Saat Anak Melanggar, Apa Sikap Kita?

Mendidik anak adalah amanah besar yang Allah titipkan kepada setiap orang tua. Dalam prosesnya, tidak sedikit ujian yang datang—termasuk saat anak melakukan kesalahan atau pelanggaran. Sebagai orang tua, tentu ada dorongan untuk menegur, bahkan menghukum. Namun, Islam mengajarkan bahwa dalam setiap bentuk koreksi, harus ada hikmah, kesabaran, dan nilai tarbiyah (pendidikan).

Dalam ceramah singkatnya, Ustadz Khalid Basalamah mengingatkan pentingnya menjaga akhlak dan hikmah ketika menghadapi anak yang melakukan kesalahan. Bukan dengan amarah, tapi dengan pendekatan yang mendidik dan mencerminkan kasih sayang.

Tanggung Jawab Orang Tua dalam Islam

Allah ﷻ berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”
(QS. At-Tahrim: 6)

Ayat ini menunjukkan bahwa pendidikan anak bukan sekadar tanggung jawab duniawi, tapi juga bentuk penjagaan terhadap keselamatan akhirat keluarga.

Orang tua diperintahkan untuk mendidik, mengarahkan, dan menanamkan nilai-nilai Islam, termasuk ketika anak melakukan pelanggaran. Namun, pendekatannya harus mengandung kebijaksanaan dan bukan sekadar pelampiasan emosi.

Rasulullah ﷺ: Teladan dalam Mendidik Anak

Rasulullah ﷺ tidak pernah membentak anak-anak, bahkan ketika mereka salah. Beliau menunjukkan bahwa mendidik anak harus dilakukan dengan kasih sayang dan nasihat yang menyentuh hati.

Dalam sebuah riwayat disebutkan, Rasulullah ﷺ melihat seorang anak kecil makan dengan tangan kiri. Alih-alih memarahi, beliau dengan lembut menasihati:

“Wahai anak, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari yang dekat denganmu.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Ini menjadi contoh nyata bahwa nasihat yang lembut dan tepat waktu lebih efektif daripada bentakan atau kekerasan.

Saat Anak Melanggar, Apa Sikap Kita?

Dalam video singkatnya, Ustadz Khalid Basalamah menekankan bahwa orang tua tidak boleh serta-merta marah atau menghukum keras anak yang melanggar. Beberapa poin penting yang disampaikan antara lain:

  1. Tahan Emosi, Gunakan Akal dan Iman
    Ketika anak melakukan kesalahan, orang tua harus menenangkan diri terlebih dahulu. Jangan membuat keputusan atau bertindak saat marah.
  2. Pahami Sebab Pelanggaran
    Mungkin anak tidak paham bahwa perbuatannya salah, atau dia sedang mengalami tekanan. Memahami latar belakang kesalahan sangat penting sebelum bertindak.
  3. Jadikan Kesalahan Sebagai Momen Edukasi
    Gunakan bahasa yang mendidik dan jangan mempermalukan anak. Ajak bicara dari hati ke hati dan tanamkan nilai Islam dengan lembut.
  4. Konsistensi dalam Keteladanan
    Jangan larang anak melakukan sesuatu yang orang tuanya sendiri masih lakukan. Anak meniru bukan mendengar. Tunjukkan akhlak Islami dari perilaku sehari-hari.

Metode Islami dalam Mendidik Anak yang Melanggar

1. Memberi Teguran dengan Lembut

Teguran lembut tapi tegas memiliki efek lebih dalam dibanding teriakan. Anak akan lebih mudah menerima nasihat yang diberikan dengan hati yang tenang.

2. Doakan Anak dalam Sujud dan Tahajud

Doa orang tua sangat mustajab. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tiga doa yang tidak tertolak: doa orang yang dizalimi, doa musafir, dan doa orang tua untuk anaknya.”
(HR. Tirmidzi)

Jangan lupa untuk selalu mendoakan kebaikan untuk anak, terutama ketika mereka dalam masa pembentukan karakter.

3. Gunakan Hadiah dan Hukuman dengan Proporsional

Hadiah bisa menjadi motivasi positif, dan hukuman (tanpa kekerasan) bisa menjadi bentuk pengingat. Namun keduanya harus digunakan dengan seimbang dan tetap dalam batas syariat.

4. Bersabarlah, Karena Pendidikan Butuh Waktu

Tidak ada proses pendidikan yang instan. Allah mengajarkan kita untuk bersabar, karena perubahan karakter dan akhlak adalah proses bertahap.

Penutup

Menghadapi anak yang melanggar bukan hanya soal memberi hukuman, tapi bagaimana orang tua menjadikan momen itu sebagai pendidikan menuju akhlak yang lebih baik. Ustadz Khalid Basalamah mengingatkan bahwa anak adalah amanah dan ladang pahala, bukan beban emosi.

Dengan meneladani cara Rasulullah ﷺ dalam mendidik anak, kita akan lebih tenang, bijak, dan terarah dalam menyikapi pelanggaran yang terjadi. Semoga Allah memudahkan setiap orang tua dalam mendidik anak-anaknya menjadi generasi saleh dan salehah yang membanggakan dunia akhirat.