Tuntutan Orang Terdzalimi di Akhirat

Dalam kehidupan dunia, kezaliman sering kali terjadi tanpa disadari. Ada yang menzalimi dengan kata-kata, perbuatan, bahkan dengan sikap meremehkan sesama. Namun, Ustadz Khalid Basalamah dalam ceramah singkatnya mengingatkan bahwa tidak ada satu pun kezaliman yang akan dibiarkan oleh Allah SWT. Di akhirat nanti, semua akan dipertanggungjawabkan, terutama hak-hak manusia yang pernah dilanggar di dunia.

Ringkasan Materi Ustadz Khalid Basalamah

Dalam video ceramahnya, Ustadz Khalid Basalamah menyampaikan bahwa di akhirat, orang-orang yang terdzalimi akan mendapatkan kesempatan untuk menuntut keadilan kepada Allah SWT. Tidak ada lagi pengacara, tidak ada lagi kekuasaan dunia, dan tidak ada jalan untuk menghindar. Semua akan diselesaikan dengan keadilan sempurna.

Beliau menegaskan, seseorang bisa datang di hari kiamat dengan pahala yang sangat banyak — pahala shalat, puasa, zakat, dan amal saleh lainnya — tetapi karena pernah menzalimi orang lain, pahalanya akan diberikan kepada orang yang dizalimi. Jika pahala sudah habis, dosa orang yang terdzalimi akan dipindahkan kepada pelaku kezaliman. Inilah yang disebut dalam hadis sebagai “orang yang bangkrut di akhirat.”

Penjelasan Berdasarkan Hadis

Rasulullah SAW bersabda:

“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?”
Para sahabat menjawab, “Orang yang tidak punya dirham dan harta.”
Nabi bersabda, “Orang yang bangkrut dari umatku adalah yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat, namun ia pernah mencaci orang lain, menuduh orang lain, memakan harta orang lain, menumpahkan darah orang lain, dan memukul orang lain. Maka pahalanya akan diberikan kepada orang-orang yang pernah dizaliminya. Jika pahalanya telah habis sebelum dosa orang-orang itu dibayar, maka dosa mereka akan dipindahkan kepadanya, lalu ia dilemparkan ke neraka.”
(HR. Muslim)

Hadis ini menggambarkan betapa seriusnya konsekuensi dari kezaliman terhadap sesama manusia. Tidak cukup hanya beramal saleh secara ritual, karena hubungan antar manusia juga menjadi penentu keselamatan di akhirat.

Makna Kezaliman dan Bentuk-Bentuknya

Secara bahasa, dzalim berarti menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Dalam konteks syariat, kezaliman terbagi menjadi tiga:

  1. Kezaliman terhadap Allah SWT, yaitu menyekutukan-Nya (syirik). Allah berfirman: “Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13)
  2. Kezaliman terhadap sesama manusia, seperti mencuri, menipu, memfitnah, atau mengambil hak orang lain.
  3. Kezaliman terhadap diri sendiri, seperti melakukan dosa dan maksiat yang merugikan diri sendiri.

Dari ketiganya, kezaliman terhadap sesama manusia adalah yang paling berbahaya, karena Allah tidak akan mengampuni dosa tersebut sebelum yang dizalimi memaafkan.

Pertanggungjawaban di Akhirat

Allah SWT berfirman:

“Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun akan dirugikan walau seberat biji sawi pun; dan jika (amal itu) sebesar biji sawi pun pasti Kami mendatangkannya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al-Anbiya: 47)

Ayat ini menunjukkan bahwa sekecil apa pun perbuatan kita terhadap orang lain, akan diperhitungkan secara adil. Maka orang yang merasa pernah menzalimi orang lain hendaknya segera meminta maaf dan mengembalikan haknya sebelum ajal datang.

Menjaga Diri dari Kezaliman

Rasulullah SAW bersabda:

“Hati-hatilah terhadap kezaliman, karena kezaliman itu adalah kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Muslim)

Oleh karena itu, seorang mukmin hendaknya berhati-hati dalam setiap perkataan dan perbuatannya. Menjaga lisan agar tidak menyakiti, menjaga amanah agar tidak dikhianati, dan menjaga hak orang lain agar tidak terlanggar.

Hikmah dan Nasihat Ustadz Khalid Basalamah

Dalam penutup ceramahnya, Ustadz Khalid Basalamah menegaskan bahwa sebelum kita menuntut keadilan atas kezaliman orang lain, sebaiknya kita introspeksi diri: apakah kita juga telah berbuat zalim kepada orang lain? Jika iya, maka bertaubatlah dan minta maaf selama masih ada waktu. Karena di akhirat, permintaan maaf tidak lagi berguna — yang berbicara hanyalah amal dan keadilan Allah SWT.

Beliau mengingatkan bahwa memaafkan orang lain juga merupakan amalan mulia yang akan meninggikan derajat seseorang di sisi Allah. Seperti firman-Nya:

“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.” (QS. Asy-Syura: 40)

Maka, jadikan keadilan dan kasih sayang sebagai prinsip hidup. Jangan pernah meremehkan doa orang yang terdzalimi, karena Rasulullah SAW bersabda:

“Takutlah kepada doa orang yang terdzalimi, karena tidak ada penghalang antara doa itu dengan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Penutup

Setiap perbuatan akan mendapatkan balasannya. Jangan remehkan perasaan dan hak orang lain, karena di akhirat, semuanya akan dibuka dan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.