Ribath adalah sebuah amal luar biasa dalam Islam yang sering kali kurang dikenal oleh sebagian besar umat. Padahal, dalam banyak riwayat disebutkan bahwa ganjaran dari ribath sangatlah agung, bahkan bisa menjadi pelindung seseorang dari azab kubur dan neraka.
Dalam video singkatnya, Ustadz Khalid Basalamah menyampaikan pentingnya memahami dan menghidupkan semangat ribath dalam jiwa seorang Muslim. Ribath tidak semata-mata bermakna berjaga di medan perang, tetapi juga mencakup menjaga diri, agama, dan wilayah kaum muslimin dari serangan musuh serta dari kerusakan moral dan akidah.
Definisi Ribath dalam Islam
Secara bahasa, ribath berarti berjaga dan bersiaga. Dalam terminologi syariat, ribath berarti menjaga perbatasan wilayah kaum muslimin dari ancaman musuh, serta senantiasa bersiaga dalam mempertahankan agama Allah.
Allah ﷻ berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (dalam ribath) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
(QS. Ali Imran: 200)
Ayat ini menjadi dalil kuat atas keutamaan ribath, karena Allah menutup ayat tersebut dengan jaminan kemenangan dan keberuntungan.
Keutamaan Ribath Berdasarkan Hadis
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Ribath sehari di jalan Allah lebih baik daripada dunia dan seisinya. Dan siapa yang mati dalam keadaan ribath, maka amalnya terus mengalir dan dijaga dari fitnah kubur.”
(HR. Muslim)
Hadis ini sangat jelas menyatakan bahwa orang yang melakukan ribath diberi keistimewaan yang luar biasa: amalnya tetap dicatat meski telah wafat dan dia dijaga dari siksa kubur. Ini adalah keutamaan yang jarang dimiliki oleh amal-amal lain.
Ribath dalam Konteks Masa Kini
Dalam ceramahnya, Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan bahwa ribath tidak terbatas pada konteks peperangan fisik di perbatasan wilayah. Saat ini, ribath juga bisa bermakna menjaga akidah umat, menjaga masjid, menjaga perbatasan moral dan adab umat Islam dari serangan ideologi sesat atau budaya yang merusak.
Beberapa contoh aplikasi ribath masa kini:
- Penjaga Masjid: Orang yang menjaga masjid dari kerusakan, menciptakan keamanan bagi para jamaah, dan merawatnya untuk ibadah.
- Guru dan Dai: Mereka yang menjaga umat dari penyimpangan pemikiran dan membimbing ke jalan yang benar.
- Orang tua: Yang menjaga keluarganya dari maksiat dan mendidik anak-anak dalam iman.
Amalan yang Menghidupkan Semangat Ribath
1. Menjaga Waktu Shalat
Orang yang senantiasa menjaga waktu shalat dan melaksanakannya dengan khusyuk di awal waktu ibarat seorang prajurit yang berjaga di benteng keimanan.
2. Berdakwah dan Menyebarkan Kebaikan
Dakwah adalah bentuk pertahanan terhadap rusaknya akhlak dan akidah. Orang yang berdakwah dengan ilmu termasuk dalam lingkup ribath.
3. Menjadi Relawan di Jalan Allah
Relawan yang menjaga keamanan, menolong korban bencana, atau membantu sesama atas dasar iman termasuk bentuk ribath sosial.
4. Menjaga Perbatasan Digital
Di era media sosial, menjaga umat dari penyebaran hoaks, fitnah, dan konten negatif juga termasuk jihad informasi dan bentuk modern dari ribath.
Keutamaan Mati dalam Keadaan Ribath
Menurut Ustadz Khalid Basalamah, siapa pun yang wafat dalam keadaan sedang melaksanakan ribath, maka dia akan mendapat keutamaan berikut:
- Dihitung sebagai syahid.
- Amal ibadah tetap mengalir meski telah wafat.
- Dijaga dari fitnah kubur.
- Mendapatkan balasan besar di akhirat.
Keadaan ini menjadi impian banyak orang, namun hanya didapatkan oleh mereka yang ikhlas dan bersungguh-sungguh menjaga agama Allah.
Penutup
Ribath adalah bentuk penjagaan dan kesungguhan dalam membela agama, baik secara fisik maupun spiritual. Umat Islam perlu membangkitkan semangat ribath dalam kehidupan sehari-hari: menjaga shalat, keluarga, ilmu, dan lingkungan dari hal-hal yang bisa merusak keimanan.
Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk golongan yang senantiasa bersiaga dan menjaga agama ini dengan cara yang benar. Dan semoga kita diberi keutamaan seperti yang dijanjikan kepada mereka yang istiqamah dalam ribath.
