Dalam kehidupan sehari-hari, manusia didorong untuk melakukan kebaikan. Namun, Islam mengajarkan bahwa kebaikan sejati bukanlah untuk mencari pujian atau popularitas, melainkan untuk mendapatkan ridha Allah ﷻ. Fenomena yang sering terjadi adalah sebagian orang berbuat baik agar dilihat dan dipuji orang lain, bukan karena Allah. Hal ini berbahaya karena dapat menghapus pahala dan termasuk dalam kategori riya.
Allah ﷻ berfirman:
“Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan memberikan bantuan.” (QS. Al-Ma’un: 4-7).
Ayat ini mengingatkan bahwa ibadah dan amal kebaikan yang dilakukan karena riya hanya akan mendatangkan kerugian.
Ringkasan Kajian Ustadz Khalid Basalamah
Dalam video singkatnya, Ustadz Khalid Basalamah menekankan bahaya besar berbuat baik untuk popularitas. Beliau menyampaikan bahwa amal yang diniatkan untuk mendapatkan sanjungan manusia akan sia-sia di hadapan Allah. Sebaliknya, amal kecil yang ikhlas akan bernilai besar di sisi Allah.
Beliau menegaskan bahwa orang yang berbuat baik hanya demi pencitraan sejatinya sedang merugikan diri sendiri. Mereka mungkin mendapatkan pujian di dunia, tetapi di akhirat tidak akan mendapatkan balasan apa pun.
Ikhlas sebagai Kunci Diterimanya Amal
Ikhlas berarti melakukan amal hanya untuk Allah ﷻ tanpa mengharapkan balasan dari manusia. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menjadi dalil utama bahwa amal baik tidak akan bernilai jika diniatkan untuk selain Allah.
Bahaya Berbuat Baik karena Popularitas
- Menghapus pahala amal
Amal kebaikan yang diniatkan untuk dipuji manusia akan ditolak oleh Allah. - Menumbuhkan sifat sombong
Orang yang ingin populer cenderung merendahkan orang lain demi menaikkan dirinya. - Hanya mendapatkan balasan dunia
Pujian, ketenaran, dan penghargaan mungkin diperoleh, tetapi tidak ada nilai akhirat.
Dalil Al-Qur’an dan Hadis
- Allah ﷻ berfirman: “Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan balasan amal mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di sana tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (balasan) di akhirat, kecuali neraka.” (QS. Hud: 15-16). Ayat ini menegaskan bahwa amal karena dunia hanya berbuah di dunia, tidak di akhirat.
- Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil.” Para sahabat bertanya, “Apakah syirik kecil itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Riya.” (HR. Ahmad). Hadis ini memperingatkan bahwa riya, termasuk berbuat baik untuk popularitas, adalah syirik kecil yang sangat berbahaya.
Cara Menjaga Keikhlasan
- Luruskan niat sebelum beramal
Pastikan hati hanya mengharap ridha Allah, bukan perhatian manusia. - Sembunyikan sebagian amal kebaikan
Tidak semua amal harus dipublikasikan, cukup Allah yang tahu. - Berdoa memohon keikhlasan
Rasulullah ﷺ mengajarkan doa agar dijauhkan dari riya dan sum’ah (ingin didengar). - Mengingat bahwa manusia tidak bisa memberi pahala
Hanya Allah yang mampu membalas kebaikan dengan sempurna.
Penutup
Amal kebaikan yang dilakukan demi popularitas hanyalah fatamorgana yang tidak bernilai di akhirat. Ustadz Khalid Basalamah menegaskan pentingnya menjaga keikhlasan agar amal diterima Allah ﷻ. Popularitas hanyalah fana, sementara ridha Allah adalah tujuan abadi seorang muslim.
Marilah kita berbuat baik dengan ikhlas, bukan untuk dipuji manusia, agar amal kita menjadi bekal berharga di hari kiamat.
