Kerabat yang Memutus Hubungan Keluarga

Menjaga silaturahmi adalah salah satu kewajiban utama dalam Islam. Hubungan keluarga bukan sekadar ikatan darah, tetapi juga amanah dari Allah SWT. Sayangnya, ada sebagian orang yang memilih untuk memutus hubungan dengan kerabatnya karena persoalan duniawi seperti warisan, bisnis, atau sekadar kesalahpahaman kecil. Padahal, dalam Islam, memutus silaturahmi termasuk dosa besar yang mendatangkan murka Allah SWT.

Dalam ceramah singkatnya, Ustadz Khalid Basalamah menekankan bahwa seseorang yang memutus hubungan keluarga akan mendapatkan ancaman berat dari Allah SWT, baik di dunia maupun di akhirat. Ringkasan dari video ceramah beliau di YouTube Shorts menegaskan bahwa betapapun sulitnya kondisi hubungan dengan keluarga, seorang muslim wajib berusaha menyambung kembali dan tidak boleh memutusnya. Bahkan jika pihak keluarga tidak menghargai, seorang mukmin harus tetap bersabar dan mencari cara terbaik untuk menjaga tali silaturahmi.

Pentingnya Silaturahmi dalam Islam

Silaturahmi adalah sarana untuk menjaga persatuan, memperkuat kasih sayang, dan mendatangkan keberkahan hidup. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa menjaga hubungan keluarga tidak hanya bernilai ibadah, tetapi juga memberikan dampak nyata berupa kelapangan rezeki dan umur yang penuh keberkahan. Sebaliknya, memutuskan hubungan akan membawa kerugian besar, baik di dunia maupun di akhirat.

Ancaman bagi Orang yang Memutus Silaturahmi

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa, kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah, yang ditulikan telinga mereka dan dibutakan penglihatan mereka.”
(QS. Muhammad: 22–23)

Ayat ini menjelaskan bahwa memutuskan silaturahmi termasuk dalam perbuatan yang menyebabkan kerusakan di muka bumi. Orang yang melakukannya akan mendapat laknat dari Allah SWT, yang berarti dijauhkan dari rahmat-Nya.

Bagaimana Menyikapi Kerabat yang Memutuskan Hubungan?

Islam mengajarkan bahwa sekalipun kerabat memutuskan hubungan, seorang muslim tetap dianjurkan untuk menyambungnya. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Bukanlah orang yang menyambung silaturahmi itu orang yang membalas kunjungan atau pemberian. Akan tetapi, orang yang menyambung silaturahmi adalah orang yang ketika diputuskan hubungan dengannya, ia tetap menyambungnya.”
(HR. Bukhari)

Artinya, standar silaturahmi dalam Islam bukan hanya sekadar balas kebaikan, melainkan kemampuan untuk terus menyambung hubungan meskipun pihak lain bersikap buruk.

Hikmah Menjaga Silaturahmi

  1. Mendapatkan Rahmat Allah – Silaturahmi adalah jalan untuk memperoleh kasih sayang dari Allah SWT.
  2. Menjadi Sarana Pemaafan – Dengan menjaga hubungan, hati lebih mudah untuk saling memaafkan.
  3. Menghindari Dosa Besar – Tidak memutus silaturahmi berarti menjauhi perbuatan yang dilaknati Allah.
  4. Menjaga Persatuan Umat – Ikatan keluarga yang kuat akan memperkokoh kehidupan bermasyarakat.

Penutup

Pesan dari Ustadz Khalid Basalamah melalui ceramah singkatnya adalah bahwa memutus hubungan keluarga adalah dosa besar yang harus dihindari. Betapapun sulit hubungan dengan kerabat, seorang muslim wajib menjaga dan berusaha memperbaiki. Dengan silaturahmi, Allah janjikan keberkahan rezeki, umur yang panjang, dan rahmat yang luas.

Mari kita introspeksi, apakah masih ada kerabat yang hubungannya renggang dengan kita? Jika ada, jangan tunda lagi untuk meminta maaf, memulai komunikasi, dan menyambung tali persaudaraan. Karena di balik silaturahmi, terdapat keberkahan dunia dan akhirat yang tidak ternilai.