanu” (Wahai orang-orang yang beriman), karena dakwahnya lebih terarah kepada umat Islam yang sudah beriman.

Contoh surah Madaniyah adalah Surah Al-Baqarah, An-Nisa, dan Al-Maidah.

4. Manfaat Mengetahui Perbedaan Makkiyah dan Madaniyah

Memahami perbedaan antara Makkiyah dan Madaniyah memiliki manfaat besar, di antaranya:

  • Memahami Konteks Dakwah Rasulullah
    Membantu kita memahami tantangan yang dihadapi Rasulullah dalam menyampaikan dakwah di berbagai fase kehidupannya.
  • Mendalami Isi Al-Qur’an
    Surah Makkiyah mengajarkan dasar-dasar iman, sementara surah Madaniyah memperkuat implementasi hukum Islam. Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat merenungi isi Al-Qur’an dengan lebih baik.
  • Meningkatkan Kualitas Ibadah
    Mengetahui konteks turunnya ayat membantu kita mengamalkan pesan-pesan Al-Qur’an secara lebih relevan dan kontekstual.

5. Panduan Mengetahui Makkiyah atau Madaniyah

Para ulama memberikan beberapa panduan untuk membedakan Makkiyah dan Madaniyah, di antaranya:

  1. Berdasarkan Tempat dan Waktu
    Jika ayat turun sebelum hijrah, itu termasuk Makkiyah. Jika setelah hijrah, termasuk Madaniyah.
  2. Berdasarkan Kandungan Ayat
    Ayat yang membahas tauhid, hari kiamat, dan kisah umat terdahulu cenderung Makkiyah. Ayat yang membahas hukum syariat cenderung Madaniyah.
  3. Berdasarkan Gaya Bahasa
    Makkiyah lebih singkat dan puitis, sedangkan Madaniyah lebih panjang dan deskriptif.
  4. Berdasarkan Riwayat
    Para sahabat Rasulullah SAW sering meriwayatkan konteks turunnya ayat-ayat Al-Qur’an, yang membantu menentukan kategorinya.

6. Contoh Perbedaan dalam Surah

Sebagai ilustrasi, Surah Al-Baqarah (Madaniyah) menjelaskan hukum-hukum rinci tentang puasa, zakat, dan qishash. Sebaliknya, Surah Al-Ikhlas (Makkiyah) menekankan tauhid dengan penegasan:

“Katakanlah (Muhammad), Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.” (QS. Al-Ikhlas: 1)

Membedakan surah Makkiyah dan Madaniyah adalah bagian penting dari memahami Al-Qur’an. Surah Makkiyah berfokus pada penanaman akidah, sedangkan surah Madaniyah menekankan pengaturan syariat. Dengan memahami konteks dan karakteristik keduanya, kita dapat lebih mendalami pesan-pesan Al-Qur’an serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Mengetahui kategori surah juga mengajarkan kita untuk menghargai perjalanan dakwah Rasulullah SAW yang penuh perjuangan dan hikmah. Semoga Allah SWT memberi kita hidayah untuk terus mencintai Al-Qur’an dan mengamalkannya dengan baik.