Anjuran Berteman Baik minimal 4 Orang

Persahabatan dalam Islam bukan sekadar hubungan sosial, melainkan bagian dari ibadah dan sarana untuk saling menguatkan dalam kebaikan. Ustadz Khalid Basalamah dalam salah satu ceramah singkatnya menekankan pentingnya seorang Muslim memiliki teman-teman yang baik, bahkan dianjurkan minimal empat orang sahabat yang bisa menjadi penopang iman dan amal shalih.

Ringkasan Ceramah Ustadz Khalid Basalamah

Dalam video singkat beliau, Ustadz Khalid Basalamah menyampaikan bahwa berteman baik bukanlah sekadar untuk menemani di dunia, melainkan juga untuk menolong kita di akhirat. Beliau menekankan bahwa seorang Muslim sebaiknya memiliki minimal empat sahabat dekat yang bisa menjaga dirinya dari perbuatan dosa, mengingatkan ketika lalai, serta menjadi penyemangat dalam kebaikan.

Beliau juga menjelaskan bahwa jika seseorang hanya punya sedikit teman shalih, maka bisa jadi ia mudah goyah ketika menghadapi ujian hidup. Dengan adanya lebih dari satu sahabat yang baik, seorang Muslim akan selalu punya lingkaran dukungan yang kuat untuk menegakkan agama Allah.

Persahabatan dalam Perspektif Al-Qur’an

Al-Qur’an dengan jelas menggambarkan pengaruh teman dalam kehidupan manusia. Allah berfirman:

“Dan (ingatlah) hari ketika orang yang zalim menggigit kedua tangannya seraya berkata: ‘Aduhai, kiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrabku.'”
(QS. Al-Furqan: 27)

Ayat ini menjadi peringatan bahwa sahabat buruk dapat menjerumuskan kita pada penyesalan di akhirat. Maka, memilih sahabat yang shalih adalah bagian dari menjaga keselamatan iman kita.

Selain itu, Allah juga menekankan pentingnya saling menolong dalam kebaikan:

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.”
(QS. Al-Maidah: 2)

Ayat ini menjadi dasar bahwa persahabatan harus dibangun di atas prinsip saling menolong menuju takwa.

Hadis tentang Pentingnya Sahabat Shalih

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa yang ia jadikan teman.”
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Hadis ini menegaskan bahwa sahabat sangat menentukan arah hidup seseorang. Jika berteman dengan orang shalih, kita akan terdorong kepada kebaikan. Sebaliknya, berteman dengan orang yang buruk bisa menjerumuskan pada maksiat.

Hikmah Memiliki Minimal Empat Sahabat Baik

Mengapa dianjurkan minimal empat sahabat? Dalam kehidupan, kita menghadapi banyak sisi ujian: harta, keluarga, pekerjaan, iman, dan sosial. Dengan memiliki lebih dari satu sahabat shalih, kita akan mendapat dukungan yang lebih beragam:

  1. Sahabat yang mengingatkan ibadah – Menjadi pengingat shalat, tilawah, dan amal sunnah.
  2. Sahabat yang memberi nasihat – Mengingatkan dengan bijak saat kita salah.
  3. Sahabat yang mendukung dalam kesulitan – Membantu secara fisik maupun doa.
  4. Sahabat yang menjadi teladan – Memberi contoh nyata dalam berakhlak mulia.

Keempat tipe sahabat ini akan membuat kehidupan seorang Muslim lebih terarah, seimbang, dan tetap dalam jalan Allah.

Dampak Buruk Sahabat yang Salah

Sebaliknya, jika seseorang salah memilih sahabat, dampaknya sangat besar. Sahabat yang buruk bisa:

  • Mengajak kepada maksiat.
  • Membuat kita jauh dari ibadah.
  • Menyebabkan hati keras dan lalai.
  • Membawa penyesalan di akhirat.

Rasulullah ﷺ pernah memberikan permisalan yang indah tentang sahabat:

“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu hadiah, atau engkau membeli darinya, atau engkau akan mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi percikan apinya mengenai pakaianmu, atau engkau akan mendapatkan bau yang tidak sedap darinya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Penutup

Islam mengajarkan bahwa persahabatan adalah jalan menuju keselamatan. Sahabat yang baik akan menjadi cahaya dalam kegelapan, penguat dalam ujian, dan penolong di akhirat. Seorang Muslim dianjurkan memiliki minimal empat sahabat yang shalih, sehingga ia memiliki lingkaran dukungan yang kokoh.

Mari kita introspeksi: sudahkah kita memiliki sahabat-sahabat yang membawa kita lebih dekat kepada Allah? Dan lebih penting lagi, sudahkah kita menjadi sahabat yang baik bagi orang lain?