Shalat adalah tiang agama, fondasi utama yang membedakan antara seorang Muslim dan yang bukan. Namun, di zaman modern ini, banyak orang yang lalai—bukan karena tidak shalat, tapi karena sering menunda-nunda waktu shalat tanpa uzur. Perilaku ini tampak sepele, tetapi dalam pandangan Islam, menunda shalat adalah bentuk kelalaian yang bisa berdampak besar pada keimanan seseorang.
Dalam video ceramah pendek Ustadz Khalid Basalamah di YouTube Shorts, beliau menjelaskan bahwa menunda-nunda shalat bukanlah sikap seorang Muslim yang bertakwa. Orang yang suka menunda shalat hanya akan terus dikendalikan oleh hawa nafsu dan godaan setan, hingga akhirnya shalat terasa berat dan bahkan bisa ditinggalkan sama sekali.
Bahaya Menunda-nunda Shalat
Menunda shalat berarti melalaikan perintah langsung dari Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Maka datanglah setelah mereka pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan mengikuti hawa nafsu, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.”
(QS. Maryam: 59)
Ayat ini menunjukkan bahwa menunda shalat bukan hanya soal waktu, tetapi juga tanda bahwa seseorang sedang tunduk pada hawa nafsu dan meninggalkan ketundukan kepada Allah. Ini bukan hanya soal keterlambatan, tetapi bisa menjadi pintu menuju kerusakan spiritual yang lebih besar.
Ancaman Bagi Orang yang Melalaikan Waktu Shalat
Allah berfirman dalam surat Al-Ma’un:
“Maka celakalah orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.”
(QS. Al-Ma’un: 4-5)
Imam Ibnu Katsir menafsirkan bahwa yang dimaksud “lalai dari shalat” adalah orang yang menunda-nunda waktu shalat hingga hampir keluar dari waktunya atau bahkan melewatkannya tanpa uzur. Ini menunjukkan bahwa menunda shalat bukan perkara ringan, bahkan bisa menjadikan seseorang tergolong dalam orang-orang yang terancam celaka.
Ustadz Khalid dalam ceramahnya juga menekankan bahwa orang yang suka menunda shalat akan sulit mendapatkan ketenangan dalam hidup. Hati mereka gelisah, rezekinya tidak berkah, dan kehidupannya penuh kegelisahan karena sholat adalah sumber kekuatan dan ketenangan yang diabaikan.
Keteladanan Rasulullah ﷺ dalam Menjaga Waktu Shalat
Rasulullah ﷺ sangat menjaga waktu shalat. Bahkan dalam kondisi sakit, perang, atau hujan lebat, beliau tidak pernah melalaikan waktu shalat. Dalam hadis disebutkan:
“Amalan yang paling dicintai Allah adalah shalat pada waktunya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Ini menunjukkan bahwa shalat tepat waktu adalah bentuk nyata cinta dan ketaatan kita kepada Allah. Orang yang benar-benar mencintai Allah akan segera menyambut panggilan-Nya, bukan malah menundanya karena pekerjaan, media sosial, atau kesibukan dunia lainnya.
Tips Menghindari Menunda Shalat
- Pasang pengingat adzan di ponsel dan segera hentikan aktivitas ketika adzan berkumandang.
- Jangan menunggu “nanti” — biasakan shalat di awal waktu untuk membentuk karakter disiplin dan tunduk pada Allah.
- Perkuat niat dan kesadaran bahwa shalat bukan beban, tapi kebutuhan jiwa.
- Ingat kematian, karena tidak ada yang tahu apakah masih sempat shalat nanti.
- Lingkungan yang baik akan mendorong kita shalat tepat waktu. Dekatlah dengan orang-orang yang gemar menjaga waktu shalat.
Menunda Shalat adalah Tipu Daya Setan
Dalam ceramahnya, Ustadz Khalid menjelaskan bahwa setan tidak langsung membuat orang meninggalkan shalat, tetapi perlahan-lahan: mulai dari menunda, merasa malas, lalu lupa, hingga akhirnya meninggalkan. Inilah jebakan halus setan yang sering tak disadari.
Ketika seseorang berkata “nanti saja shalatnya,” maka itu adalah awal kehancuran spiritual. Ketundaan itu akan menjadi kebiasaan, dan kebiasaan bisa menjadi karakter. Jika tidak segera diubah, maka celakalah orang itu sebagaimana ancaman Allah dalam Al-Ma’un.
Penutup: Jangan Tunda Shalat, Jangan Tunda Taubat
Shalat adalah bentuk kasih sayang Allah kepada kita. Dia tidak memerlukan ibadah kita, justru kita yang membutuhkan shalat untuk menenangkan jiwa dan membersihkan hati dari dosa.
Menunda shalat bukan hanya sekadar urusan waktu, tetapi indikator keimanan, kedisiplinan, dan kecintaan kita kepada Allah. Jadikan shalat sebagai prioritas, bukan opsi terakhir setelah semua urusan dunia selesai.
Semoga Allah memberikan taufik dan kekuatan kepada kita semua untuk senantiasa menjaga shalat di awal waktu. Ingatlah, tidak ada jaminan hidup hingga waktu shalat berikutnya. Maka jangan tunda-tunda, karena kematian bisa datang kapan saja.