Istiqamah adalah salah satu sifat agung yang mencerminkan keteguhan seorang Muslim dalam menjalankan agama. Dalam video singkat ceramahnya, Ustadz Khalid Basalamah menegaskan bahwa istiqamah bukanlah tentang sempurna, tetapi konsisten dalam memperbaiki diri, dalam ketaatan kepada Allah, dan menjauhi maksiat. Ia menyebut bahwa di antara ciri orang yang istiqamah adalah tetap menjaga salat, menjauhi perbuatan dosa yang sudah ditinggalkan, dan senantiasa berada di jalan taubat.
Lalu, apa sebenarnya makna istiqamah dalam pandangan Islam? Dan bagaimana ciri-ciri seorang Muslim yang benar-benar istiqamah?
Pengertian Istiqamah dalam Islam
Secara bahasa, istiqamah berarti tegak lurus, konsisten, dan tidak menyimpang. Dalam istilah syariat, istiqamah adalah keteguhan hati dan amal dalam menaati Allah SWT, secara terus-menerus dan tanpa menyimpang ke kanan maupun ke kiri.
Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami ialah Allah’, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqamah), maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): ‘Janganlah kamu takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu’.”
(QS. Fussilat: 30)
Ayat ini menegaskan bahwa istiqamah adalah jalan menuju ridha Allah dan surga-Nya. Bahkan, para malaikat sendiri menyampaikan kabar gembira bagi mereka yang istiqamah hingga akhir hayat.
Ciri-Ciri Muslim yang Istiqamah
Berikut adalah beberapa ciri utama dari seorang Muslim yang istiqamah, sebagaimana dijelaskan oleh Ustadz Khalid Basalamah dan didukung oleh dalil Al-Qur’an dan Hadis:
1. Menjaga Salat Lima Waktu
Salat adalah tiang agama. Orang yang istiqamah tidak akan meninggalkan salat, bahkan berusaha memperbaiki kualitasnya. Dalam QS. Al-Ma’arij: 34 disebutkan bahwa orang-orang yang senantiasa memelihara salatnya adalah penghuni surga.
Salat juga menjadi indikator utama apakah seseorang sedang dalam keadaan taat atau lalai. Ustadz Khalid menegaskan bahwa jika salat sudah tidak dijaga, maka tanda lemahnya keistiqamahan telah muncul.
2. Tidak Mengulangi Dosa yang Sudah Ditinggalkan
Dalam video ceramahnya, Ustadz Khalid menekankan bahwa orang yang istiqamah adalah orang yang tidak kembali kepada dosa-dosa yang dulu pernah ia tinggalkan. Jika seseorang sudah meninggalkan musik, zina, ghibah, atau kebiasaan buruk lainnya, maka ia akan berjuang untuk tidak mengulanginya, meski dengan godaan dunia yang besar.
Ini sejalan dengan firman Allah dalam QS. An-Nisa: 31:
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang, niscaya Kami hapuskan kesalahan-kesalahanmu dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).”
3. Senantiasa Bertaubat dan Memperbaiki Diri
Seorang Muslim yang istiqamah sadar bahwa ia bukanlah makhluk yang sempurna. Maka ketika ia tergelincir, ia cepat kembali kepada Allah dengan taubat, bukan menunda-nunda atau mengabaikan kesalahan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap anak Adam pasti melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat.”
(HR. Tirmidzi)
Ini adalah salah satu ciri utama orang yang istiqamah — selalu ingin lebih baik hari demi hari, tidak nyaman dalam maksiat, dan senantiasa mengevaluasi diri.
4. Konsisten dalam Amal Shalih
Ustadz Khalid juga menjelaskan bahwa istiqamah berarti tidak hanya semangat di awal, tapi tetap beramal dalam keadaan lapang maupun sempit. Ini selaras dengan sabda Nabi ﷺ:
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling konsisten, walaupun sedikit.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Konsistensi inilah yang menjadi tanda bahwa hati seseorang telah kokoh dalam agama.
5. Berpegang Teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah
Orang yang istiqamah menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai kompas hidupnya. Ia tidak mudah terombang-ambing oleh pendapat manusia, popularitas, atau tekanan sosial. Prinsip hidupnya kuat karena bersandar pada dalil, bukan nafsu.
Allah berfirman:
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang-orang yang telah taubat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas.”
(QS. Hud: 112)
Ayat ini bahkan disebut oleh Rasulullah ﷺ sebagai ayat yang membuat rambut beliau beruban, karena beratnya perintah untuk istiqamah.
Penutup
Istiqamah bukan sekadar bertahan dalam iman, tapi tentang tumbuh dalam keimanan setiap waktu, melawan godaan dunia, dan terus memperbaiki diri. Ustadz Khalid Basalamah mengingatkan bahwa istiqamah adalah perjalanan, bukan tujuan akhir.
Setiap Muslim hendaknya menjadikan istiqamah sebagai prinsip hidup. Jangan puas hanya karena sudah hijrah atau sudah meninggalkan satu dosa — tapi teruslah melangkah ke arah yang lebih baik, lebih taat, dan lebih dekat dengan Allah.
Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk golongan orang-orang yang istiqamah dan wafat dalam keadaan husnul khatimah. Aamiin.