Konflik adalah hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan sosial. Baik dalam rumah tangga, pekerjaan, masyarakat, maupun bahkan di kalangan umat Islam sendiri. Namun tahukah kita bahwa banyak konflik yang terjadi bukan karena masalah besar, melainkan karena hal-hal kecil yang dibiarkan berlarut-larut, tidak ditangani dengan bijak, atau karena ketidakmampuan dalam menjaga lisan dan adab?
Ustadz Khalid Basalamah dalam sebuah ceramah singkatnya menyampaikan bahwa penyebab utama konflik adalah tidak adanya kontrol terhadap emosi dan lisan, serta kurangnya pemahaman terhadap adab Islam dalam menyikapi perbedaan dan situasi.
Ringkasan Materi Video: Akar Masalah Banyak Konflik
Dalam potongan video pendek, Ustadz Khalid Basalamah menyampaikan bahwa banyak konflik dalam kehidupan ini muncul karena manusia tidak menahan diri, tergesa-gesa dalam bicara, dan tidak berpikir panjang atas dampak ucapan serta sikapnya. Ia mencontohkan bagaimana lisan yang tajam, prasangka buruk, serta tidak adanya komunikasi yang sehat menjadi penyebab utama retaknya hubungan, bahkan antar saudara Muslim.
Ustadz Khalid mengingatkan kita untuk lebih banyak diam daripada berbicara yang tidak bermanfaat, dan lebih memilih menyelesaikan masalah dengan hikmah dan akhlak yang baik sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ.
Al-Qur’an: Menjaga Lisan dan Menghindari Fitnah
Allah SWT telah memperingatkan umat Islam agar menjaga lisan dan menjauhi prasangka buruk, sebagaimana dalam firman-Nya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain…”
(QS. Al-Hujurat: 12)
Ayat ini menjadi dasar penting dalam membangun hubungan sosial yang sehat. Ketika manusia saling menuduh, menggunjing, dan memelihara prasangka, maka konflik menjadi tidak terhindarkan.
Hadis: Islam Mengajarkan Untuk Menjaga Hubungan
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa menjaga lisan adalah ciri keimanan. Ketika setiap Muslim menjaga perkataannya, konflik bisa dihindari. Sebaliknya, ucapan yang tidak dikontrol bisa menyulut api pertengkaran bahkan perpecahan.
Sebab-Sebab Umum Terjadinya Konflik
Berikut beberapa penyebab konflik yang dijelaskan Ustadz Khalid dan diperkuat dalam syariat Islam:
- Tidak menjaga lisan – Ucapan yang menyakitkan hati orang lain, bergosip, atau menyebarkan fitnah menjadi awal dari konflik.
- Prasangka buruk (su’uzhan) – Tanpa bukti, orang langsung menilai buruk niat atau perbuatan orang lain.
- Tidak mendengarkan dengan baik – Banyak konflik terjadi karena hanya ingin didengar, bukan mendengar.
- Kurang sabar – Reaksi spontan tanpa berpikir panjang seringkali memperbesar masalah kecil.
- Tidak adanya niat memperbaiki hubungan – Sikap egois dan enggan meminta maaf atau memaafkan memperpanjang konflik.
Solusi Islam dalam Menyikapi Konflik
Islam adalah agama yang membawa perdamaian, kasih sayang, dan solusi. Rasulullah ﷺ adalah teladan dalam menyelesaikan konflik dengan lembut, sabar, dan hikmah. Beberapa cara menyikapi konflik dalam Islam antara lain:
- Bersikap tenang dan sabar ketika menghadapi provokasi.
- Memilih diam jika ucapan kita berpotensi menyakitkan orang lain.
- Mengedepankan husnudzan (prasangka baik) dan tidak terburu-buru menilai.
- Segera meminta maaf dan memberi maaf, sebagaimana dalam QS. Ali Imran: 134: “…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.”
- Bermusyawarah dan berdiskusi dengan cara yang baik, tidak memaksakan pendapat sendiri.
Pentingnya Menjaga Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah Islamiyah adalah ikatan persaudaraan yang dibangun atas dasar keimanan. Menjaga ukhuwah adalah perintah Allah dan sunnah Nabi, karena umat Islam ibarat satu tubuh. Jika satu bagian sakit, maka seluruh tubuh akan merasakannya.
Konflik yang tidak diselesaikan akan memutus ukhuwah dan membuka celah bagi setan untuk masuk dan memperburuk keadaan. Maka dari itu, setiap Muslim perlu berperan aktif dalam memperbaiki hubungan, bukan memperparah.
Kesimpulan: Mari Menjadi Pencipta Kedamaian
Konflik memang tidak bisa dihindari sepenuhnya, tetapi cara kita menyikapi konflik akan menentukan apakah konflik itu menjadi berkah atau bencana. Umat Islam hendaknya meneladani akhlak Rasulullah ﷺ yang penuh kelembutan, sabar, dan hikmah dalam menyelesaikan konflik.
Jangan biarkan lisan dan prasangka menjadi pemicu perpecahan. Jadilah pribadi yang mencintai perdamaian, mampu menahan diri, dan siap memperbaiki hubungan demi menjaga ukhuwah Islamiyah yang kuat.