Agama Islam – Diskusi soal hak asasi manusia dalam Islam: antara teori dan praktik akan menjadi topik utama artikel ini. Dalam hubungan sosial, hak asasi manusia adalah hal yang paling penting. Pengetahuan tentang HAM memastikan seseorang memiliki kebebasan, hak serta kewajiban tertentu dalam masyarakat.
Sayangnya, banyak yang tidak tahu bahwa konsep HAM pada Islam berbeda dengan HAM umum yang berlaku global. Perbedaan ini juga diperparah dengan perbedaan antara teori dan praktik HAM Islam ini.
Perbedaan Antara Hak Asasi Manusia Umum dengan yang Berlaku Dalam Islam
Sebelum bahas perbedaan teori dan praktik HAM Islam, mari pahami dulu perbedaanya dengan HAM yang umum dipahami secara global. Dalam hal ini, perbedaan akan bersumber dari Jurnal berjudul Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Islam, oleh Moh. Soleh.
Jurnal ini cukup tua karena keluaran 2018. Namun, ide-ide di dalamnya masih sangat tepat membahas perbedaan HAM Islam dan HAM umum. Berikut adalah penjelasan poin-poin perbedaan tersebut:
Perbedaan Sumber Hak Asasi
HAM yang dipegang oleh PBB beradsarkan ilmu filosofi barat yang telah dikembangkan oleh para ahli. Sedangkan HAM Islam berasal dari ajaran al-Qur‟an dan juga sunah Nabi Muhamad SAW.
Perbedaan ini tergolong restriktif. karena keduanya tidak libatkan pandangan budaya dan agama lain di dalamnya. Bisa dilihat bahwa pandangan filosofi budaya Timur Tengah, India, Amerika Latin dan China, tidak masuk dalam bahasan HAM PBB. Sedangkan Pandangan agama Protestan, Hindu, Buddha dan Taoism, tidak masuk pada pandangan HAM Islam.
Perbedaan Perspektif Hak Asasi
Hal yang menjadi pembeda lain adalah dasar perspektif. Pada HAM PBB yang umum, mereka hanya melihat hak asasi manusia adalah kedaulatan manusia dan tidak ada makhluk yang lebih berdaulat dari manusia. Pandangan ini disebut Antroposentris.
Sedangkan HAM Islam berpandangan Theocentris, yang artinya hak-hak manusia adalah berkah dan anugerah yang diberikan Allah SWT. Pandangan HAM Islam menitikberatkan bahwa manusia bukanlah yang mengontrol HAM ini.
Perbedaan Dari Sisi Pandangan Hak dan Kewajiban
HAM yang diterapkan oleh PBB saat ini mulai berubah perspektifnya. Dulu hanya melindungi hak dasar yang penting bagi manusia, tapi sekarang digunakan untuk mengejar banyak hak tanpa memperhitungkan kewajibannya.
Contoh saja hak LGBTQ+ yang sangat populer di dunia barat. Hal ini mengangkat standar mereka yang memiliki seksualitas yang tergolong minoritas. Namun, naiknya hak tentang LGBTQ+ menggerus kewajiban berkembang biak dari manusia.
Dalam pandangan HAM Islam, hal ini berbeda. Karena HAM berasal dari Allah SWT, manusia memiliki keharusan menjalankan kewajibannya sebelum mendapatkan hak yang telah ditentukan menurut ajaran Islam. Maka dari itu, pandangan kebebasan tidak menikah atau memiliki anak, sering ditentang jika berbicara soal HAM dalam perspektif Islam.
Perbedaan Keutamaan Dalam Hak Asasi Manusia
Jika melihat hak asasi manusia dalam Islam: antara teori dan praktik, Anda harus melihat keutamaan dalam konsepnya. Islam lebih mengutamakan HAM dengan pandangan kepentingan sosial lebih utama. Hal ini berpengaruh pada apa yang terbaik bagi masyarakat. Jadi, HAM Islam ini terkadang terkesan menekan individu, padahal demi kebaikan bersama.
Sedangkan HAM yang diangkat oleh PBB atau filosofi barat berdasarkan individualitas. Di sini kebebasan individu lebih diutamakan tanpa melihat efek luas terhadap masyarakat umum. Dasar keutamaan ini memastikan seseorang benar-benar bebas mengejar apapun yang ia inginkan dalam kehidupannya.
Perbedaan Pandangan Tentang Kepemilikan Hak Dasar
Kepemilikan hak dasar menurut HAM PBB ada pada individu manusia. Sedangkan dalam HAM Islam, hanya Allah SWT yang memilikinya. Manusia hanya diberi wewenang sementara atas hak tersebut.
Dari perspektif ini, Islam ingin menanamkan ilmu bahwa segala hal di dunia harus dirawat dan dimanfaatkan sebaik mungkin karena merupakan titipan. Sedangkan HAM PBB memberi kebebasan pada tiap manusia untuk pemanfaatan sumber daya tanpa batasan tanggung jawab yang jelas.
Perbedaan Teori dan Praktik Aplikasi Hak Asasi Manusia Dalam Islam
Dari perbedaan di atas, Anda dapat melihat bagaimana HAM Islam terkesan lebih baik dibandingkan HAM yang ditentukan dari ide barat. Namun, HAM Islam yang terlihat bagus ini berdasarkan teori, praktik HAM di dunia nyata akan sangat berbeda.
Dalam bahasan bagian ini, mari melihat perbedaan teori dan praktik HAM Islam. Perbedaan aplikasi inilah yang membuat masyarakat global memandang agama Islam tidak memiliki konsep HAM.
Terjadi Perbedaan Pandangan Hak Asasi Antar Umat Islam
Walaupun HAM menurut Islam berasal sama dari Allah SWT, penafsiran apa itu HAM Islam dan cara mengaplikasikannya sangat berbeda dengan kenyataan. Allah SWT memang sempurna dan menjadu sumber banyak kebaikan.
Namun, Anda perlu ingat bahwa yang menerapkan ilmu-ilmu dari al-Qur‟an dan juga sunnah Nabi Muhammad SAW adalah manusia. Penerapan yang berbeda ini terjadi karena pergerakan era, teknologi, perbedaan budaya dan lokasi.
Penerapan HAM di Indonesia soal busana perempuan masih bebas. Pemeluk Islam yang belum siap berhijab, masih boleh berpakaian biasa. Sedangkan di Iran aturan ini wajib dan bahkan memiliki hukuman kejam bagi yang melanggar. Pernah dilaporkan pada April 2023 lalu, seorang wanita meninggal di tahanan karena melanggar aturan berhijab.
Apakah penerapan aturan hijab hingga menyebabkan kematian masih tergolong HAM? Tentu dalam Islam sendiri, hijab adalah wajib, tapi bukankah pendekatan yang lebih manusiawi lebih baik daripada mencabut nyawa seseorang?
Anda juga bisa buktikan dengan mendengar ceramah dari Imam Tom Facchine di YouTube. Anda bisa atur CC video ini untuk subtitle bahasa Indonesia untuk lebih memahami isi video. Dalam video tersebut Imam Tom Facchine memberi gambaran yang restriktif soal HAM Islam.
Ia membandingkan HAM Islam dengan HAM yang dipercaya Amerika. HAM di Amerika memang lebih materialistik dan mengejar kebebasan sebesar-besarnya bagi individu. Namun, dalam pembicaraan ini, tidak terdengar perspektif HAM lain.
Bayangkan jika topik ini mengangkat HAM berdasarkan Pancasila yang berusaha menyatukan HAM Islam dengan HAM PBB. Pasti pembicaraan lain. Ternyata pandangan Imam asal Amerika ini berbeda dengan Imam yang banyak tekankan HAM di Indonesia.
Batasan Hak Asasi Manusia dalam Islam Berbeda di Tiap Tempat
Secara teori, Islam memang mendukung HAM untuk kebebasan manusia selama hal tersebut diimbangi dengan kewajiban. Namun, aspek ini penerapannya terasa kurang baik dan tidak merata. Tiap tempat memiliki ide berbeda soal bagaimana menerapkan ham ini.
Contoh saja soal kebebasan prestasi olahraga. Coba melihat perlakukan atlet wanita dari negara Indonesia dengan negara Islam lain. Di Indonesia, atlet wanita diberi dukungan sejak sebelum tahun 2000. Namun, di Saudi Arabia misalnya, atlet wanita baru diperbolehkan bersaing di tahun 2012 pada Olimpiade London.
Bukankah pilihan menjadi atlet mengharumkan nama negara itu baik? Namun, dalam aturan Islam di Arab Saudi, hal ini sangat berbeda dengan perspektif Indonesia. Coba banyak baca soal Islam dan Olahraga: Sejarah dan Panduan untuk Atlet Muslim di Internet. Pasti tiap negara yang memiliki mayoritas Islam akan memiliki panduan berbeda soal ini.
Hak Asasi Manusia Dalam Islam Selalu Terpengaruh Politik
HAM dalam Islam tidak dapat digunakan baik tanpa adanya peranan politik. Di Indonesia, Pancasila menentukan HAM secara umum dan bukan HAM Islam. Faktor ini membuat masyarakat Islam di Indonesia menggunakan Praktik HAM yang lebih terbuka.
Sedangkan pemerintahan di Timur Tegah yang didominasi politik Syariah, menekankan aturan Islam lebih kaku. Hal ini mengakibatkan praktik HAM Islam yang digunakan terkesan menekan. Terutama untuk golongan-golongan tertentu seperti wanita ataupun pemeluk agama lain.
Kesimpulan Tentang Hak Asasi Manusia Dalam Islam
Dari bahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa HAM yang dari PBB dan HAM berdasarkan Islam sangat berbeda. Konsep yang berbeda menyebabkan pemahaman keduanya terasa sangat bertolak belakang. Padahal, aturan HAM ini sama-sama ditujukan untuk dalam dunia.
Hal yang perlu ditekankan lagi adalah penggunaan HAM Islam di dunia nyata sangat berbeda. Teori HAM Islam sangat baik dan tergolong superior dibanding HAM PBB. Namun, saat diaplikasikan dalam dunia nyata, banyak perbedaan yang dilakukan antar penganut Islam.
Hasilnya, banyak pihak merasa HAM Islam terasa kurang baik, walaupun yang diajarkan Allah SWT sudah sempurna. Kunci masalahnya adalah pada ilmu interpretasi manusia yang mempraktekkan HAM Islam tersebut. Semoga bahasan di atas membuat Anda lebih paham soal hak asasi manusia dalam Islam: antara teori dan praktik.